The Baby

2.8K 205 50
                                    

Tak terasa kini kandungan Renjun sudah memasuki bulan ke-empat, apa saja yang dirasakan Renjun selama empat bulan? Bagi Renjun rasanya itu kompleks sekali, badannya yang gampang lemas dan cape, menghabiskan waktu seharian diranjang dengan berbaring. Banyak makan tapi tubuhnya tak segendut saat hamil Chenle, baik Renjun dan Jeno tidak ada yang mengalami morning sicknes. Sesuatu yang sangat Jeno syukuri untuk kali ini.

Mood Renjun jauh tidak stabil, sering menangis, sering ngambek tapi juga mudah dibuat senang kembali. Dikehamilannya kali ini Renjun sangat suka memakan buah, tebakannya si nanti anaknya ketika sudah lahir pasti akan sangat doyan buah.

Dan satu hal lagi, Renjun sering bolak balik rumah sakit karena tubuhnya yang drop dan berakhir dengan Jeno membangun klinik khusus untuk sang istri dirumah. Mendatangkan dokter yang menangani istrinya hampir tiap hari, ditangannya juga terpasang infus, jika tidak Renjun pasti akan lebih tidak berdaya. Cukup berat padahal baru minggu ke-16.

Sepertinya kini Chenle mulai paham, mamanya tak baik-baik saja. Chenle memang tak dibolehkan untuk masuk kekamar orang tuanya setiap saat, itu permintaan Renjun. Anak manisnya itu pasti akan  menangis jika mengetahui kondisi sang mama yang lemah. Chenle sangat menyayangi mamanya dan juga adik bayinya yang beberapa jam lagi akan dia tahu jenis kelaminnya.

"Papa, nanti dokter bakal cek adeknya Lele cowo atau cewe kan ya?"

"Iya, Lele mau liat?"

"Boleh?" Chenle tentu saja bertanya demikian karena biasanya orang-orang akan melarangnya untuk menjenguk mamanya. Huh padahal kan Chenle kangen mama cantiknya.

"Boleh dong, nanti kita sama-sama didalem oke? Papa sama Lele."

Chenle mengangguk semangat kemudian kembali memakan sarapannya, sejujurnya Chenle ingin sarapan dengan sang mama tapi waiponya menolak. Sangat tidak asik dan seru, tapi tidak papa sekarang Chenle tengah sarapan bersama papa kesayangannya ini.

"Papa abis."

"Good job boy!!" Jeno mengusak rambut anaknya dengan gemas. Anaknya ini lucu sekali.

Dan kini waktu pemeriksaan rutin tiap minggu yang akan Renjun jalani dengan dokter Tiffany. Tiffany tersenyum lembut ketika hasil pemeriksaannya kini sedikit lebih baik dari pada minggu lalu.

"Kak Lele mau liat adik bayinya ngga?"

"Mau dokter! Mau!"

"Sekarang kak Lele duduk yang anteng disamping  mamanya ya, nanti dokter tunjukin adik bayinya kakak."

Chenle mengangguk semangat lalu menaiki ranjang sang mama, duduk anteng disebelah mamanya yang langsung disambut oleh Renjun. Renjun membawa tangan gemuk anaknya untuk dia genggam, hangat dan nyaman seperti biasa.

Chenle nampak begitu fokus untuk mengikuti setiap kegiatan yang dokter Tiffany lakukan, melihat perut mamanya diolesi oleh cairan yang dia sendiri tidak tahu apa, kemudian ditempelkan alat yang Chenle juga tidak tau namanya.

"WAHHHH~" Chenle nampak begitu takjub dengan sebuah tampilan di layar didepannya, nampak seperti bayi tapi belum terlalu sempurna.

"Ini adik bayinya kak Lele, ganteng ni nanti kaya papanya."

"ADIK BAYINYA LELE COWO?!"

Tiffany mengangguk membenarkan perkataan anak kecil didepannya. "Iya adik bayinya cowo kaya kak Lele."

"WAHHH  LOLO~"

"Lolo? Namanya ya kak? Nanti jadi Lele Lolo dong?"

Chenle mengangguk antusias, akhirnya dia tahu jika sang adik akan terlahir seperti dirinya sebagai seorang laki-laki. Pasti akan seru jika nanti diajak bermain bersama.

Keluarganya Lele || NorenleWhere stories live. Discover now