06

7.3K 475 16
                                    

!WARNING CHAPTER INI SEDIKIT MEMBOSANKAN!

Saat ini Jeno tengah membereskan piring bekas dia makan malam. Namun tiba-tiba saja listrik di rumahnya mati. Hal itu membuat Jeno sedikit merasa takut.

"Kenapa tiba-tiba mati lampu?"monolog Jeno.

Tangan Jeno meraba ke sekitar nya, seingat dia tadi dia menaruh hpnya di dekatnya. Namun Jeno tidak kunjung mendapatkannya.

Jeno terus mencari hp nya, hingga tidak menyadari seseorang berjalan mendekat nya dari arah belakang.

Tangan orang itu terdapat sapu tangan yang terdapat obat bius. Tangan orang itu membekap mulut Jeno.

Jeno memberontak, hidungnya menghirup aroma dari sapu tangan itu hingga membuat Jeno lemas dan tak sadarkan diri.

Jeno yang pingsan segera di bawa orang itu pergi. Memasukan Jeno kedalam mobil. Setelah itu dia melangkah memutari mobil menuju kursi kemudi.

Orang itu - Jaemin - segera melajukan mobil nya, meninggalkan rumah Jeno.

•••

Setelah perjalanan sekitar satu jam dari rumah Jeno. Akhirnya mobil Jaemin sampai di sebuah rumah kosong yang terletak di perbatasan kota.

Disekitar rumah itu hanya berisi pepohonan dan sedikit jauh dari wilayah pemukiman.

Rumah ini Jaemin dapatkan dari teman sekelasnya, lebih tepatnya ia membelinya.

Setelah mengeluarkan Jeno dari dalam mobil. Jaemin segera menggendong tubuh Jeno masuk kedalam rumah.

Kakinya melangkah menaiki satu persatu anak tangga, setelah itu berjalan menuju sebuah kamar yang berada di ujung.

Jaemin masuk kedalam kamar, meletakkan tubuh Jeno ke atas kasur dengan perlahan.

Jaemin memperhatikan wajah Jeno. Sejak awal ia berpacaran dengan Jeno, Jaemin selalu terpesona dengan wajah Jeno yang begitu indah.

Bahkan Jaemin merasa sedikit tidak rela saat wajah Jeno di perhatikan oleh orang lain.

Saat Jeno meminta putus darinya, Jaemin merasa kesal. Ia tidak suka mendengar kalimat itu keluar dari bibir indah milik Jeno.

"Kau selamanya akan menjadi milikku, Jeno" ujar Jaemin setelah itu Jaemin mengecup bibir Jeno.

•••

Pagi hari nya

Jeno berusaha membuka matanya, kening nya berkerut kecil. Dengan perlahan Jeno membuka matanya. Jeno melihat ke arah sekelilingnya, ia merasa ini bukan kamarnya.

Jeno mencoba mengingat apa yang terjadi pada dirinya saat itu, namun hal itu membuat kepalanya terasa sakit.

Saat kepala nya bergerak, Jeno merasakan ada sesuatu yang berada di lehernya. Tangan nya bergerak ke arah lehernya.

Jeno merasa sebuah rantai yang berada di lehernya. Jeno mencoba untuk melepas rantai tersebut, namun hal itu sia-sia. Karena dirinya masih merasa sedikit lemas.

Jeno terdiam sebentar, setelah itu ia bangun dari tidurnya. Dirinya turun dari atas kasur dan berjalan menuju pintu keluar.

Karena jarak antara tempat tidur dan pintu keluar sedikit jauh, Jeno tidak bisa melangkah lagi. Karena rantai tersebut tidak panjang.

Jeno pun mencoba untuk melepas rantai itu. Ia ingin keluar dari tempat ini. Namun tiba-tiba saja pintu terbuka, menampilkan sosok Jaemin yang masuk  kedalam kamar.

"Oh... Selamat pagi Jeno," sapa Jaemin dengan nada ceria.

"Jaemin!" Jeno terkejut saat melihat Jaemin berada di depannya.

"Kenapa kau terkejut? Apa aku mengagetkan mu?" Tanya Jaemin.

Jeno mengabaikan pertanyaan Jaemin.

"Apa Lo yang lakuin ini ke gue? Ngiket gue pakai rantai" Tanya Jeno.

"Menurut mu?" Jaemin bertanya sambil memandang Jeno dengan sedikit senyum miring.

"Lepasin rantai nya, gue mau pergi dari sini!" Ucap Jeno sambil menatap tajam ke arah Jaemin.

"Pergi dari sini? Kenapa kau mau pergi dari sini?"

