Gendra kini sedang berada didepan cermin panjang yang terpajang didinding kamarnya. Cowok itu sedang membenarkan dasi yang berada dikerah baju seragamnya. Selang beberapa menit, akhirnya dasi itu menempel dengan rapi dan sempurna.
Gendra meraih tas yang tergantung dibelakang pintu. Cowok itu menyampirkan tasnya dipundak sebelah kirinya. Gendra turun kelantai bawah untuk menemui Alin dan juga Fero yang berada diruang meja makan. Samar-samar, Gendra mendengar suara perempuan yang sangat tidak asing ditelinganya. Buru-buru Gendra segera turun dan berjalan keruang meja makan.
Serempak, Alin, Fero dan juga Nora, menoleh kearah Gendra. Nora berdiri dari duduknya, dan menghampiri Gendra yang masih diam mematung didekat kulkas. “Selamat pagi, Gen.” Nora menyapa dengan senyum sumringah.
Gendra menatap penampilan Nora dengan seksama. Nora memakai seragam yang sama persis dengan dirinya. Cewek itu berarti memang sudah resmi menjadi murid SMA Cakrawala.
“Ngapain pada diam disitu? Ayo sini, kita sarapan dulu.” Alin mengajak keduanya untuk duduk bersama dimeja makan.
Gendra melengos dan langsung duduk tepat didepan Alin dan Fero. Nora menghela nafas panjang. Gadis itu membalikkan badannya, dan ikut bergabung bersama Gendra, Alin dan Fero. Gadis itu duduk disamping Gendra. Sesekali Nora juga mencari kesempatan dalam kesempitan kepada Gendra.
Bi Sasi menuangkan air kedalam gelas kaca. Bi Sasi menyodorkan empat gelas kaca kehadapan Gendra, Alin, Fero dan juga Nora. Mereka mulai melahap sarapan pagi mereka. Rasanya, telinga Gendra sangat pengang sekali ketika mendengar celotehan antara Alin dan juga Nora. Gendra dan Fero hanya diam saja, mereka tidak ikut campur.
Nora mengambil tisu yang sudah disediakan oleh Bi Sasi. Gadis itu mengelap setiap sudut bibirnya dengan lembut. Nora menoleh ke arah Gendra. “Gue nebeng sama lo ya Gen,” kata Nora.
Uhuk
Gendra buru-buru mengambil satu gelas air putih yang berada tak jauh darinya. Gendra terkejut karena gadis itu meminta untuk nebeng, alias berangkat bareng ke SMA Cakrawala. Baru saja dirinya berbaikan dengan Salwa kemarin malam. Masa, sekarang harus berantem lagi hanya karena Nora berangkat bersama dirinya!
“Kamu bawa mobil aja.” kata Alin seraya menatap keduanya.
“Males kalau bawa mobil. Takutnya macet nanti, Ma.” ucap Gendra. Dia mencari alasan agar Alin tidak terus memaksanya untuk berangkat bareng Nora ke sekolah.
“Gue nggak papa kok, pake motor juga.” Nora tersenyum kearahnya. Sebenarnya Nora paling tidak suka naik motor. Selain takut kepanasan, Nora juga takut rambutnya yang sudah rapi menjadi berantakan. Tapi, kali ini ia mengalah. Demi berangkat bersama Gendra, Nora rela naik motor.
“Lo sih mau Nor, tapi... Gue yang nggak mau!” tandas Gendra dalam hati. Dirinya sangat jengkel dengan sifat Nora yang selalu manja kepadanya. Padahal Gendra sudah menekankan bahwa dirinya sudah mempunyai seorang kekasih. Tapi Nora ya Nora. Dia akan tetap bersikap seakan-seakan Gendra itu masih jomblo.
“Gue kan nggak tau jalan SMA Cakrawala.” Nora mengerucutkan bibirnya. Dia membuat wajahnya dengan tampang so’sedih.
“Di maps ada. Zaman udah canggih, dan seorang Nora belum mengerti itu?” Gendra tersenyum mengejek.
“Udah lah sayang, kamu bareng aja sama Nora berangkatnya. Nanti kalau dia nyasar gimana?” tanya Alin. Nora tersenyum penuh kemenangan. Gendra pasti tidak akan menolak jika Alin sudah bertindak.
“Biarkan Gendra yang memutuskan. Kita jangan paksa dia terus Ma,” Fero berbisik ditelinga istrinya. Alin menatap Fero sejenak. Tetapi, Alin tak menghiraukan ucapan Fero barusan.
YOU ARE READING
Forever, 831(SELESAI)
Teen Fiction𝐁𝐞𝐫𝐮𝐛𝐚𝐡 𝐣𝐮𝐝𝐮𝐥. 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐰𝐚𝐥𝐧𝐲𝐚 "𝐍𝐚𝐠𝐞𝐧𝐝𝐫𝐚", 𝐝𝐢𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 "𝐅𝐨𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫, 𝟖𝟑𝟏" FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! KARENA MEMBUAT CERITA TIDAK SEMUDAH YANG KALIAN KIRA:) Cerita ini gak di revisi sama sekali ya...