13

869 57 10
                                    

3 bulan sudah berlalu sejak hilangnya Yoongi dari kehidupan NamJoon. Tidak, sebenarnya Yoongi tak benar-benar hilang, karena NamJoon sesekali merindukan pria manis itu. Ya, hanya sesekali, satu bulan pertama ia memang sering merindukan Yoongi. Tapi seiring berjalannya waktu, NamJoon mulai teralihkan dengan kesibukan dan juga kekasih satu2nya, Jimin.  Sehingga frekuensi rindunya dengan Yoongi pun semakin berkurang.

Lalu bagaimana dengan Yoongi?

.

"Seperti biasa, permainanmu mengagumkan, ini bayaranmu hari ini." Seorang pria menyodorkan sejumlah lembaran won pada Yoongi.

Yoongi menerima uang tersebut sambil tersenyum sopan, "Terima kasih Tuan Lee. Kalau begitu aku duluan."

"Ah, tunggu dulu, bisakah kau bermain lagi di sini besok?" Tanya pria yang dipanggil Tuan Lee tersebut, ia adalah manajer di sebuah restoran mewah.

Yoongi berpikir sejenak, "Aku ada jadwal lain besok, maaf Tuan Lee."

Manajer restoran itu mengangguk paham, "Tak apa, kalau begitu hati-hati."

Yoongi mengangguk kemudian meninggalkan restoran mewah tersebut. Menyusuri jalanan menuju tempat lain sambil menikmati malam. Rambut hitamnya berayun mengikuti irama langkah lebarnya, sesekali bergerak diterpa udara malam.

Tak butuh waktu lama, Yoongi pun sampai di tujuannya, sebuah area hiburan malam yang ramai dan cukup terkenal. Di sana Yoongi langsung memasuki sebuah diskotek.

"Oh, Yoongi? Tidak sibuk kali ini?" Tanya bertender cantik yang merupakan kenalan Yoongi.

Yoongi mengangguk, "Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik," Jawab gadis itu, "seperti biasa?" Tanyanya lagi yang sudah tau alkohol favorit Yoongi.

Yoongi menggeleng, "Surprise me."

"Wow, akhirnya..." Bartender cantik itu pun langsung menyiapkan minuman alkohol dalam shots. "Silakan, akan kuberi gratis jika kau berhasil menebak."

Yoongi terkekeh, lalu menenggak habis minuman itu, harum dan kuat, itu harusnya red wine, tapi Yoongi menjawab yang lain, "Bailys."

Bartender itu menghela napas kecewa, "Yak, apa kau meremehkanku? Memberimu gratis satu kali takkan membuatku dipecat." Protes bartender, ia tau kalau Yoongi sengaja salah menjawab.

Yoongi tertawa, lalu memberikan uang, "Mari kita lakukan lain kali."

"Baiklah, ku harap kau bisa sportif."

"Tentu."

Bartender cantik itu kembali pada aktivitasnya, melayani pelanggan lain sambil bercengkrama.

Yoongi pun sibuk dengan dirinya, menikmati musik yang disjoki mainkan dan mengamati orang-orang yang bergoyang mengikuti irama. Yoongi menikmati semua yang ia rasakan sekarang, hingga netranya menangkap sosok yang sangat ia kenal.

Sosok itu bercumbu dengan seorang pria, sesekali berbicara dan tertawa. Yoongi mendekat, ingin mendengar dan melihat lebih jelas.

"... Katanya ada rapat, jadi tak perlu khawatir."

"Baiklah. Mau ke motel setelah ini?"

"Tentu."

Dua adam itu kembali berciuman, lebih dalam dan lebih mesra.

"Jimin-ah."

"Ya?"

"Putusi saja dia."

"Tapi kita masih butuh uangnya."

"Apa uangku tidak cukup, hm?"

"Itu untuk masa depan kita hehe. Untuk sekarang kita nikmati hartanya."

"Kau memang pintar." Keduanya kembali bercumbu.

Yoongi muak, ini bukan pertama kalinya ia melihat Jimin bersama pria selain NamJoon. Tapi kali ini ia benar2 geram. Tanpa berpikir lama, ia menginterupsi cumbuan keduanya. Menarik kerah Jimin kuat lalu melayangkan tinju di wajah imut itu.

"DASAR SAMPAH!" Teriak Yoongi penuh emosi.

Jimin terduduk di lantai, darah segar mengalir dari sudut bibirnya. Hampir semua mata menatap ke arah mereka, bertanya-tanya apa yang terjadi sebenarnya. Beberapa membantu Jimin berdiri, sedang yang lain masih mengamati.

Pria yang bersama Jimin tak tinggal diam, ia tarik kerah kemeja Yoongi dengan penuh amarah, "Apa yang kau lakukan, brengsek?!"

Yoongi meludahi wajah pria itu, lalu meninju dengan sekuat tenaga, "Kau yang brengsek! Dasar sialan!!"

Yoongi beralih pada Jimin, menarik kerah pria mungil itu lagi, "Kenapa kau melakukannya hah?! Kenapa?! APA KAU TAK TAU KALAU KIM NAMJOON MENCINTAIMU DENGAN TULUS?!?!?! Sial! padahal aku sudah merelakan dia kembali padamu, aku percaya kau mampu menjaganya, dan aku yakin kau sudah berubah!! TAPI APA?! KAU MEMANG SAMPAH!!"

Sedetik kemudian tubuh Yoongi ditarik, dua bogem mentah mendarat di wajahnya, membuat tubuh kecil itu mundur beberapa langkah.

"KAU YANG SAMPAH!!!" Teriak pria simpanan Jimin setelah menghajar Yoongi.

Yoongi mengusap darah yang mengalir dari hidung dan sudut bibirnya, menatap nyalang pria yang baru saja menghajarnya. Baru saja tinjunya akan mendarat, seseorang menahan tubuhnya dari belakang.

"Sudah, hentikan..." Ucap suara itu lembut, merengkuh dalam tubuh Yoongi yang masih tersengal.

Yoongi terdiam, ia amat mengenal suara tersebut, "Kim?" Panggilnya. Kenyataan bahwa Namjoon juga di sini semakin membuat Yoongi kesal, ia yakin NamJoon sangat hancur sekarang, "Lepaskan aku, Kim! Mereka perlu diberi pelajaran!" Yoongi memberontak, berusaha melepaskan diri dan ingin sekali menghajar dua pria yang tak tau diri.

"Yoon, cukup..." NamJoon masih menahan Yoongi.

Jimin dan prianya digeser menjauh oleh beberapa orang di sana, suasana diskotek mulai mencair dan kembali seperti semula.

NamJoon menggenggam erat tangan Yoongi, membawa sosok itu keluar. Setelah di luar, NamJoon memeluk tubuh Yoongi posesif, menumpahkan kesedihannya di bahu seseorang yang selama ini ia rindukan. "Bogoshipo."

Yoongi diam, ia juga sangat merindukan Namjoon, "Pabo." Balas Yoongi baru kemudian membalas pelukan NamJoon.

"Ayo pulang dan jangan hilang lagi." Isak Namjoon.

"Aku tak pernah pergi, aku juga tak menghilang, kau saja yang tak melihat." Balas Yoongi.

"Maaf..."

"Ani, harusnya aku yang minta maaf..."

Namjoon menggeleng, masih memeluk erat tubuh Yoongi, ia bersumpah takkan membiarkan sahabatnya menghilang lagi.


..

Gajelas bor :)
Bodo lah
Voment juseyo
🙏😵

The Top Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang