21. Swiss

6.2K 497 50
                                    

Tay menatap New yang kini tertidur di sebelahnya sejak beberapa jam yang lalu.

Walaupun sudah menatap New sejak tadi, Tay tak merasa bosan. Mata Tay tak bisa lepas dari New yang begitu menggemaskan. New terlihat seperti anak yang sangat polos. Ya, New memang anak yang polos sejauh Tay kenal, walaupun New sedikit nakal di belakangnya.

Tay mengelus pipi New lembut. "Gak akan saya biarkan Mile menyentuh kamu setitik pun, apalagi menyakitimu, New. Saya akan melakukan segalanya untuk mempertahankan dan melindungi kamu. Saya akan pastikan kamu tetap ada disisi saya apapun yang terjadi."

Tay mendekatkan wajahnya ke New dan mengecup kening New cukup lama. "Semoga bermimpi indah, New."

Tay mengelus pipi New lembut sebelum akhirnya melepaskan tangannya dari wajah New dan membenarkan posisinya untuk tidur.

***

New mengernyit dalam tidurnya saat sebuah suara mengganggu tidurnya.

"New.. ayo bangun dulu, kita sudah sampai," ujar Tay.

"Mmpphh," New menggeliat dan meregangkan otot-otot tubuhnya.

Tay yang melihat itu pun merasa sangat gemas, dan langsung mengecup bibir New.

"Mmpphh! Pak!" New sontak membuka matanya dan menatap Tay tajam.

Tay terkekeh dan mengelus pipi New lembut. "Makanya bangun, kamu lama banget bangunnya, kamu harus sarapan. Perjalanan kita masih panjang."

New yang mendengar itu pun mengerutkan keningnya bingung, "hah? Maksudnya? Perjalanan apa?"

"Perjalanan menuju Swiss. Pesawat nya landing masih lama," jawab Tay.

"Hah????? P-pesawat??!!" New langsung menoleh ke sekitarnya dan mendelik kaget.

Kursi pesawat. Kini yang New lihat adalah deretan kursi pesawat.

New langsung mengalihkan pandangannya ke arah Tay dengan panik "P-pak.. kenapa kita bisa di pesawat??!! Kenapa—"

"Sssttt.." Tay meletakkan jari telunjuknya di depan bibir New.

"Sekarang kita sedang ada di pesawat, perjalanan menuju Swiss," ujar Tay.

New menurunkan tangan Tay. "Pak? Kenapa ke Swiss?? Dan kenapa bisa saya ada di pesawat? Saya tadi tiduran di kamar."

"Saya yang membawa kamu, New," jawab Tay.

"Bagaimana bisa? Saya— saya gak pernah naik pesawat, saya gak punya paspor, visa—"

"Kalau itu yang kamu cemaskan, kamu gak usah khawatir, semuanya sudah saya urus, kamu udah ada di dalam pesawat artinya semuanya aman, ya?" Tay mengelus pipi New lembut.

New yang mendengar itu pun seketika terdiam. Ucapan Tay yang begitu lembut dan sentuhan Tay membuat New luluh seketika.

Tay yang melihat itu pun tersenyum. "Sekarang ayo sarapan dulu. Perjalanan kita masih panjang, kamu perlu banyak tenaga."

New menghela nafasnya panjang dan akhirnya mengangguk setuju.

Tay menurunkan tangannya dari wajah New dan mendekatkan makanan New ke arah New.

"Ini, saya tau kamu suka makanan manis, jadi saya pesankan roti dengan selai stroberi, puding dan juga susu hangat," ujar Tay.

New yang melihat makanan di depannya pun langsung merasa sesuatu mendesir kembali di hatinya. New benar-benar tersentuh dengan perhatian Tay. New merasa semakin terjatuh ke dalam pesona Tay. Tay sangat memperhatikan hal-hal kecil dari dirinya.

SeeMe | End✓Where stories live. Discover now