- artha dan agra, selesai.

996 90 3
                                    

soulmate

Agra berkali-kali menghembuskan nafas kasar, tangannya yang berkeringat mengambil tisu di meja dan mengusapkannya ke pelipis yang juga tak kalah berkeringat. Sial, dia sampai segugup ini karena akan bertemu Artha.

Kemarin, saat dia mendapatkan notif pesan dari Artha, awalnya Agra mengira hanya salah melihat. Tapi saat ia kembali menatap lamat nama si pengirim, rasanya jiwanya langsung melayang entah kemana. Karena akhirnya, Artha meminta Agra untuk bertemu setelah sekian lamanya.

Maka di sinilah Agra sekarang, menunggu sang pujaan hati di restoran yang telah dijanjikan Artha. Berdiri resah sejak beberapa menit lalu karena yang ditunggu tak kunjung datang, namun kemudian menyadari kalau dia tiba lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Yah, jangan tanya kenapa, Agra hanya tak sabar dan tak mau kalau Artha yang harus menunggu. Karena mulai hari ini, dia sudah memantapkan hati untuk kembali membangun hubungan bersama Artha.

soulmate

"Terima kasih, Mas." ucap Agra dan Artha hampir bersamaan, membuat sang pelayan hanya tersenyum dan mengangguk sebelum mengundurkan diri dari hadapan mereka.

Agra mengambil makanan dan minuman yang dipesannya, sedangkan Artha hanya menatap makanan tanpa selera. Yang lebih tua menyadari itu, maka tanpa basa basi, Agra langsung menyentil pelipis Artha menggunakan jarinya. Tidak keras kok, tapi cukup membuat Artha tersadar dari lamunan.

"Ih, kaget." Artha bersuara spontan, matanya menatap Agra dengan tatapan sedikit kesal. Yang ditatap hanya tersenyum, merasa gemas dengan kelakuan sosok manis di depannya.

"Makan dulu, baru nanti ngobrol." kata Agra, tangannya memotong daging yang berada di piring dan membawanya ke mulutnya sendiri untuk digigit. Sedangkan Artha hanya mengangguk dan mulai mengambil alat makannya.

Beberapa menit kemudian, setelah akhirnya mereka selesai dengan makanan masing-masing, Agra mengajak Artha untuk duduk di depan kolam yang berada di restoran ini. Artha mau tak mau hanya bisa mengiyakan, sembari dalam hati berpikir, "kenapa dia sampai tau kalau ada kolam renang di sini?"

"Gue coba search tentang restoran ini tadi. Dan ternyata ada kolam renang di rooftopnya, makanya gue ajak lo ke sini. Biar enak aja ngobrolnya. Lo suka lihat bintang kan?" tanya Agra yang sudah duduk di kursi dekat kolam renang, dia menepuk-nepuk tempat kosong di bagian kanannya, mengisyaratkan Artha untuk duduk di sampingnya.

Artha lagi-lagi mengangguk sembari mendudukkan diri di sebelah Agra, entah kenapa suaranya sejak tadi sulit keluar. Rasanya gugup dan masih takut, tapi tak menyangkal kalau ada perasaan senang yang berbunga dalam hatinya.

"Lo apa kabar?"
"Lo gimana kabarnya?"

Agra dan Artha saling bertatapan selama beberapa detik, sebelum mereka tertawa karena sadar mereka melontarkan pertanyaan yang sama dalam waktu yang bersamaan. Konyol, karena keduanya merasa lebih nyaman setelah kejadian tadi.

"Gue yang nanya duluan, jadi lo yang harus jawab duluan." ini Agra yang bersuara.

"Kabar gue baik, biasa aja kaya sebelumnya..." jawab Artha setengah berbohong. Karena sebenarnya, dia tidak begitu baik-baik saja ketika Adhit mulai menjauhinya sejak mereka putus kemarin. Bukan menjauhi, lebih tepatnya jaga jarak. Karena Adhit bilang, dia tidak mau terlalu dekat dengannya kalau dirinya belum bisa mengendalikan perasaannya. Takut malah makan hati, katanya. Dan Artha, yang sudah terbiasa dengan semua perhatiannya, bohong kalau tak merasa hampa tanpa kehadiran si kakak kelas. Tapi dia harus bisa menerima, tak seharusnya Artha menjadi egois dan hanya mementingkan dirinya sendiri. Makanya dengan rela ia melepaskan, sembari berjanji dalam hati kalau akan mendoakan Adhit untuk selalu bahagia.

soulmate [bw] Where stories live. Discover now