Bab 9

270 65 57
                                    

Kenapa ya hidup seperti hobi mengajak Fatyra bercanda?

Empat minggu pertama melakukan program diet super ketat, hasilnya lumayan menggembirakan. Total penurunan berat badannya nyaris tujuh kilo hingga menyentuh angka 68. Namun, di dua minggu terakhir yang semakin dekat dengan deadline alias tanggal ulang tahunnya, eeehh malah stuck. Tidak ada penurunan lagi barang satu ons pun! Kalau sudah begitu, motivasi dari personal trainer yang sudah dibayar mahal pun rasanya tidak berguna.

"Perasaan semua metode udah gue lakuin dengan sesuai. Gue juga gak pernah melanggar aturan." Sepulang bekerja, Fatyra sibuk merenung setelah silaturahmi kembali dengan timbangan.

Dress milo yang couple dengan Armand itu pun ditatapnya nanar.

"Sepuluh hari lagi padahal," gumamnya sembari meraih dress kemudian mencobanya di depan cermin untuk kesekian puluh kali.

Karena ukuran yang diambil XL, dress itu sudah lumayan bisa masuk meski lumayan susah payah. Namun, tetap saja terlihat sesak dan agak dipaksakan. Beberapa bagian menonjolkan lemaknya yang bergelombang memalukan. Kalau dipikir-pikir, ia seperti sedang cosplay jadi cakue jumbo.

Merasa nyaris putus asa, dress pun dicopot lagi dan dilempar ke atas tempat tidur begitu saja. Sementara Fatyra sendiri memilih duduk lesehan di karpet sembari membenamkan wajah ke lipatan lutut. Suara-suara pelan dari televisi yang sedang menampilkan berita itu nyatanya tidak mampu menandingi riuh di kepala.

Ia tiba-tiba saja teringat candaan teman-teman kantornya beberapa hari lalu. Waktu itu berita mengenai Fatyra nyaris pingsan di pantry karena diet ketat cepat sekali tersebar.

"Yaelah, Fat. Gak usah diet-dietan lah. Tar kalo lo kurus, gue gak ada tempat nyender yang empuk lagi," canda Vivian. Dengan kata lain, Fatyra dianggap bantal.

Jihan menimpali. "Iya loh. Lo tuh gak cocok kalo kurus tau. Terus kalo si kembar ultah, siapa dong yang gue mintain tolong buat pake baju polkadot hibur bocah-bocah?" Dengan kata lain, Fatyra dianggap badut.

"Gak usah diet-dietan. Tar kalo pingsan kasian yang ngangkat. Kudu tiga orang baru berhasil kali," komentar Janu. Dengan kata lain, Fatyra seberat buntalan karung beras.

"Ih jangan diet duluuuuu, minimal sampe gue beres ASI ekslusif lah. Biar gue merasa ada teman," sambung Salwa, wapemred yang sedang cuti melahirkan tapi mampir di kantor sebentar. Dengan kata lain, bodi Fatyra mirip ibu-ibu yang baru punya baby.

Barulah kemudian Yoko yang sejak tadi diam, menyeletuk dengan santainya. "Lucu ya bebeb gue ini. Gemesin. Gue do'ain deh, ntar kalian semua punya anak cewek persis kayak dia. Minimal satu."

Sontak saja semua langsung mengatupkan bibir. Suasana mendadak hening untuk sekian detik. Sampai kemudian Janu pamit ke ruangannya dan yang lain menyusul satu per satu untuk membubarkan diri.

Dulu, Fatyra selalu menganggap semua celetukan itu murni candaan. Namun bisa jadi karena belakangan ini ia sedang tertekan oleh target diet, perasaannya jadi super sensitif. Fatyra mulai berpikir, kalau teman-temannya (kecuali Yoko) hanya menganggapnya sebagai bahan lelucon.

Lelah sendiri dengan segala asumsi liar itu, Fatyra lantas beralih memainkan ponsel. Beberapa chat di grup bahkan personal chat dari Armand yang bertanya 'lagi apa' rasanya malas sekali ia tanggapi. Jemarinya malah iseng bergulir ke aplikasi Instagram untuk masuk ke laman akun gosip. Berita tentang video syur seorang artis ternama berhasil membuat matanya refleks membulat.

Apalagi ketika masuk ke kolom komentar ternyata makin seru saja. Ada tim hujat yang memaki habis-habisan. Ada tim do'a yang menuliskan harapan baik agar si artis segera tobat. Ada tim cuek yang hanya berkomentar: 'cuma mau ngumpulin orang-orang yang bodo amat.' Ada juga tim s3 marketing yang malah menyelipkan iklan promosi.

Fat Fit [✓]Where stories live. Discover now