chapter 14

4.9K 587 34
                                    

Hari sudah menjelang sore dan ketiga anak Xeon itu masih terdampar di parkiran sekolah. Entah kemana ayahnya itu, sedari tadi mereka belum dijemput.

Gara setia berdiri sambil celingak-celinguk mencari mobil sang ayah, siapa tau sedari tadi Xeon sudah menjemput tapi mereka tidak melihatnya.

Gama berjongkok sambil sibuk mengelap keringat sang adik yang sudah terduduk diatas aspal.

"Yayah lama," komentar Gaga yang wajahnya sudah memerah.

Ini salah mereka juga yang langsung pergi dari kelas ketika bel berbunyi. Mereka pikir ayahnya itu akan langsung menjemput mereka seperti biasanya. Tapi sayangnya mereka harus terjebak di parkiran dengan kondisi pintu kelas yang sudah terkunci.

"Kakak, badan Gaga mulai panas," ujar Gama setelah memeriksa kondisi sang adik yang sudah sedikit pucat.

Gara langsung berjongkok dihadapan adik-adiknya. Anak itu mengipasi wajah Gaga dengan bukunya.

"Gaga? Gaga dengar Abang?" Panik Gama saat merasakan jika badan Gaga mulai menimpanya.

Gaga hanya diam. Kepalanya terasa berputar dan berat. Matanya sudah buram.

"Kak! Gaga pingsan!" Teriak Gama saat melihat jika sang adik sudah terpejam sempurna.

∆∆∆

"Halo tuan, bibi teh cuma mau nanya, tuan muda lagi diajak pergi ya sama tuan?" Tanya bi Narsih saat telponnya sudah terhubung.

Disisi lain alis Xeon berkerut, "anak-anak gak ada sama saya bi," jawabnya dengan perasaan yang mulai was-was.

"Aduh, gimana ya tuan, masalahnya tuan muda belum pulang sampai sekarang."

"APA?! ANAK-ANAK BELUM PULANG?!" Teriak Xeon panik sambil menginjak pedal rem nya dengan dadakan.

Untung saja situasi jalanan sedang sepi jadi tidak menciptakan kecelakaan.

"Iya tuan, saya pikir mereka diajak pergi sama tuan."

Tut

"Sial," umpat Xeon sambil memutar kemudinya.

"Loh mas, kenapa putar balik? Mall nya kan masih jauh," protes Selena yang sedang duduk di samping kemudi.

"Diam! Kamu bilang anak-anak saya sudah dijemput oleh pak Raden. Tapi nyatanya apa hah?! Kamu mau bohongin saya?!" Amuk Xeon sambil melakukan mobilnya ugal-ugalan.

Ini sudah lewat 3 jam dari waktu kepulangan anak-anaknya.

"M-maaf mas, tapi tadi aku beneran udah suruh pak Raden," cicit Selena.

Xeon diam. Pria itu sedang fokus untuk melajukan mobilnya semakin kencang.

Brak

Xeon menutup pintu mobilnya dengan kasar. Pria itu mencari-cari keberadaan anak-anaknya ke setiap sudut sekolahan. Namun nihil, tidak ada keberadaan mereka sama sekali.

"Maaf pak, bapak lagi cari tiga anak kembar yang dari tadi disini?" Tanya salah seorang pria yang sedari tadi memperhatikan segala tingkah Xeon.

Xeon langsung mengangguk. Wajahnya benar-benar dipenuhi oleh kekhawatiran.

"Iya pak, dimana mereka?"

"Mereka dibawa ke rumah sakit. Soalnya salah satu dari mereka ada yang pingsan."

.

"Gaga!" Teriak Xeon panik sambil membuka pintu kamar rawat Gaga dengan kencang.

Gama langsung menatap tajam kearah Xeon, anak itu mendorong tubuh Xeon hingga keluar dari kamar rawat sang adik.

Come BackWhere stories live. Discover now