11

25.2K 1.3K 10
                                    

Leon mengedarai mobilnya dengan sangat kencang, ia mabuk setelah menghabiskan 10 botol alkohol. Kini Leon entah mau pergi kemana, yang jelas seperti inilah cara Leon melepas semua gangguan yang ada dipikirannya.

~~~~

Waktu sudah menunjukkan pukul 00:00, tapi April tak kunjung menutup matanya, ia hanya berguling kesana kemari memikirkan masalah yang menimpanya akhir-akhir ini.

Biasanya April akan meminta Nina untuk menemaninya jika ia tidak bisa tidur, tapi karena Anton dan Nina sedang pergi untuk kepentingan bisnis, jadi ia memutuskan untuk membaca novel saja.

Ting tong

Ting tong

Tok tok tok

Tok tok tok

Suara bel dan pintu diketuk terdengar oleh April, membuat ia  bertanya-tanya siapa yang bertamu di jam 12. Dan itu membuat April sedikit takut, mengingat ia hanya sendiri di dalam rumah.

April bangkit dan membawa tongkat baseball untuk jaga-jaga jika ia dalam bahaya. Ia pun turun ke lantai satu dan segera mengintip di lubang pintu.

April merasa lega dan kaget dalam waktu bersamaan. Ia lega karena yang datang bukanlah penjahat melainkan Leon dan ia kaget karena, mengapa Leon malam-malam datang kerumahnya?

April pun segera membuka pintu dan langsung disuguhi pelukkan yang erat, membuat April langsung menangkap Leon.

"Sayang~" racau Leon.

Setelah Leon mengucapkan itu, April mencium bau alkohol yang sangat menyengat.

"Le-leon? Kau mabuk?" tanya April.

Perlahan April maju dan menutup pintu rumahnya. Ketika akan melanjutkan jalannya dan menuntun Leon menuju sofa, ia berhenti ketika Leon melepas pelukannya dan mencengkram kedua bahu April. Tatapannya berubah menjadi tajam, ditambah mata merah yang membuat April merasa ngeri.

"Le-leon? Ada apa?" tanya April ragu.

"Kau, kau hanya milikku April, tidak akan ada yang bisa membawamu, terutama laki-laki brengsek itu, kau hanya milikku April, KAU HANYA MILIKKU!" racau Leon.

April tahu, jika Leon sudah memanggilnya dengan nama 'April' itu bertanda bahwa dia sedang marah.

"Leon, kau sedang mabuk, lebih baik kau duduk dulu, aku akan bawakan susu untukmu" ucap April.

Leon menggeleng, ia langsung menarik tangan April dengan kencang. Leon membawa April menuju kamar, hal itu membuat April sangat panik.

"Leon, Leon, lepaskan aku Leon, apa yang akan kamu lakukan?" berontak April.

Ia terus memberontak agar tidak masuk ke dalam kamar. Tetapi apa daya, kekuatan Leon ketika mabuk pun tetap kuat dibandingkan tenaga April.

Leon masuk dan membanting pintu kamar, ia menjatuhkan April diatas kasur dan menindihnya. Leon mengunci tangan April ke atas serta mengunci kakinya, membuat April sama sekali tidak bisa bergerak.

April sudah memikirkan hal yang tidak-tidak. Tetapi pikiran itu terhenpas ketika Leon hanya menatapnya dengan tatapan yang dalam dan sayu, ia mengelus wajah April, mulai dari kening turun kemata dan yang terakhir bibir.

Dapat April lihat, mata Leon berkaca kaca, ia meneteskan air matanya.

"Sayang, kau hanya milikku kan? Kau tau aku sangat mencintaimu, hanya kamu yang aku cintai, aku lemah tanpamu sayang. Aku mohon, cintai aku lagi, sayangi aku lagi seperti dulu, hatiku sangat sakit ketika kau membenciku, aku mohon cintai aku lagi" ucap Leon lirih.

Bruk

Leon ambruk diatas April.

April terpaku  mendengar perkataan Leon. Banyak pertanyaan yang kini tengah menyelimuti pikiran April.

Apakah ia harus membuka hati lagi untuk Leon?

Apakah Leon pantas mendapatkan cintanya lagi?

Apakah April harus menerima Leon kembali?

April menghela napas perlahan, ia mengangkat tangannya untuk memeluk Leon, April mengelus punggung Leon perlahan. Meskipun April membencinya tapi Leon adalah bagian dari hidupnya.

Mungkin dipikirkan nanti saja, April ingin melihat pembuktian dari Leon, jika memang dia benar-benar pantas untuk April cintai kembali.

Ex Boyfriend ObsessionDonde viven las historias. Descúbrelo ahora