4

359 60 0
                                    


Penjara hukuman mati Phoenix berada di Ibukota. Tidak hanya dijaga ketat, tapi ada juga master seni bela diri yang diam-diam berpatroli. Pada awalnya Sehun tidak mengerti, mengapa pasukan seperti itu diperlukan di sebuah penjara hukuman mati. Di Moonlight, ketika seorang tahanan akan dijatuhi hukuman mati, maka tahanan itu akan menjadi lebih jinak karena mereka telah kehilangan semua harapan hidup mereka. Dengan demikian, jauh lebih mudah untuk mengawasi mereka daripada tahanan lainnya.

Sementara di Phoenix sangat berbeda. Dia menemukan bahwa di kerajaan ini terpidana mati selalu mencoba yang terbaik untuk bisa melarikan diri. Bahkan ketika hukumannya dilakukan pada esok hari, mereka akan tetap merenungkan cara untuk menghancurkan penjara pada malam sebelumnya. Dan yang lebih mengejutkan ialah bahwa Park Chanyeol tidak mencoba untuk menghentikan upaya atau tindakan para narapidana itu, tetapi hanya memperkuat pertahanan penjara.

Selama beberapa hari terakhir, nama Park Chanyeol telah lama hinggap di benak Sehun. Seorang yang sangat kompeten sebagai Raja dan sangat menakutkan disaat yang sama. Sehun sedikit memiliki keraguan tentang mengapa Phoenix hanya butuh tiga tahun untuk bisa pulih kembali. Mungkin tanda kekalahan Moonlight adalah ketika Chanyeol naik tahta tiga tahun lalu.

Sehun bisa mendengar suara berat pintu dibuka, dua sipir dengan wajah keras masuk ke dalam selnya. Salah satu dari mereka melangkah maju dan dengan kasar mengoyak baju Sehun di bagian bahu, melihat luka di bahunya.

"Jenderal Oh, lukamu jauh lebih baik. Yang Mulia bertanya lagi, apakah kau akan menyerah atau tidak?" tanyanya dengan nada mengejek.

Sehun membenahi pakaiannya. "Keputusanku telah bulat. Park Chanyeol tahu itu, jadi dia seharusnya tak perlu bertanya begitu rajin." Jawab Sehun dengan nada dingin. "Jika demikian maka itu sangat disayangkan." Ucap seorang sipir, matanya menyala dan berkata dengan suara keras. "Apakah kau tahu, apa yang menunggumu sekarang?"

Sehun menatap dingin salah satu sipir dihadapannya. "Eksekusi, lakukan seperti apa yang dia inginkan." Ketika Sehun selesai bicara, dia lalu melangkah keluar dengan tenang.

Sehun bisa mendengar kedua sipir itu meludah jijik padanya. "Ya benar, dia pasti akan menyerah juga. Seperti tahun sebelumnya, Jenderal Yifan, yang juga mengalami nasib sepertinya. Dengan gagah berani menolak untuk menyerah, tapi setelah itu- "

Sebelum kalimatnya selesai, kepalanya dipukul oleh seorang lainnya. "Diam! Kau ingin mati? Dia sekarang adalah Jenderal yang memimpin tentara untuk melawan Moonlight. Raja sangat percaya padanya. Hati-hati, orang-orangnya mungkin bisa mendengarmu."

Sehun menghela napas. Dia mendengar jika Jenderal Yifan yang terkenal, pada akhirnya harus menyerah pada Park Chanyeol. Apa yang harus ia katakan? Chanyeol benar-benar Raja di medan perang.

.

.

.

Ruang belajar itu tenang dan penuh dengan aroma lily. Chanyeol memegang sebuah buku sejarah, dengan santai membalik setiap halamannya. Baekhyun masuk ke dalam, tapi Chanyeol tidak melihat ke arah pemuda itu. Bibirnya membentuk senyuman provokatif.

"Jadi Jenderah Oh telah menyerah?"

Baekhyun tidak berani bernapas keras, diam-diam mengintip wajah sang Kaisar. "Tidak, belum." Jawabnya pelan.

Chanyeol kemudian duduk tegak, matanya menatap Baekhyun sementara, tak lama dia menjadi sedikit santai. Chanyeol bersandar di kursinya dan kembali bersikap tenang.

"Dia benar-benar belum menyerah? Namun aku ingat, hanya butuh tiga hari bagi Yifan untuk menyerah padaku. Aku tidak pernah berharap Oh Sehun memiliki daya tahan seperti itu. Aku ingin melihat apakah tulang-tulangnya memang terbuat dari besi."

War Prisoner | CHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang