13 - GEMPAR

4 4 0
                                    

13
GEMPAR


Teriakan membahana
Hilang sudah rasa yang terpatri
Ia berlari bak kehilangan induk
Hiruk pikuk dan kebisingan
Menguar dengan rasa ketakutan
Aku berseru tak ada yang menghiraukan
Diamlah!

***

Kapal induk Bumi didatangi oleh kapal-kapal asing. Mereka bak hendak menyerbu. Tidak satu atau dua, tujuh di antaranya sudah mengepung kapal yang berisi replika bentuk bumi itu.

"Jangan khawatir, mereka teman!" Sora memberi pengertian pada Pangeran Demi dan Patih Dera saat melihat wajah kedua orang itu tampak tegang.

"Siapa mereka?" Pangeran Demi bertanya pada Sora. Penasihatnya sepertinya mengenal betul siapa pengendara kapal-kapal asing itu sampai menyebutnya teman.

"Izinkan dulu mereka turun, Pangeran. Aku akan memperkenalkan mereka." Sora meminta dengan hormat. Ia masih saja tampak sopan dengan menundukkan kepala dan badannya yang tua.

"Tidak!" Patih Dera melarang. "Jangan izinkan makhluk asing itu masuk, Tuan. Ini membahayakan para warga!" Patih Dera memberitahu.

"Diam kau, Patih!" Sora memicingkan mata seraya menyeringai.

"Penasihat, benar kata Patih Dera. Masyarakat akan gempar jika melihat mereka. Mengetahui kapal induk dikepung saja sudah menimbulkan kepanikan." Pangeran Demi menegaskan. "Katakan saja, siapa mereka dan apa mau mereka?" Pangeran Demi terus bertanya pada penasihatnya itu.

"Mereka tentara yang akan membantu kita menghidupkan kembali Bumi," jawab Sora penuh percaya diri.

Pangeran Demi mulai curiga. Jangan-jangan ini yang disebutbklan atlas oleh Ai. Apakah Sora memang benar-benar bukan manusia?

"Apakah merek adalah klan atlas?" tanya Pangeran Demi penuh selidik. Kedua matanya menatap Sora lekat, memastikan jawabannya tidak mengandung kebohongan.

Sora tidak menjawab. Ia hanya terkekeh mendengar klan atlas disebut. "Rupanya pangeran telah mengetahui tentang klan atlas, ah ... apakah hubunganmu dengan gadis dari menara tidar sudah semakin jauh sampai membicarakan klan asing juga?" Sora menyindir.

"Jadi benar ucapan Ai?" Kini Pangeran Demi baru mempercayainya. Ia menatap Sora tidak percaya. Namun, Sora kini telah berubah. Ia bergulung-gulung memutra bak muncul angin puting beliung mengitarinya dan plaaaassshhhh tubuhnya telah berubah dari sosol wanita tua yang berambut panjang kini menjadi sosok yang berbeda.

Dari wajahnya terlihat lebih muda tetapi lebih mengerikan lantaran telinganya yang lancip panjang, matanya yang miring ke pelipis. Rambutnya kini berdiri semua menjulang bak mahkota, sementara di punggungnya muncul sayap kelelawar yang besar. Di kepalanya juga ada tanduk yang melengkung berwarna hitam.

"Kau ..." Pangeran Demi terkejut melihat perubahan Sora. Begitu pula dengan Patih Dera dan para pemangku kekuasaan di dalamnya.

"Salam hormat pangeran Demi," Sora masih saja sopan. "Inilah wujud asliku, aku tidak bisa menua karena itu aku menyamar supaya tetap bisa menua seperti kalian. Hanya saja, aku memang tidak pernah mati." Tawa melengkingnya kembali mengisi markas pertemuan di kapal induk bumi itu.

"Seharusnya aku percaya pada Ai! Dan tidak mengizinkanmu kembali datang setelah membawa anak buahku tertelan black hole!" Pangeran Demi berseru kesal.

"Terlambat pangeran, lagi pula bukankah kami akan membantu Bumi. Mengapa Pangeran tidak menghendakinya? Niat kami baik." Sora masih saja berbicara sok manis di depan Pangeran Demi dan para pemangku kekuasaan.

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang