08. Deep talk

180 51 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



.


"Terima kasih." Ryujin berujar sambil membungkukkan badannya pada pelanggan. Saat ia menatap orang berikutnya, ia pun tersenyum. "Kau tidak mengamen, kak Beomgyu?"

"Nanti siang." jawab pemuda itu tak lupa dengan segaris senyum di bibir yang ia lukiskan, lalu menyodorkan dua kaleng minuman ke hadapan Ryujin untuk dihitung.

"Totalnya 4 won. Biar aku saja yang bayar ya?"

Beomgyu cepat-cepat menggeleng, "Ah tidak usah! Aku memang sengaja membelikannya untukmu juga. Sesekali aku ingin melakukannya untukmu. Tolong jangan ya?"

Ryujin memandang Beomgyu yang tampak memohon. Ia akhirnya mengangguk, membuatnya tersenyum sangat lebar sampai matanya menyipit. Pemuda itu merogoh saku celananya, memberikan uang yang terlipat-lipat itu pada Ryujin.

"Ada lagi yang ingin kau beli?"

Beomgyu menggeleng, lalu dengan ragu mengatakan sesuatu. "Ryujin-ah, ayo minum bersama di luar."

.

.

Di kursi yang sama seperti saat itu, mereka kini duduk berhadapan lagi. Ryujin yang memang ada sedikit waktu senggang pun mengiyakan ajakan Beomgyu. Dia bahkan masih saja tersenyum sampai Ryujin lelah melihatnya.

"Kau tidak lelah tersenyum terus?"

"Hm?" Beomgyu mendongak. Mengalihkan fokusnya dari kaleng minuman yang dibukanya. "Tidak, aku memang suka tersenyum."

Ryujin menggeleng kecil dengan gumaman lirih. "Dasar aneh." ucapnya sambil tersenyum kecil. Beomgyu terlihat sangat bahagia saat ini dan Ryujin tak bisa menerka apa yang membuatnya tersenyum terus seperti itu.

"Terima kasih minumannya, kak Beomgyu."

Pemuda itu mengangguk, lalu mulai bertanya untuk membangun obrolan mereka. "Kau hari ini ambil shift pagi? Tidak sekolah?"

"Tidak."

Beomgyu tersedak minumannya sendiri dan Ryujin menatapnya bingung. "Astaga bagaimana bisa kau sesantai itu menjawabnya? Apa kau tidak takut akan kena hukuman?"

"Memangnya apa yang perlu aku takutkan? Bolos sekali tidak masalah dan aku benci sekolah."

Ada nada keseriusan dalam suara Ryujin dan Beomgyu menyadarinya. Gadis itu juga terlihat tidak bersemangat, tak seperti biasanya. Dia lebih sering diam dengan pandangan ke bawah, seperti ada sesuatu yang mengusik pikirannya.

Ephemeral | Choi Beomgyu✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang