Day~6

1.9K 196 9
                                    

Jaemin sudah bangun dari setengah jam yang lalu dan memutuskan untuk membiarkan kekasihnya itu tidur lebih lama, karena dia tidak mau kekasihnya itu pada akhirnya marah padanya dan mendiaminya lagi. Itu sangat tidak menyenangkan baginya.

Jaemin akhirnya pergi ke dapur villa itu untuk memasakkan sarapan bagi mereka. Walaupun sudah sangat terlambat untuk sarapan karena mereka sangat kesiangan tapi mereka tetap harus sarapan. Disaat yang bersamaan renjun yang masih terlelap akhirnya membuka matanya secara perlahan dan mengerjapkan matanya pelan. Lalu diapun melihat tidak ada jaemin di kamar mereka. Lalu diapun keluar dengan wajah bantalnya dan rambut yang mencuat kemana-mana membuatnya terlihat sangat menggemaskan sekali.

Lalu renjunpun mencium aroma seseorang tengah memasak, lalu diapun berjalan menuju dapur dan melihat kekasihnya sekaligus tunangannya itu tengah memasak. Diapun tersenyum dan mempercepat langkahnya lalu memeluk jaemin dari belakang dan menyandarkan tubuh mungilnya pada jaemin. Jaemin tersenyum dan diapun mengelus tangan renjun dengan sebelah tangannya.

"Sudah bangun?"

"Hmm."

"Yasudah. Mandi dulu sana. Biar Nana siapkan sarapan." Ucap jaemin.

"Dingin."

"Ini sudah jam 10:00 sayang. Sana mandi, mengerti?" Ucap jaemin.

"Hmm. Baiklah." Ucap renjun lalu melepaskan pelukannya dan diapun langsung kembali kekamar mereka untuk mandi.

Tak lama setelah itu, jaeminpun selesai membuat sarapan untuk mereka berdua dan menunggu kekasihnya itu di meja makan.

Ting! Tong!

Jaemin lantas saja langsung berdiri untuk membuka pintu dan melihat siapa yang datang.

Ceklek.

"Jeno?" Kaget jaemin saat melihat sahabatnya dan tunangan sahabatnya yang merupakan sahabat renjun.

"Kau lama sekali membukanya." Ucap jeno lalu masuk begitu saja karena memang villa itu adalah milik jeno. Bukan berarti jaemin tidak mampu membelinya tapi hal yang dia dan kekasihnya saat ini lakukan adalah hukuman dari sang sahabat itu. Jaemin lantas saja mengikuti sepasang kekasih yang bahkan sudah duduk di sofa itu.

"Kenapa kemari? Lagian besok juga semuanya berakhir " Ucap jaemin datar.

"Dimana renjun?" Ucap Haechan terlebih dahulu.

"Dia sedang mandi." Ucap jaemin datar.

"Jaemin? Kau baik-baik saja?" Ucap jeno.

"Tentu saja. Ada apa?" Bingung jaemin.

"Aku tau dari orangtuaku kalau orangtua renjun menjodohkannya. Apa kau sudah mengatakan perasaanmu padanya?" Ucap Haechan.

"Hmm."

"Apa jawabannya?"

"Kami bersama."

"Tapi dia juga tidak menolak orang yang dijodohkan dengannya. Apa kau tidak tau soal itu?" Ucap Haechan kaget dan tak mengerti bahkan jeno tidak bisa mengatakan apapun.

"Aku tau."

"Apa kau waras jaem?" Ucap jeno.

"Tentu saja."

"Sepertinya sahabatku yang tidak waras no." Ucap Haechan memijat kepalanya yang mendadak sakit karena perlakuan sahabatnya itu.

Tepat saat itu, renjun keluar dari kamarnya dan jaemin.

"Nana? Apa sudah selesai memasaknya?" Ucap renjun lalu diapun kaget hingga berhenti berbicara karena melihat Haechan dan tunangannya. Haechan sontak saja berdiri dan langsung mendekat pada renjun.

"Ya! Apa kau sudah tidak waras! Kau berkencan dengan Na Jaemin. Lalu kenapa kau menerima perjodohan dari orangtuamu itu! Kau ini kenapa?!" Kesal Haechan. Renjun hanya memutar malas bola matanya itu, karena sahabatnya itu benar-benar terlalu berlebihan itu. Lalu renjunpun langsung melepaskan pegangan tangan Haechan pada kedua bahunya lalu diapun langsung duduk disamping jaemin.

"Kau benar-benar." Ucap Haechan lalu kembali duduk disebelah jeno.

"Apa ayah atau ibumu tau siapa yang orangtuaku jodohkan padaku?" Ucap renjun.

"Mana aku tau. Mereka tidak memberitahuku " Ucap Haechan.

"Baiklah. Pasang telingamu baik-baik dan jangan menggangguku lagi seperti tadi pagi mengerti." Ucap renjun dan Haechan hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Perkenalkan dia Na Jaemin, kekasihku sekaligus orang yang dijodohkan denganku. Dalam artian adalah tunanganku." Ucap renjun sembari menggenggam tangan jaemin.

Baik Haechan maupun jeno benar-benar sangat kaget sampai mereka berdua bisa saja mengeluarkan bola matanya segera.

"Kalian tidak bercanda?" Ucap jeno dan keduanya hanya menggelengkan kepalanya.

"Kau tidak mengatakan apapun?" Ucap jeno.

"Kau kan tidak bertanya." Ucap jaemin datar.

"Lalu? Kapan kalian akan menikah?' Ucap Haechan.

"Sebulan lagi." Ucap keduanya secara bersamaan dan itu membuat nohyuck benar-benar kaget sampai tidak bisa mengatakan apapun lagi.











































Tbc.

With Mr.J  of Seven Days (jaemren) END✔Where stories live. Discover now