9

9.8K 654 150
                                    

Happy reading


Pagi harinya Amara dan Elio sudah berada di depan sebuah restaurant. Ia akan bertemu dengan seseorang disini. Mereka masuk kedalam, dan mencari orang yang akan mereka temui.

Setelah menemukan orang itu, Amara dan Elio pun menghampiri orang itu. Ya, sebenarnya hanya Elio yang mengenal orang itu, karena Amara tidak tahu menahu tentang orang yang akan ia temui. Ia hanya mengikuti Elio saja.

Orang yang tengah duduk dan meminum sebuah minuman itu pun tersenyum ketika melihat orang yang di tunggunya sudah datang.

"Hallo bro, apa kabar?, Udah lama banget gue gak ketemu sama lo" sapa orang itu ramah pada Elio.

Namun Elio tetaplah Elio, laki-laki itu hanya memperlihatkan wajah datarnya tanpa membalas sapaan orang yang menyapanya.

Orang itu yang melihat wajah datar Elio pun mendengus. Selalu saja seperti itu, sepertinya pria di depannya ini memang tidak bisa bersikap sedikit ramah .

"Ck, masih sama ternyata lo" decak orang itu kesal.

Orang itu kemudian beralih menatap gadis di samping Elio. Ia tersenyum ramah kepada Amara, gadis itupun membalas senyumannya.

"Hallo, lo pasti Amara ya?" tanyanya ramah.

Amara mengangguk, "iya, gue Amara, dan lo?"

Orang itu menepuk keningnya. "Oh ya lupa, lo bisa panggil gue Bara" ucap bara.

Amara mengangguk nampak berpikir, ia seperti pernah mendengar nama itu. Sedetik kemudian ia mengerti. Ternyata orang di depannya adalah Albara, anak dari ayah angkatnya.

Elio yang jengah melihat mereka yang hanya berdiri dan berbasa-basi pun memilih duduk. Bara dan Amara pun ikut duduk.

"Jadi, bang bara tau sesuatu tentang Amira?" tanya Amara langsung pada intinya.

Bara mengangguk, ia nampak berpikir sebentar.

"Iya gue tahu" jawabnya yang membuat Amara senang.

"Oh ya?"

"Ya, gue tau dimana Amira"

"Beneran, kalau gitu bang bara bisa gak anterin gue buat ketemu sama Amira? Gue kangen banget sama dia"

"Bisa, tapi gue minta lo jangan kaget nantinya " ucap Bara yang membuat Amara heran.

Gadis itu nampak berpikir. Kenapa bara berbicara seperti itu?, Dan apa maksudnya kalau dia akan kaget nanti?. Perasaan Amara mulai tidak enak. Otaknya sudah berpikir yang tidak-tidak.

Elio yang melihat Amara seperti itu pun menghela nafas. Ia tidak bisa berlama-lama disini. Dirinya menatap Bara dengan tatapan tajam.

"Langsung intinya, kita kesana sekarang" ucap Elio dingin.

Amara dan Bara yang mendengar itupun hanya mengangguk. Apalagi ketika melihat tatapan dan suara dingin Elio, mereka langsung mengangguk cepat.

Elio tanpa aba-aba langsung berdiri, ia berjalan keluar meninggalkan kedua manusia itu. Amara dan Bara sejenak saling pandang, kemudian menghembuskan nafas lega bersamaan.

Setelah itu mereka segera menyusul Elio. Mereka takut jika terlambat sedikit akan membuat singa itu marah dan mengamuk.

Sesampainya di parkiran, mereka langsung masuk kedalam mobil. Ternyata di dalam mobil sudah ada supir, yang tak lain adalah supir pribadi Bara. Memang, mobil yang mereka tumpangi kali ini adalah mobil Bara.

Bara duduk di samping supir, sedangkan Amara dan Elio duduk di kursi penumpang. Selama perjalanan mereka mengobrol ringan. Yah meskipun yang mengobrol hanya Amara dan Bara serta sang supir yang sesekali ikut menyahut. Sedangkan Elio, laki-laki itu hanya diam.

AMARA [Terbit Versi E-book]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang