01

9.6K 689 14
                                    

Jeno mengerjapkan matanya saat sinar matahari masuk kedalam kamar nya melewati celah korden.

Jeno berusaha untuk duduk, tetapi entah kenapa kepalanya terasa pusing.

"Kepala gue pusing banget, perasaan kemarin gue gak minum-minum deh," gerutu Jeno.

Setelah Jeno berhasil duduk, Jeno mengernyit bingung. Bagian pantat nya terasa mengganjal.

'Apa jangan-jangan gue kebelet boker,' batin Jeno.

Namun perutnya tidak terasa mulas. Mata Jeno tanpa sengaja melihat ke arah jam dinding. Jam menunjukan pukul 06.30 menit, setengah jam lagi bel sekolah berbunyi.

Jeno dengan buru-buru turun dari kasurnya. Mengabaikan masalah bagian pantat nya yang terasa mengganjal.

Jeno hanya menyikat giginya, dan mencuci mukanya. Toh tanpa mandi, dirinya udah tampan.

Jeno memakai seragam sekolahnya dengan asal. Mengambil tas beserta kunci mobil nya yang berada di atas meja belajar.

•••

Sepuluh menit kemudian, Jeno sampai di sekolah nya. Masih tersisa 5 menit sebelum bel berbunyi.

Jeno menghela nafas lega, untung nya tadi jalanan sedang tidak macet. Jadi dia bisa membawa mobil nya dengan kecepatan tinggi.

Melangkah kan kakinya menuju kelas. Saat sampai di dalam kelas, Jeno dapat melihat Haechan, teman nya yang tengah serius mengerjakan sesuatu.

"Lagi ngapain Chan??" Tanya Jeno setelah sampai di samping Haechan.

"Gak liat lu? Gue lagi nulis bego!"

"Santai aja kali, orang gue nanya nya baik-baik," ucap Jeno kelas.

Jeno kemudian duduk di bangkunya yang berada di belakang Haechan. Saat ia meletakan tasnya, mata Jeno dan mata Jaemin tanpa sengaja bertatapan .

Namun itu hanya berlangsung beberapa detik saja. Karena Jeno langsung mengalihkan pandangan nya ke arah lain.

"Baru berangkat lu Jen??" Tanya JiSung, teman sebangkunya Jeno. Yang entah datang dari mana, ditangan kanan nya membawa brownies, sedangkan tangan kirinya membawa susu coklat.

Jeno menganggukkan kepalanya.

"Jangan makan banyak-banyak Sung, nanti gembrot baru tau rasa," ucap Haechan.

JiSung yang mendengar ucapan Haechan melotot.

"Ngaca coba, badan lu juga gembrot tuh!" Semprot Jisung.

"Udah-udah kalian berdua sama-sama gembrot gak usah berantem," ucap Jeno.

Jisung dan Haechan mendengus kesal. Kemudian mereka berdua mencubit Jeno.

"Ih.. kok gue di cubit sih anjing!" Jeno mengusap lengan nya yang terasa sakit.

"Bodo, udahlah Sung kita ke kantin aja," Haechan menggandeng tangan Jisung.

Jeno menatap kepergian Haechan dan Jisung dengan pandangan kesal. Lantaran dirinya di tinggal sendiri.

Jeno kemudian mendudukkan tubuhnya di kursi. Namun tiba-tiba saja Jeno merasa aneh. Di dalam pantat nya terdapat getaran kecil.

Dan hal itu membuat Jeno merasa sedikit tidak nyaman. Ia kemudian bangkit dari tempat duduk nya. Dan secara ajaib nya, getaran yang berada di dalam pantat nya berhenti.

Jeno menghela nafas lega, kemudian dirinya memutuskan untuk keluar kelas mencari keberadaan temannya.

••••

Bel masuk berbunyi, semua murid masuk kedalam kelas masing-masing.

Jeno kini telah duduk di bangkunya, di sampingnya ada Haechan yang tengah menyiapkan buku tulis dan pulpen.

Rose guru bahasa pun masuk kedalam. Pelajaran di mulai dengan memberi salam.

Setelah itu Rose mulai mengajar. Di tengah-tengah Jeno yang sedang menulis materi, tiba-tiba saja di dalam pantatnya terdapat getaran seperti tadi.

Dan getaran tersebut lebih cepat di banding kan tadi. Hal tersebut membuat Jeno tidak nyaman dalam duduk nya.

Jeno menggerakkan pantatnya maju mundur pada kursi, saat getaran tersebut mengenai prostat nya.

Jeno berusaha mati-matian menahan desahan agar tidak terdengar oleh orang lain.

Getaran tersebut makin lama, makin cepat. Kedua tangan Jeno mencengkram sisi meja, kepalanya tertunduk. Bahkan Jeno dapat merasakan rasa sesak pada selangkangan nya.

Jeno terus menggerakkan pantatnya dengan pelan, dalam hati dia terus bertanya benda apa yang berada di dalam pantatnya.

Vibrator ? Tapi Jeno tidak pernah bermain dengan benda itu. Menyentuh nya saja tidak pernah. Jika iya di dalam pantatnya terdapat vibrator, lantas siapa yang memasukan nya.

Dia hanya tinggal sendirian, tidak mungkin kan hantu yang melakukan nya. Pikir Jeno.

"Jeno!" Panggil Rose.

Jeno segera mengangkat wajah nya yang sedikit memerah.

"I-iya Bu," ucap Jeno terbata, dirinya berusaha agar mulut nya tidak mengeluarkan suara desahan.

"Kamu kenapa? Dari tadi terus menunduk. Kamu sakit?" Tanya Rose.

"Engh... Enggak Bu, saya nggak sakit,"

"Tapi wajah kamu merah loh, kamu demam? Lebih baik kamu ke UKS aja ya?" saran Rose.

"Haechan antar kan Jeno ke UKS,"

"Baik Bu,"

"Ayok Jen gue anter Lu ke UKS," ucap Haechan, kedua tangannya memegang kedua pundak Jeno.

Jeno berdiri dari duduknya, tangan nya ia letakkan di bagian selangkangan nya, agar tidak ada yang mengetahui bahwa penisnya berdiri.

Haechan menuntun Jeno ke UKS, tanpa sadar bahwa seseorang yang duduk di bagian pojok kelas menggeram marah, lantaran miliknya di sentuh orang lain.

Karena terlalu kesal, orang itu menekan tombol remote yang terhubung pada Vibrator dengan. Orang itu menekan bagian paling tinggi, dan menyebabkan Vibrator pada pantat Jeno bergetar dengan sangat cepat.

TBC

HAIII

SEMOGA SUKA YA SAMA CERITANYA, KALO GAK SUKA BILANG AJA, BIAR AKU UNPUBLISH.

PUTUS | JAEMJENWhere stories live. Discover now