Stewart [ Nomin & Markmin ]

220 19 4
                                    

Hallo, selamat membaca
semoga suka:))

Sorry jarang up











"Dasar tidak tau malu!"

"Padahal Nana begitu baik dengannya"

"Tidak tau terima kasih"

"Pelacur sialan"

"Mati saja kau sialan"

"Dasar bitch"

"Ternyata dia sama saja dengan ibunya"

"Pelacur murahan!"

"SHUT UP!" Kalimat bentakan itu sukses membuat makian serta umpatan di sepanjang koridor berhenti.

Pemuda itu, Nana J. Stewart. Melangkahkan kakinya mendekati Dariela yang berdiri diam di tempat dengan kepala yang tertunduk.

Gadis cantik itu tengah menahan tangis dengan kedua tangan yang terkepal kuat. Menahan rasa sesak juga sakit yang merajam hatinya begitu dalam.

Ia hanya mengambil satu, satu yang begitu spesial dari Nana yang selalu dilimpahkan kebahagiaan sejak kecil, berbeda sekali dengan dirinya yang selalu mendapat makian serta umpatan dari orang-orang sekitar.

Tapi kenapa? Kenapa semua orang begitu membencinya?

Kehilangan satu kebahagiaan tidak akan membuat Nana J. Stewart menderita hingga mati!

Itu hanya satu dari sekian banyak, tapi semua orang terlalu berlebihan! Selalu saja memihak Nana Nana dan Nana! Selalu saja Nana! Dariela benci hal itu.

"Kalian tidak tau apa-apa! Jadi tutup mulut kalian sebelum aku merobeknya dengan kedua tanganku sendiri" ancam Nana dengan sepasang mata indahnya yang menajam penuh peringatan.

"Kau masih membelanya Nana?! Dia bahkan merebut Zachery darimu!" Ucap seorang gadis yang tidak terima akan Nana yang mengancam mereka.

Dia dan teman-temannya hanya menyuarakan fakta, fakta akan betapa tidak tau malunya Dariela yang tega menghianati sahabatnya sendiri yang telah banyak membantunya.

"Itu bukan salahnya, jika dia memang mencintaiku, dia tidak akan tergoda dengan orang lain"

Nana mengepalkan kedua tangannya, mencoba menahan matanya yang sedikit memerah mengingat ketika dirinya memergoki keduanya tengah bercumbu panas.

Jujur saja, si kecil ini berusaha menahan semuanya sendiri. Mencoba menguatkan hatinya setiap kali melihat salah satu dari keduanya.

Hatinya benar-benar sakit akan pengkhianatan yang dilakukan keduanya, si manis Stewart ini juga punya hati.

Semuanya terdiam, tidak berani membuka mulut sedikit pun kala melihat si manis tengah menahan diri.

Salah satu dari mereka yang sendari tadi menonton berjalan mendekat, merangkul leher si manis Stewart yang refleks langsung menoleh padanya.

Stewart muda itu menatap dalam pada sosok pemuda di sampingnya. Memberikan sorot mata tak terbaca yang dibalas senyum tipis oleh pemuda itu.

With U || OneshootWhere stories live. Discover now