reunian (2)

1.2K 64 8
                                    

Note : cerita ini di ketik waktu mendekati lebaran dan niatnya mau di publish pas lebaran, tapi karena aku sibuk kerumah saudara jadi gak sempet buat publish cerita ini.

~happy Reading~


Gema takbir terdengar di setiap jalan yang berada di kota Jakarta. Orang-orang beramai-ramai datang ke masjid untuk melaksanakan sholat ied. Langit yang terlihat biru cerah serta udara pagi yang sejuk bersamaan dengan suara takbir yang di lantunkan membuat siapapun akan tersenyum saat mendengar nya.

Rasa haru serta syukur karena bisa merasakan Idul Fitri ini. Pakaian serba putih serta sajadah yang berada di dalam genggaman, suara tawa dan canda menambah kesan indah pada pagi hari ini.

Di pagi yang cerah ini Mingyu dan Wonu sedang kerepotan mengurus putra kembar mereka yang tidak mau berhenti mandi sejak pagi-pagi sekali. Sebenarnya Wonu sudah menyuruh Mingyu untuk datang lebih dulu ke masjid biarkan saja putra mereka dia yang urus tapi Mingyu tidak mau, dia ingin berangkat ke masjid bersama-sama walaupun nanti akan dapat shaf paling belakang itu tidak masalah untuk Mingyu.

"Duluan aja Gyu, nanti baju nya basah." Suruh Wonu, Mingyu menggeleng dia tetap kekeuh berusaha mengangkat salah satu putra nya dari bak mandi bayi. Wonu menghela napas nya.

"Kalian mau ikut ayah atau enggak! Mama marah loh ya!" Setelah mengatakan itu kedua putra Wonu dan Mingyu langsung merentangkan kedua tangan nya meminta untuk di gendong oleh Mingyu, Mingyu tersenyum lega akhirnya anak-anak nya itu keluar dari air juga. Dengan gulungan handuk Mingyu menggendong kedua putra nya.

Sementara Wonu sudah menyiapkan pakaian kedua putra nya kini gantian Wonu yang harus ganti baju, urusan anak nya biar dia serahkan pada Mingyu dulu karena Mingyu juga cukup telaten jadi dia tidak perlu khawatir pada dua anak kembar nya.

"Lain kali gak boleh gitu, nanti mama marah lagi kalian mau, gak di ajak main sama mama?" Ucap Mingyu, kedua putra nya menggeleng. Mendengar suara mama nya tadi saja sudah membuat mereka takut apalagi jika mama nya marah dan tidak mau bermain dengan mereka.

Setelah selesai Mingyu membawa kedua putra nya untuk keluar kamar dan menunggu Wonu yang sedang mengambil alat sholat milik nya. Setelah rapih semua mereka pun berjalan ke masjid bersama, tak lupa bertegur sapa dengan tetangga mereka.

"Minho ikut ayah, Minhae mau ikut ayah juga atau mama?" Tanya Mingyu saat mereka sudah sampai di depan masjid.

"Minhae ikut aku, kamu bawa Minho aja. Karena Minhae lebih anteng." Ucap Wonu. Mingyu mengangguk lalu menggendong Minho masuk ke dalam masjid dan Wonu menggandeng Minhae untuk duduk di barisan yang masih kosong.

"Minhae!" Wonu dan putra nya menoleh saat mendengar suara bocah laki-laki. Ternyata Suno teman bermain Minho dan Minhae setiap hari.

"Suno gak ikut ayah nya?" Tanya Wonu sekedar basa-basi saja dari pada mereka hanya duduk diam sambil menunggu sholat di mulai.

"Gamau, padahal di gendong ayah nya tapi malah nangis mau sama mama nya. Susah lah kalau anak sering di tinggal kerja terus sama ayah nya jadi gak deket" Wonu mengangguk mengerti, beruntung nya Mingyu tidak seperti itu, dia akan berangkat saat putra nya sudah bangun dan pulang sebelum putra nya tidur jadi ada waktu untuk mereka main sebentar.

"Minho gak ikut?"

"Sama ayah nya di bawa, tadi nya Minhae juga mau tapi kalau dua-dua nya sama Mingyu nanti malah repot." Jawab Wonu, ibu dari Suno itu mengangguk dan tersenyum, sebenarnya ada rasa iri dengan keluarga Wonu, karena Mingyu bisa dekat dengan putra nya sementara suami nya malah mementingkan pekerjaan terus-menerus. Ya sebenarnya dia juga tidak bisa terlalu mengatur karena pernikahan mereka karena perjodohan bukan karena cinta berbeda dengan pasangan Mingyu dan Wonu.

✔kos-kosan diamondWhere stories live. Discover now