1. KEBESARAN AKSA

900 69 39
                                    

Bugh!!!

Brak!!

"BOS WARBEH DISERANG!!"

"AKSA!! WOII!"

Aksa Wiratama. Cowok berperawakan tinggi, badan kekar, dan tegap, postur tubuh yang dibilang perfect. Pria yang tengah menyebat sebatang rokok ditangannya, dengan asap yang mengebul di udara, langsung mengalihkan pandangan ketika mendengar namanya diteriakan.

Seluruh anak Grevazo yang tengah berkumpul dibelakang warung babeh atau biasa disebut warbeh, langsung berlari ke rogas-bagian depan warung babeh.

"CIN! LU AMANIN BABEH!!" tekan Aksa.

Babeh yang melihat kumpulan anak dari arah berlawanan, yang tiba tiba datang menyerang warung-nya langsung kalang kabut. "ASTAGHFIRULLAH KENAPA HARUS DI WARUNG BABEH SI INI?!"

"TOLOL ANJING!"

Bugh!!

Bugh!!

"BANGSAT LO SEMUA!!"

Jakarta selatan, menjadi aset penting bagi anak gangster. Aksa Wiratama. Nama besar itu terkenal diseluruh perkumpulan anak muda. Cowok yang bisa berdiri, bukan hanya dibawah naungan sang ayah. Nama besar Aksa bahkan dinobatkan sebagai gangster terkuat setelah hancurnya gangster dibawah naungan, Angkasa.

Angkasa, dan Aksa. Nama itu berkibar hebat dipenjuru kota Jakarta. Angkasa, sang ayah, adalah pemimpin besar Razel yang sudah berhenti beroperasi semenjak semua generasi mulai pensiun. 7 tahun semenjak pensiunnya Angkasa dari geng motor, muncul-lah geng motor yang merusak, anak-anak yang tidak benar, mabok-mabokan, bahkan menjadi salah satu jembatan peredaran zat adiktif. Bahkan pemerintah setempat, meminta bantuan kepada Angkasa untuk melanjutkan Razel demi membasmi anak-anak tidak benar itu.

Grevazo, awal permulaan circle SMA Merah Putih. Sekolah yang berumur setengah abad itu mampu bertahan, dan menjadi sekolah favorit. Perkumpulan yang tidak mengarah kepada geng motor, hanya berdasarkan untuk menjalin silaturahmi, kini menjadi besar. Hanya dalam beberapa bulan, setelah nama Grevazo di sah-kan. Gangster lain, mampu diresahkan oleh Grevazo, mulai dari tauran, memberantas peredaran zat adiktif, bahkan mengajak anak-anak mabok itu ke dalam pergaulan yang sebenarnya.

"BOS ANAK ZEGER!"

"CARI PANGLIMANYA!" sarkas Aksa.

Ketika seluruh kumpulan anak itu mulai kalang kabut dibantai habis oleh anak Grevazo, Aksa melihat seseorang berjaket hitam, anehnya ketika bertarung dengan anak Grevazo tadi, dia memakai helm. Orang itu tertatih-tatih dalam berjalan dalam mengambil kunci motor, dengan cepat Aksa langsung berlari kearahnya.

Merasa ada orang yang mendekatinya, dia langsung berlari dengan terseok-seok, namun Aksa berhasil menarik kerah jaketnya.

Aksa membuka helm itu, rambut panjang yang tidak terkuncir terkibas ketika Aksa melepas helmnya. "ANJING CEWE!"

Perempuan itu menggigit tangan Aksa lalu beralih menaiki motornya, langsung meninggalkan tempat pertarungan itu. Aksa yang masih terpaku, ternyata itu adalah perempuan. Astaga, Aksa langsung mengedarkan pandangannya, beberapa orang yang memakai helm juga langsung berlari meninggalkan. Aksa mendekat ke orang tergeletak, yang masih memakai helm, dia membuka helm itu, ternyata perempuan.

Tunggu jadi anak Grevazo kini bertarung dengan perempuan.

"Cewek?" sahut Yoga yang sama terkejutnya dengan Aksa sembari menatap. "Bawa ke RS," katanya menyuruh anak Grevazo lain.

"Gue pernah denger, tapi gue ga yangka," kata Adi balas perkataan Yoga. "Ari gila juga, ngajarin bocah cewek kayak gini."

"Panglimanya siapa?" tanya Aksa.

"Yang lo kejar tadi."

Semua menengok ke arah suara itu. Pandu, abang-abangan yang ditetuakan oleh anak Grevazo. "Namanya Lea," kata Pandu.

Aksa menatap Pandu dengan tatapan bertanya. "Zeger emang selalu punya cewek buat jadi backing-an mereka. Antek-antek cewenya buat nemenin mereka bermalam. Puasin nafsu anak Zeger. Gue gatau kenapa mereka nyerang malam ini, tapi yang jelas, Ari gak tau adanya penyerangan ini. Yang jelas, Ari sekarang lagi ada diluar kota buat memperluas pengaruhnya. Yang megang Zeger sekarang itu, Lea."

"Musuh kita?" tanya Yoga

"Semenjak jabatan di pegang Ari."

***

Angkasa dan Raisa. Jika nama mereka di gabung menjadi Aksa. Wiratama adalah marga besar sang ayah, yang turun temurun diberikan keluarga Wiratama.

Aksa mendorong motornya ketika sampai di depan mansion, rumah besar dan megah itu memiliki pengamanan yang cukup ketat.

"Tauran?" suara basah itu terdengar menyeru di tengah kegelapan.

"Eh ayah, ayah belum tidur? udah makan belum, ni Aksa beliin nasi goreng," balas Aksa sembari mencium tangan Angkasa.

"Bunda tau, habis kamu."

"Ya makanya, sebagai mantan ketua gangster, dan anak yang mengikuti jejak ayahnya, kita harus bekerja sama dengan baik. Sehingga terciptanya ketentraman dirumah ini. Dan tidak terdengar omelan bunda," kata Aksa

Plak!

"Udah tau anaknya abis tauran, sampai rumah di tampar. Heran banget punya bapak," bales Aksa ketus, dia meraih tangan Angkasa dan memberikan nasi goreng yang sudah dibelinya.

"Ayah gak suka kamu ikut-ikutan geng motor."

Aksa yang mendengar kalimat itu dari seorang Angkasa hanya berdiam, dan berjalan melewati tubuh Angkasa begitu saja. "AKSA!! AYAH SEDANG BICARA!"

"Ini hidup Aksa, bukan hidup ayah."

GREVAZO SEQUEL OF ANGKASA
DAPAT DIBACA TERPISAH

GAIS JANGAN LUPA VOTE, DAN KOMENTAR SEBANYAK-BANYAKNYA.

NEXT??

TEMBUS 300 KOMENTAR NANTI AKU NEXT YAA, JANGAN LUPA FOLLOW WATTPAD DAN SPAM KOMENTAR

A²Where stories live. Discover now