Bab 16

1.9K 254 19
                                    

"Ahh ... Hahh~"

Suara desahan lega terdengar dari mulut pria itu, dia membersihkan jemari yang penuh dengan cairannya. Air dingin yang membasahi kepala tak kunjung membuat pikirannya tenang saat ini.

"Aku tak percaya dapat menegang hanya karena sentuhan kecil itu, apa karena aku sudah lama tidak melakukan sex?" Gumam pria tersebut seraya melingkarkan handuk di pinggang. Ia berjalan keluar kamar mandi kemudian memakai pakaian untuk tidur.

Merangkak menuju ranjang dan mencoba untuk memejamkan mata, sebelum merasakan sesuatu menarik ujung selimut yang ia pakai. Di sana sosok Sakura berdiri dengan kepala tertunduk, matanya juga bergerak gelisah.

"Apa kau sudah menyelesaikan nya?"

"Hn. Mau tidur? Ayo kemari, biar ku usap kepalamu."

Menggelengkan kepala gusar, wanita berambut musim semi tersebut menarik ponsel Sasuke yang terletak di atas nakas, kemudian mengetik sesuatu di sana. Tak lama ia dengan segera menunjukkan sebuah penelusuran pada Sasuke.

"Sepertinya aman untuk melakukan itu," ujarnya lirih dengan rona merah memenuhi pipi.

"Jangan aneh-aneh Sakura, kemari dan tidurlah."

Namun, siapa sangka jika wanita berambut merah muda itu mengepalkan tangan. Dia menatap Sasuke dengan pandangan tak terbaca, sedetik kemudian manik emerald tersebut tampak berkaca-kaca.

"Kau tidak mau melakukannya karena aku jelek, apa aku tidak menarik lagi?"

Sasuke menatap bingung.

"Apa karena sekarang perutku buncit?! Padahal kau pelaku yang membuatku buncit!" Sakura mengambil bantal dan memukul wajah tampan itu brutal, "Padahal aku ingin! Sialan, Sasuke brengsek!"

Mendengar ucapan wanita berbadan dua itu sontak membuat Sasuke terkejut, ia mendorong bantal tadi kesamping kemudian menahan tangan Sakura agar berhenti. Keduanya terdiam dengan mata yang saling bertatapan.

"Kau yakin? Bagaimana kalau itu akan menyakitimu dan bayinya?"

"Kan bisa pelan-pelan," jawab wanita itu malu-malu, rasa kesal yang ia punya tadi lenyap begitu saja.

Di satu sisi Sasuke ingin menolak karena takut menyakiti Sakura, tapi di sisi lainnya ia juga menginginkan hal yang sama. Menggelengkan kepala, pria itu lantas menggenggam tangan Sakura dan membawanya untuk berbaring. Jelaga hitamnya menatap emerald yang bergerak gelisah saat ia berada tepat di atas tubuhnya.

Sasuke menarik napas dalam kemudian menghembuskan perlahan, "Yakin? Aku tidak tahu jika---"

"Cepat saja!" Potongnya cepat.

Tanpa berpikir panjang langsung saja pria itu mencium bibir Sakura, memagut perlahan. Menikmati setiap bunyi kecipak yang tercipta di antara pertemuan bibir itu, Sasuke memiringkan kepala begitu pun dengan Sakura.

Beradu lidah dan saling bertukar saliva, ciuman itu terlepas dan turun menuju leher Sakura. Memberikan beberapa kecupan dan tanda merah, mengelus dada membengkak Sakura dengan sedikit sensual.

"Itu terasa gatal dan nyeri ... Sejak lama," lirih wanita itu sambil menunjuk ke arah dadanya yang baru saja dipegang oleh Sasuke.

"Aku tahu."

Mengangguk paham, lelaki tampan berambut raven itu mulai membuka pakaian Sakura satu persatu begitu pun dengan pakaian yang ia kenakan. Memiringkan tubuh wanita tersebut ke arah kiri dengan posisi dia berada di belakang, kecupan ringan terus berlanjut saat Sasuke melihat tengkuk dan punggung halus milik Sakura.

"Ayo cepat!"

"Kau buru-buru sekali," kekeh Sasuke yang mulai merapatkan tubuhnya. "Posisi ini tidak akan membuat perutmu tertekan, aku akan pelan-pelan, jangan tegang, oke?"

"Iya sialan! Cepat lakukan saja!"

Menggelengkan kepala mendengar umpatan yang keluar dari mulut Sakura, pria tampan itu mengambil sesuatu di dalam laci. Memakaikan pengaman pada miliknya, tangan kanan Sasuke menyusup masuk melalui celah paha Sakura.

Mengelus kewanitaan itu sensual, puas membuat Sakura terangsang baru ia mulai memasukkan miliknya ke dalam. Mendiamkan sebentar ketika wanita musim semi itu meringis seperti kesakitan.

"Sudah?"

"Hm," angguknya pelan. Dan langsung saja Sasuke mulai me maju-mundurkan miliknya dengan perlahan. Sangat takut bahwa hal itu akan menyakiti dan melukai bayinya nanti.

Persetan dengan gairah yang membakar tubuhnya, pria itu tetap mementingkan keselamatan. Suara desahan kecil dari mulut Sakura membuat ia harus mati-matian menahan pergerakan miliknya.

"Kenapa ... Lamban sekali?" Wanita itu jelas berbicara tak suka, "Kau menahannya?"

"Aku hanya tak ingin menyakiti kalian."

Dalam desahan kecilnya Sakura mencibir, dia menggerakkan pinggulnya berlawanan dengan sodokan Sasuke. Lantas hal itu membuat pria tersebut lebih terangsang. Tangan besarnya memegangi pinggang Sakura, menahan pergerakan tersebut. Kemudian tanpa aba-aba langsung menghentak lebih dalam bahkan wanita berbadan dua itu melipat kakinya ke dalam.

Merasakan sensasi yang tak asing, menikmati setiap cumbuan, jilatan dan sodokan Sasuke di bawah sana. Mereka saling terengah satu sama lain, sampai pada akhirnya geraman rendah Sasuke terdengar disusul semburan miliknya yang keluar melalui pengaman.

Mencabut miliknya dari lubang Sakura dan memeluk punggung mungil yang masih terengah itu, mengecupi leher dan pundak yang benar-benar membuat ia candu akan baunya.

"Aku lelah," rengek wanita itu manja. Dia lantas membalikkan badan dan melihat Sasuke melepaskan pengaman, beringsut ketika pria itu merentangkan tangan.

Mengecup dada bidang Sasuke, wanita berbadan dua itu memeluk pinggang nya erat. "Elus kepalaku!"

Dan keheningan melanda ketika telinganya mendengar suara napas yang teratur dari Sakura, Sasuke menelisik wajah Sakura. Memperhatikan cukup dalam, hingga sebuah pemikiran terlintas di benaknya.

Helaan napas panjang terdengar. Sungguh saat ini perasaan Sasuke terasa gundah, seakan ingin mengatakan sesuatu namun ia takut, "Apa yang harus aku lakukan?"

*****

Note : bab ini kurang asam.

Love Me [✓]Where stories live. Discover now