.
BBB fanfic
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sebuah rahasia yang sudah tersimpan rapat selama tujuh tahun perlahan-lahan akan terbuka.
Membuat mereka semua mengingat masa lalu mereka yang kelam.
.
.
.
.
Warning:Blood,ada adegan kekerasan,K...
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
-----
Setelah selesai mengajari Viel, Halilintar, Solar dan Kyle bersiap untuk pulang. "Viel, kami pulang dulu ya" ucap Kyle berpamitan pada Viel dan kedua orang tua nya. Viel tersenyum, "iya, sampai jumpa besok!." Kyle membalas senyuman Viel dan melambaikan tangannya.
Ketiga remaja itu berjalan bersama, mereka sempat melambaikan tangan sebelum menghilang di balik tanjakan. Setelah perginya Halilintar, Solar dan Kyle Viel langsung di tatap tajam oleh Vannes dan Clark. "Jelaskan" pinta Vannes penuh penekanan.
Viel menghela napas, ia lalu menjelaskan semuanya, termasuk saat dirinya melawan Kyle alias Kristal di alam bawah sadar sang sahabat. Setelah mendengar cerita Viel, Vannes dan Clark hanya menghela napas. "Kalian tahu bukan? Jika mereka sudah siap maka kita juga harus siap, bagaimana pun kita berhutang budi pada mereka, apalagi kau, Vannes." Vannes hanya mengangguk.
-0o0-
Solar menatap dua botol bumbu di tangannya, "ini apa bedanya dah?" gumamnya. Saat ini dirinya di tugaskan untuk mencari bumbu dapur oleh sang kakak, Halilintar, sementara Halilintar dan Kyle akan mencari ikan. Solar bingung, masalahnya tidak dijelaskan perbedaan antara botol bumbu di tangan kanannya dan bedanya botol bumbu di tangan kirinya.
"Adehh...yang mana ya..?" keluh Solar pusing.
"Meh, yang ini loh" tunjuk Dark pada botol bumbu di tangan kanan Solar. Solar langsung menatap altar ego nya ragu, "gak percaya" datar Solar. Dark yang sedang ngawang di samping nya hanya berdecak, "dikasih tahu maunya tempe." akhirnya dengan ragu-ragu Solar memilih botol bumbu yang berada di tangan kanannya.
Setelah meletakkan kembali botol bumbu yg tidak jadi di beli, pengendali elemen cahaya itu langsung berjalan ke arah bagian ikan untuk mencari kedua kakaknya. Suasana supermarket cukup sepi karena sudah malam, para pengunjung kebanyakan orang-orang atau pegawai kantor.
Namun ada juga orang-orang yang belanja untuk bulanan atau kebutuhan sehari-hari. "Kak Hali! Ini" ucap Solar sambil memasukkan botol bumbu ke dalam troli. Halilintar mengangguk dan mencoret daftar belanjaan nomer dua puluh tiga. "Ng...kayaknya udah semua deh kak" ucap Kyle setelah menghitung belanjaan mereka.
Halilintar menggeleng kan kepalanya, "belum, tinggal deterjen sama pewangi baju," Solar mengerucut kan bibirnya, "biar aku saja" ujarnya langsung melesat menggunakan kuasanya. Untung keadaan supermarket sepi, jika tidak sudah pasti beberapa orang yang tak sengaja melihat akan heboh, tapi walau begitu untung saja lorong tempat ikan tidak ada CCTV.
Solar menatap berbagai mereka dan wangi deterjen di depannya, kepalanya di tolehkan ke sana-sini. Setelah merasa aman barulah ia melayang guna mengambil deterjen yang letaknya di paling atas. Setelah mengambil deterjen matanya melirik ke arah pewangi pakaian. "Kata kak Gem yang itu warna ungu yang baunya enak" gumam Solar langsung mengambil botol Down* yang warna ungu, paling besar.