"Karena gue gak suka disini, dan lagi pula ini bukan rumah gue!"

"Ini rumah kamu sayang," Jaemin berjalan mendekat ke arah Jeno. Mengelus pipi Jeno dengan pelan.

Jeno menepis tangan Jaemin yang berada di pipinya. Menatap Jaemin dengan tajam.

"Gue mau pergi dari sini Jaemin, lagian Lo sama gue itu udah gak punya hubungan apapun. Jadi lepasin gue, gue mau pergi!!"

"Tapi aku masih cinta sama kamu sayang," ucap Jaemin.

"Pendam ucapan lu itu Jaemin, gue udah gak cinta sama lu. Gue benci sama lo!!"

Mendengar ucapan Jeno membuat Jaemin marah. Tangan nya menarik rantai yang berada di leher Jeno dengan kuat. Hingga membuat Jeno merasa tercekik.

"Akh... Lep-lepasin," Jeno berusaha melepaskan tangan Jaemin namun Jaemin terlalu kuat mencengkram nya. Sehingga membuat Jeno tidak bisa melepaskan tangan Jaemin.

"Jaga ucapan kamu sayang, tidak sepantasnya kamu berucap seperti itu di depan ku," ucap Jaemin tepat di telinga Jeno.

Jaemin segera menjauhkan kepalanya, setelah itu ia membuka rantai yang mengikat Jeno.

Rantai itu terlepas dari leher Jeno. Hal itu membuat Jeno cukup senang.

Dirinya bisa pergi dari sini, karena rantai tersebut tidak mengikat leher Jeno lagi.

Jeno pun segera mendorong tubuh Jaemin, hingga tubuh Jaemin terjatuh di atas kasur.

Jeno segera melangkah menuju pintu, dan hasilnya nihil. Ternyata pintu tersebut terkunci. Jeno terus berusaha membuka pintu itu.

Jaemin menatap ke arah Jeno, bibir nya tersenyum. Ia kemudian bangkit dari atas kasur, dan berjalan menuju ke arah Jeno.

"Kamu membutuhkan ini kan sayang??" Tanya Jaemin sambil memperlihatkan sebuah kunci ke arah Jeno.

Jeno mengulurkan tangannya bermaksud untuk merebut kunci tersebut. Namun Jaemin segera menarik nya menjauh.

"Ck.. siniin kuncinya, brengsek,"

"Kamu memanggilku apa sayang? Hm. Tidak sepantasnya mulut manis mu itu berucap kasar," ucap Jaemin, dirinya hendak menyentuh bibir Jeno tapi segera di tepis oleh Jeno.

Jaemin sedikit merasa marah saat Jeno berucap kasar padanya, dan juga menolak untuk di sentuh olehnya.

"BODO AMAT, SINIIN KUNCINYA BAJINGAN. GUE MAU PERGI DARI SINI ANJING!!" Ucap Jeno kesal.

Jaemin yang sudah merasa terlalu kesal, akhirnya memukul pintu yang berada di belakang Jeno dengan keras, sehingga membuat Jeno terlonjak kaget.

Dalam hati, Jeno sedikit merasa takut. Wajah Jaemin yang sedang marah begitu menyeramkan.

Kemudian tanpa aba-aba Jaemin menarik kepala Jeno kedepan. Mempertemukan bibirnya dengan bibir Jeno.

Jaemin memiringkan kepalanya, mengecap bibir Jeno. Sedangkan Jeno memberontak mencoba melepaskan ciumannya. Jaemin yang sedikit merasa terganggu akhirnya menggigit bibir Jeno dengan kuat. Sehingga membuat bibir Jeno berdarah.

"Akhh!!," Jeno membuka mulutnya.

Hal itu membuat Jaemin langsung memasukkan lidahnya kedalam mulut Jeno. Mengabsen setiap deretan gigi Jeno.

Jaemin terus mencium bibir Jeno, sehingga membuat Jeno sedikit merasa kehabisan nafas. Oleh karena itu Jeno memukul dada Jaemin, meminta untuk di lepaskan.

Jaemin pun melepaskan ciumannya dengan sedikit tidak rela. Jaemin menatap ke arah Jeno yang tengah terengah-engah, bibirnya dipenuhi oleh saliva entah punya siapa.

TBC

Gaes karena aku rasa ini udah cukup kepanjangan, jadi aku udahan dulu yaa.

Gimana chapter kali ini??

Kayaknya ceritanya bakal tidak sesuai ekspektasi 😭

Alurnya menurut kalian gimana??










PUTUS | JAEMJENWhere stories live. Discover now