Chapter 60 - Kakak Adek Di Kondangan

355 54 4
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

Terpisah dari rombongan, si dedek gemes keliatan lagi ngantri kambing bakar yang tengah dibagikan oleh seorang bapak bapak. Sisa dagingnya lagi dikit, tapi kayaknya Raksa masih kebagian deh. Capek juga berdiri daritadi.

"Ini yang terakhir ya."

Raksa ngulas senyum manis sembari menganggukkan kepala begitu sosok dewasa tersebut mengambilkan daging bakar untuknya. Namun belum sempat olahan enak itu sampai di piring yang Raksa pegang, tiba tiba aja ibu ibu berpakaian nyentrik menyerobot antrian.

"Buat saya aja pak."

Si rubah bengong dong, tuh orang dateng dateng ngajak ribut. Gak tau apa kalau Raksa udah ngantri selama bermenit menit kayak lagi main ular naga panjang?

"Tapi bu, tadi dia yang-"

"Saya gak peduli, kasih aja lah pak, gitu aja diributin."

Wah, nantang nih.

Baru aja Raksa hendak menggulung lengan batik yang ia kenakan guna memulai perdebatan dengan si ibu ibu egois bangs*t t*ai an*jing di hadapannya, namun pergerakan pemuda manis tersebut langsung terhenti begitu mendapati kehadiran seseorang.

"Bu, pernah diajarin cara ngantri gak?"

Itu Ardan, sosok berbibir tebal tersebut langsung dateng lengkap dengan ekspresi julidnya begitu menyadari apa yang terjadi. Jujur aja, Ardan memang tengah memperhatikan Raksa sejak tadi. Lalu ketika melihat sang adik yang lagi diinjak injak, si tampan langsung turun tangan.

"Loh, kamu kok gak ada sopan santunnya?"

"Loh, ibu kok gak ada tata kramanya?"

"Ck, sini pak kasih daging kambingnya."

Si bapak bapak yang bengong menyaksikan perdebatan barusan seketika mengangguk dengan kaku.

"Bu, pernah diajarin cara ngantri gak?" lagi, Ardan mengulang pertanyaan yang sama.

"Apasih kamu, saya gak ada urusan ya sama kamu, tolong jangan mancing emosi saya."

"Kok marah, saya kan nanya baik baik."

Ardan nampak mengulas senyum kemenangan yang mana hal itu membuat sosok di hadapan langsung masang wajah sepet. Bodo amat diliatin debat sama orang orang, Ardan gak suka kalau ada yang mengusik adiknya.

Ngerasa kalah debat dan gak mau menjatuhkan image sosialitanya, pada akhirnya si ibu ibu memilih untuk mengalah.

"Tuh ambil dagingnya. Miskin banget sampai kambing aja direbutin."

Yang lebih tua melongos dengan tampang angkuhnya sementara Ardan membalas ucapan barusan dengan cukup santai.

"Sok kaya banget sampai ngambil daging kambing aja isi acar nyerobot antrian orang."

Ardan dilawan, kicep kan jadinya.

"Wow, keren kak."

Menolehkan pandangan ke samping, bisa Ardan lihat sang adik yang memasang binar kagum sambil mengacungkan satu ibu jari. Tuh anak kayaknya lupa lagi berantem sama kakanya, terlalu terpana karena Ardan berhasil memenangkan adu bacot barusan.

"Haha, udah. Ambil tuh dagingnya."

Yang lebih tua juga nampak gak mempermasalahkan, malah sibuk terkekeh pelan sambil menepuk sekilas pucuk kepala Raksa.

Melihat sang adik yang berhasil mendapat apa yang ia inginkan, Ardan hendak kembali ke meja tadi guna menghabiskan beberapa camilan yang dia ambil. Namun baru satu langkah menjauh, pergerakan Ardan langsung terhenti begitu merasa cekalan pelan di lengan bajunya.

Menoleh ke belakang, ternyata pelakunya adalah Raksa. Pemuda manis tersebut nampak memasang wajah ragu sebelum akhirnya menundukkan kepala.

"K-Kak Ardan bisa nemenin aku gak?"

Sebenernya alasan utama dari permintaan barusan karena Raksa yang ngerasa malu jalan sendirian di tengah keramaian. Tapi biarlah Ardan gak mengetahui hal itu, si rubah ngerasa gak tega menghilangkan seulas senyum yang terbit di bilah tebal sang kakak.

"Iya deh, kakak temenin."

Raksa gak mengerti kenapa Ardan bisa terlihat sebahagia itu hanya karena dirinya yang minta ditemenin. Raksa gak mengerti apa alasan Ardan melakukan tarik ulur dalam hubungan mereka. Dan Raksa gak mengerti, harus di-kemana-kan hatinya saat ini.

Ardan terlalu membingungkan, Raksa kesulitan memahaminya. Tapi biarlah semua itu ia lupakan barang sejenak, karena untuk sekarang, ada sepiring kambing bakar yang harus dihabiskan.

 Tapi biarlah semua itu ia lupakan barang sejenak, karena untuk sekarang, ada sepiring kambing bakar yang harus dihabiskan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

To Be Continue

Aduhh, emang paling susah kalau udah ngurusin masalah ardan sama raksa. Lepas tangan ah, lepas tanggung jawab ah ♪ヽ(*´∀')ノ

Tertanda, 14/05/2024
Bee, berdoa supaya maag gak kambuh

Boarding House [Stray Kids]Where stories live. Discover now