Chapter 15 - Perang Makanan

1.6K 272 13
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Jalan ke arah dapur guna mengais sarapan seperti biasa, kali ini para penghuni kos nampak kebingungan begitu mendapati Kenan yang berdiri terpaku di depan pintu kulkas. Ini agak aneh, gak ada satupun masakan yang tersaji di meja.

"Kenapa Min?"

Al yang baru dateng langsung melontarkan tanya, gelagat kekasihnya agak janggal.

Mendengar pertanyaan barusan, Kenan pun menolehkan pandangan ke belakang, matanya melotot horror, seolah menunjukkan seberapa serius situasi yang mereka hadapi saat ini.

"Kak, stok makanan kita- udah abis."

Sungguh, itu adalah kalimat sakral kedua setelah diumumkannya masa lockdown beberapa hari yang lalu.

━━━━━━━━━ 🕊 ━━━━━━━━━
b o a r d i n g   h o u s e
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Jadi, bisa dijelaskan apa maksud dari semua ini?"

Siang hari, Yuda keliatan duduk bersila di atas lantai sementara penghuni yang lain memandanginya sinis dari sofa. Pemuda satu itu lagi dieksekusi, menunggu hukum pancung karena menjadi terdakwa dari aksi penyelundupan makanan.

Jadi, setelah terjadinya krisis moneter yang diumumkan oleh Kenan tadi pagi, mereka semua sepakat untuk melakukan penggeledahan ke kamar kamar demi mencari impostor yang udah menyembunyikan makanan selama ini.

Yuda udah pasti keringet dingin karena di belakang lemari miliknya masih terdapat beberapa bungkus snack yang tersisa, mampus aja kalau ketauan.

Dan ya, sialnya Ardan menyadari hal tersebut, alhasil kamar Yuda bener bener digeledah sampai ke celah terkecil sekalipun. Lalu begitulah, pada akhirnya sosok kelahiran Agustus tersebut harus mendapat amukan warga serta undangan untuk datang ke sidang siang ini.

Dengan dipimpin oleh Kenan selaku pemegang jabatan sebagai menteri pertahanan makanan, Yuda hanya bisa pasrah menunggu keputusan akhir.

"Jadi, karena kejahatan yang udah lo lakuin, lo harus pergi buat beli bahan makanan yang udah gue catet."

Yang menjadi tersangka hanya bisa mengangguk patuh. Bodo amat lah sama corona di luar sana, mending dia kena covid daripada disembelih di sini.

"Tebuslah dosa lo sekarang."

Yuda mengangkat pandangan, berniat meminta pertolongan kepada siapapun. Namun sayang, rata rata tatapan mereka penuh dendam dan dengki. Maaf aja nih, tapi sekarang zaman zaman krisis, pada gedeg lah kalau makanan yang mereka miliki bersama malah dihabiskan oleh satu orang.

Sementara di sisi lain, Avi udah berubah pucet. Ketar ketir juga karena takut Yuda akan membocorkan perjanjian mereka. Bisa bisa Avi ikutan dijauhi nanti. Iya, pertemanan mereka memang sebatas makanan.

"Gue pergi."

Namun di luar dugaan, ternyata pemuda tampan tersebut memilih untuk tetap bungkam. Dengan kepala menunduk dalam berharap akan mendapat simpati, pada akhirnya Yuda berjalan masuk ke kamar guna mengambil jaket dan juga masker miliknya. Untung banget tuh anak emang suka menggunakan masker sebelum corona menyerbu, jadinya gak perlu ikut termonopoli oleh oknum bangsat yang suka nimbun masker sama handsinitizer terus dijual dengan harga gak ngotak.

Tanpa dipedulikan oleh siapapun, Yuda kembali melangkah menuruni anak tangga, melewati ruang tengah lalu pergi ke garasi demi menjalankan misi tingkat S kali ini.

"Yuda."

Oh tapi, sepertinya masih ada orang baik yang mau berbicara serta mengampuni kesalahannya.

"Avi? Kenapa?"

Tanpa diduga, ternyata sosok tersebut adalah Avi. Padahal mah biasanya si koala kemusuhan banget sama Yuda, si tampan bahkan mengira pemuda mungil tersebut bakal ketawa puas begitu dirinya ketauan.

"Sorry ya, gue gak bisa bantu."

Terpaku sejenak, seulas senyum simpul langsung terbit di bilah tipis Yuda, "Gak masalah, lo gak perlu terlibat."

Tumben waras, tumben gak isi ngata ngatain Avi kayak lipetan ketek tapir. Hm, sepertinya jiwa Yuda masih terguncang setelah dihakimi oleh Kenan.

"Gue gak pengen terlibat juga sih, tapi ini, siapa tau bisa ngebantu lo."

Agak anjing tapi gimana ya, Yuda lagi gak pengen ribut.

Menurunkan pandangan, Yuda lantas menatap bingung sebuah kunci yang diserahkan oleh Avi.

Seolah mengerti dengan tatapan yang lebih tua, si koala pun buru buru menjelaskan, "Ah ini, pake motor Yoji aja, gue gak sengaja nemu kuncinya kegeletak di atas meja."

Lumayan lah buat hemat bensin.

Entah kenapa, Yuda justru gak menolak bantuan Avi kali ini. Dengan senyum lembut yang masih merekah, pemuda tampan tersebut lantas menerimanya dengan baik. Ngomong ngomong, motornya baru dicuci beberapa hari yang lalu.

Pukk!!

"Makasi banyak Vi."

Avi terpaku sejenak kemudian mengulas senyum cerah.

"Hum, sama sama."

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

Tertanda, 13/06/2022

Bee, berak dulu bestie

Boarding House [Stray Kids]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang