17. Dua Minggu

199 17 1
                                    

"thank you udah mau dampingin gue"

"gue sama Kay seneng banget akhirnya loe bisa nemuin lagi cinta loe"

"salamat ya Marlon, Bia, kalian udah sah jadi suami istri. Tapi inget ya, Bia masih harus ujain kelulusan dulu baru boleh hamil"

Semuanya tertawa mendengar celotehan polos dari Kay. Celotehan polos yang langsung tepat sasaran.

Acara telah selesai, pengantin baru kembali ke apartemen Marlon. Mereka duduk di ruang tengah, tidak bersuara, keduanya justru merasa canggung.

"maaf kak, Bia mau ganti baju dlu"

"ooh ya okay"

Didalam kamar, Bia kebingungan untuk membuka kaitan baju pengantin yang berada di punggungnya. Gaun menjuntai hingga beberapa meter dari kakinya membuat Bia sedikit kesulitan untuk membukanya. Dengan sedikit membuka pintu dan memperlihatkan kepalanya Bia berkata

"Kak bisa kesini sebentar?"

Tanpa menjawab, Marlon langsung masuk kamar dan menutup pintu.

"boleh minta tolong bukain ini?" sambil memperlihatkan kaitan yang berada dipunggung.

"sure"

Sejenak Marlon terdiam menatap punggung Bia seperti terhipnotis walaupun masih tertutup dengan kain tipis.

"kak?"

"oh iya iya... aku coba buka dulu"

Marlon membuka kaitan baju pengantin satu per satu secara perlahan. Dadanya berdegup sangat kencang. Susah payah untuk mengatur nafasnya yang kini sudah tak beraturan.

Perlahan gaun pemgantin Bia terbuka, memperlihatkan punggungnya yang begitu polos, bersih, dan mengggoda. Marlon menelan salivanya kuat.

Bia berbalik sambil memegangi gaunnya agar tidak terjun bebas. Sedikit berjinjit menangkup wajah Marlon dan mendaratkan ciuman pertamanya di bibir.

"makasih kak"

Marlon yang kaget hanya terdiam. Kemudian Ciuman Bia berlanjut semakin dalam. Marlon pun menyambutnya dengan membalas ciuman Bia. Bibir keduanya terpaut, terdengar suara nyaring yang dihasilkan dari kegiatan itu. Marlon hampir saja melepaskan gaun Bia, namun dengan perlahan Bia menjauhkan diri dari Marlon.

"sorry Bi.. aku gak maksud untuk.."

"aku yang harus minta maaf"

"kamu gak harus lakuin itu sekarang kalo belum siap"

"aku mau lakuin itu tapi tunggu aku selesai ujian ya. Dua minggu lagi"

Marlon hanya mengangguk sambil membawa Bia kedalam pelukannya.

Ya, dua minggu lagi Bia harus berhadapan dengan ujian kelulusan sekolah. Marlon tidak menuntut apapun pada Bia, namun memintanya untuk berkonsentrasi penuh pada ujian sekolah.

Selama dua minggu waktu Bia lebih banyak dihabiskan didalam ruang kerja Marlon. Marlon memintanya untuk belajar di ruang kerja agar dapat berkonsentrasi. Tak jarang pula Marlon yang pulang larut malam melihat Bia tertidur diatas meja kerjanya. Dengan sigap Marlon membawa Bia dalam gendongannya untuk dipindahkan kedalam kamar dan membaringkannya diranjang.

Rasa lelah bekerja hilang saat melihat Bia tidur disampingnya. Marlon harus membendung gairah saat baju tidur Bia tersingkap memperlihatkan dadanya yang menyumbul dari bra. Namun permintaan Bia untuk menunggunya selesai ujian ada baiknya juga. Pada saatnya nanti agar apa yang menjadi malam pertama mereka dilakukan dengan tenang tanpa ada beban apapun.


==========
Jangan lupa komen dan vote ya.. Terimakasih..

FATED 21+Where stories live. Discover now