22. Sayang

275 17 1
                                    

Tubuh Bia menegang saat mendengar kalimat yang keluar dari mulut Marlon. "hah? Sayang?" pikiran Bia melambung membayangkan kalimat itu.

Marlon yang sadar atas respon Bia kemudian memberi kecupan pada bibir Bia yang sedang membeku, entah kemana pikiranya menerawang.

"Bi?"

"hah iya.."

"kamu kenapa?"

"kamu bener sayang sama aku?"

"aku serius Bi. Dari awal aku liat kamu, aku udah jatuh hati dan makin hari aku makin takut kehilangan kamu. I really love you Bi"

Bia kembali membeku

"ma.. maaf.. bukan nya aku gak...." Belum sempat Bia menyelesaikan kalimatnya, Marlon kembali mengecup bibir Bia.

"aku tau ini terlalu cepet buat kamu. Aku juga tau kamu masih ragu. Aku bakal nunggu kamu Bi. Nunggu sampai kamu jatuh hati sama aku"

"taa.. tapiiii...."

Marlon bangkit dari posisinya, pergi meninggalkan Bia yang masih dengan raut wajah kebingungan.

Bia bergumam dalam hati "bukan aku ragu sama kamu tapi aku ragu sma diriku sendiri. Aku memang udah jatuh hati sama kamu tapi aku ragu apa aku bisa jadi yang terbaik buat kamu?"

Kini keduanya berada dimeja makan, sedang menikmati sarapan pagi. Hanya ada suara sendok dan piring yang saling beradu. Keduanya diam dan terlihat canggung setelah Marlon mengungkapkan perasaanya.

"sayang aku berangkat dulu ya"

"hah? Apa?"

"jangan kebanyakan bengong Bi" sambil mencubit hidung Bia

"ih apaan si, sakit tau!" bia meringis sambil memegang hidungnya.

Marlon memeluk Bia dengan erat, mengusap punggung sambil sesekali mengecup pucuk kepala Bia.

"aku sayang kamu Bi. Aku berangkat dulu ya. Kamu bisa hubungin aku kapan aja kamu mau"

Bia menjawab dengan anggukan kepala. Bia mengantarkan Marlon sampai pintu apartemen, melihatnya menghilang dibalik pintu lift.

Marlon terlalu sibuk hingga waktu istirahat pun masih digunakan untuk bekerja.

Marlon melihat layar ponselnya, ada satu pesan masuk.

"sayang udah makan?"

Seketika hati Marlon berbunga, senyum mengembang di bibirnya.

"bentar lagi aku makan siang, nanggung banget ini"

"kerjaanmu banyak?"

"lumayan, aku lagi ngerjain bahan buat meeting di luar jadi harus cepet selesai. Kenapa?"

"gak apa-apa kok. Kamu mau kemana?"

"bukan aku yang pergi tapi Arthur nanti sore harus udah sampai di Singapore"

"oh oke"

"aku pulang cepet hari ini, nanti malem kita makan diluar. See you soon sayang"

Kalimat penutup yang begitu manis dirasakan Bia. baru kali ini ada yang memperlakukan dirinya seperti layaknya wanita.

Marlon masuk apartemennya mencari ke setiap sudut ruangan tapi tidak menemukan Bia disana. Saat membuka pintu kamar dengan pelan, Marlon melihat tubuh Bia yang hanya menggunakan hotpants dan tangtop sedang bergoyang.

Bia pun tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang sedang melihatnya, memperhatikan setiap gerakan dan lekuk tubuhnya.

Musik upbeat sedang bermain indah ditelinga Bia yang menggunakan earphone. Ya, sudah beberapa kali Marlon memperhatikan kebiasaan Bia saat sedang mengerjakan sesuatu selalu ditemani earphone nya yang sudah sangat lusuh.

Marlon memeluk pinggang Bia dari belakang.

"aaaaaaaaaaaaa"

'bug bug bug'

Butuh tiga kali pukulan agar membuat Marlon melepaskan pelukan dipinggangnya.

"aaaauuu... aku suamimu Bi"

Bia memukul Marlon menggunakan sikunya. Bia yang terkejut saat melihat suaminya kesakitan akibat ulahnya.

"aaaaaa maaf aku gak tau.. maafin... mana yang sakit?"

Saat Bia ingin menyentuh pinggang Marlon, disitulah Marlon mempraktekan gerakan taekwondo dan mengunci tubuh Bia dibawahnya.

Bia yang kaget hanya memandang wajah Marlon sambil mengerjapkan matanya. Wajahnya amat sangat dekat, keduaya saling memandang, lekat dan hangat. Hidung keduanya pun nyaris bersentuhan.

==========
Jangan lupa vote dan komen ya.. Terimakasih..

FATED 21+Where stories live. Discover now