14

589 48 8
                                    

   

Hi! Does anyone miss me?

this is wht u waitin' for  kkkk. enjoy...


Pelayan istana dan Kasim telah berlutut di masing-masing sisi pintu masuk, siap menyambut pasangan yang baru menikah itu. Ketika Chanyeol memasuki kamar, aroma lembut Sandal wood menyambut reseptor hidung bangirnya. Dua pelayan setia mengikutinya untuk menutup setiap tirai.

"Kalian bisa pergi, tinggalkan saja dua orang di luar untuk mengurus kebutuhan kami."

Setelah berkata demikian, Chanyeol melangkahkan kakinya menuju ke tempat tidur besar di tengah ruangan. Dengan lembut ia menurunkan Sehun yang sejak tadi berada dalam gendongannya ke atas kasur bulu angsa yang lembut.

Tubuh Sehun gemetaran. Ia menutup erat matanya, berusaha sebisa mungkin untuk tidak membiarkan kelopak matanya terbuka. Karena itu hanya akan membuatnya melihat wajah Chanyeol.

Sebuah benda lunak dan basak tiba-tiba bergerilya di atas kelopak matanya. Membuka mata, sehun terkejut ketika mengetahui benda lunak dan basah itu ternyata lidah Chanyeol.

Chanyeol tertawa, memperlihatkan sebagian kecil deretan giginya yang rapih. "Aku tahu, kau pasti akan membuka matamu."

Ia menggenggam tangan Sehun yang terkepal dan meremasnya lembut lantas membuka jemarinya satu-persatu. Membujuk jemari itu untuk rileks.

"Jangan takut Sehuna, aku tahu ini adalah pertama kalinya untukmu, dan pasti akan terasa sakit. Tapi, aku akan berusaha bersikap selembut mungkin." Ia menciumi jemari lentik sehun.

Sehun memalingkan wajahnya-malu. "Apa yang harus kutakutkan? Aku...aku hanya akan menganggapnya seperti digigit seekor anjing. Hal yang tidak dapat aku pastikan adalah kau ini anjing serigala ataukah seekor anjing gila."

Chanyeol tertawa tampan, ia tahu betul kata-kata itu bukanlah ejekan, melainkan untuk kekecewaan dihati sehun. Chanyeol sama sekali tidak kesal, ia malah sibuk melepaskan ikatan baju berlapis-lapis yang sehun pakai.

"Hal itu, bisakah kau mencari jawabannya sendiri?". Jawab pria itu setelah berhasil melepaskan simpul jubah Sehun.

Jubah lapis kedua berwarna putih tulang jatuh ke sisi tubuh Sehun, memperlihatkan pakaian Inner nya yang terbuat dari sutra berkualitas tinggi berwarna putih seperti salju.

Sehun tidak bisa berhenti merasa khawatir dan ketakutan, ia memegang erat tangan Chanyeol yang bertengger di dadanya mencegah pria itu melepaskan kain terakhir yang menutupi tubuhnya.

Chanyeol masih tersenyum menatap pria di bawah kungkungannya. "Sehuna, malam ini adalah malam pernikahan kita. Idealnya kau akan bersedia, tapi jika kau menolak sekalipun, aku tidak peduli. Malam ini tidak boleh disia-siakan. Jika kau benar-benar ketakutan, aku mungkin bisa menundanya malam ini. tapi, akan sampai berapa lama batasku? Pada akhirnya, hal ini akan terjadi suatu hari nanti." Chanyeol tak hanya berbicara, tapi tangannya sibuk menjelajahi tubuh molek di bawahnya.

Sehun mencoba mencegah tangan penuh tonjolan otot itu bertindak lebih jauh. Tarik-menarik diantara mereka membuat kain penutup tubuh sehun robek, memperlihatkan dada lembut sebening poselen mahal.

Perasaan malu menjalar ke seluruh tubuhnya, sehun menggigit bibirnya kuat. Tidak ingin membuang waktu Chanyeol meraih semua lapis celana yang Sehun kenakan, menariknya hingga ke ujung kaki.

"Sehuna, mulai saat ini kau adalah milikku. Pun diriku yang juga hanya milikmu. Kita berdua akan hidup harmonis bersama selamanya. Di kehidupan ini, ataupun di kehidupan selanjutnya. Kita tidak akan pernah terpisahkan. Bukankah itu terdengar bagus?" Ucapnya lembut.

War Prisoner | CHWhere stories live. Discover now