𝐒𝐞𝐦𝐛𝐮𝐡 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩𝐤𝐚𝐧? 𝐒𝐞𝐝𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠-𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐬𝐞𝐤𝐢𝐭𝐚𝐫 𝐦𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐨𝐛𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐧𝐮𝐡 𝐤𝐞𝐰𝐚𝐫𝐚𝐬𝐚𝐧𝐦𝐮 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐡𝐚𝐫𝐢.
"Wihhh berandalan SMA Ganesha baru pulang." suara lantang milik saudara tirinya itu terdengar begitu menyebalkan ditelinga Aksara.
"Bisa gak sehari aja gak usah bertingkah? Emang lo pikir kerjaan gue cuma ngurusin lo yang kayak preman ini, hah?!"
Aksara berhenti lalu memutar tubuhnya dan menatap Kevin kebelakang. Sengaja ia tak menyapa abangnya hanya karena muak dengan pria itu.
''Belum sehari minggat dari rumah ternyata udah jadi gembel,'' cibir pria itu menatap keadaan adiknya dari atas hingga bawah termasuk fokus pada celana sekolah Aksara yang Luna robek.
''Mikir dong Sa jadi manusia. Lo dilahirkan di keluarga kaya, dikasih kehidupan yang nyaman, makan tinggal makan, tidur tinggal tidur, mau jajan tinggal gesek di ATM dan bodohnya lo malah minggat dan milih jadi manusia sampah kayak gini?'' Kata Kevin. Terdengar mencemooh.
"Gue denger motor lo nabrak pembatas ya, dan perlu perbaikan? so, lo pasti minta uang bokap lagi kan buat benerin motor lo itu?" suara Kevin kembali terdengar membuat Aksara benar-benar muak.
''Ngapain?" Aksara buka suara setelah banyak hinaan yang ia dengar.
''Maksud lo?" tanyanya balik. Pasalnya ia tak mengerti.
''NGAPAIN LO TERUS NGURUSIN HIDUP GUE?!" teriak Aksara meluapkan emosinya yang sejak tadi ia tahan mati-matian agar tidak meledak. Namun sepertinya ia lupa kalau selalu ada manusia tidak tau diri yang akan mengusiknya.
''Emosi banget kayaknya lo gue ngomong gitu.'' balas Kevin kelewat enteng.
''Gue selalu emosi kalo liat muka so polos lo itu." Tunjuk Aksara.
''Gue abang lo, Sa. Sekali-kali akur napa, gak bakal bikin lo sekarat kayak nyok-"
Bugh
"Lo gila nonjok gue?!" pekik Kevin menyeka darah di ujung bibirnya.
Bugh
Bugh
Tanpa pikir panjang Aksara memberikan dua tonjokan lagi untuk membungkam mulut sampah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARALUNA𐦍
Teen FictionDan dari banyaknya rasa, mencintai adalah salah satu rasa ingin memiliki. -Aksara. Re-uploud - 8/5/2022-