11

6.1K 470 10
                                    

"Happy?"

"Hehehe.." cengir Galih dengan girang. Ia bahkan tertawa dengan suara keras setelahnya. Savanna tersenyum geli melihat atasannya yang sedang kegirangan itu. Persis seperti anak-anak yang baru memenagkan lotre.

Semalam setelah pulang dari kencan buta bersama Rubina, Galih tertidur dengan nyenyak. Pertemuannya dengan Rubina berjalan lancar dan wanita itu lebih dari apa yang diekspetasikan oleh Galih sebelumnya. Tentu itu adalah hal yang bagus. Ia seakan bisa melihat kapan tepatnya dia akan duduk sanding secepatnya. 

Paginya, secara implusif Galih mengirimkan sapaan selamat pagi kepada Rubina. Hanya untuk melihat bagaimana reaksi perempuan itu. Namun, yang mengejutkan bukan hanya pesannya dibalas, namun perempuan itu juga mengirimkan foto diri. Dia terlihat cantik pagi ini dalam balutan kerudang warna biru mudanya.

Itu membuat Galih kegirangan setengah mati. Kupu-kupu menggelitik perutnya. Tanpa diminta wanita itu mengirimnya foto.

"Nanti kalau resepsi bagusnya pakai adat apa ya, Savanna?" celetuk Galih dengan suara pelan sambil melihat foto Rubina dalam ponselnya.

"Uhuk!" Savanna tersendak minumnya mendengar itu.

Preeett!!

"Pak Galih, are you serious?"

"Hahaha.." lelaki itu sekali lagi tertawa lebar bahkan hingga matanya menghilang saking nyaringnya tawa itu.

Savanna menggeleng kecil melihat tingkah bosnya yang seperti anak remaja yang baru pertama kali jatuh cinta dan menjalin cinta monyet. Itu lucu sekaligus menggelikan.

Galih membuka m-banking di ponselnya lalu mengirimkan sejumlah uang pada Savanna.

"Buat kamu jajan. Saya senang sekali hari ini." Katanya santai dengan wajah yang cerah. Sekali lagi Savanna menggelengkan kepalanya melihat tingkah absurd Galih pagi ini namun tak urung juga mengucapkan terima kasih.

Kebiasaan lelaki itu jika sedang senang bukan kepalang, Ia akan senang mengirimkan uang ke Savanna atau mengajak perempuan itu untuk menghamburkan duit dengan membeli barang-barang mewah yang harganya bikin sakit kepala dengan melihat berapa banyak angka nol di belakangnya.

Terciprat kebahagian Galih adalah hal yang menyenangkan bagi Savanna. Tabungannya bisa meningkat drastis jika Galih dan Rubina banyak mengalami kemajuan yang positif.

Savanna meninggalkan Galih saat ponsel lelaki itu berbunyi. Membiarkan lelaki itu berbicara dengan leluasa. Ia masuk ke dalam kamar Galih untuk mengamasi koper yang akan dibawa esok hari dalam business trip ke Lombok.

Ia tersenyum kecil saat melihat sebagian besar koleksi pakaian Galih merupakan pilihannya. Bahkan sampai hingga koleksi sepatu dan jam tangan banyak yang merupakan hasil dari rekomendasi Savanna. Ia kira, awal-awalnya akan canggung memilihkan barang untuk bosnya. Takutnya lelaki itu tak akan memakai hasil dari selera orang lain. Namun, nyatanya semua barang yang disarankan oleh Savanna selalu dipakai oleh Galih.

Begitu juga dengan hadiah-hadiah yang Savanna beri untuk lelaki itu, semuanya dipakai lelaki itu. Bahkan Galih mewajibkan diri setiap hadiah dari Savanna harus diabadikan dalam foto dan di upload ke media sosial untuk pamer.

Senyum Savanna menghilang saat menyadari bahwa nanti tugasnya akan digantikan oleh Rubina. Ia bukan orang yang akan memilih berbagai perlengkapan Galih lagi nanti. Dia juga tak akan datang ke hunian lelaki itu lagi untuk bersih-bersih, membuat sarapan bahkan mengemasi koper.

Ini waktunya, bukan?

Savanna untuk fokus pada hidupnya dan mencari pasangan yang akan selamanya menjadi tanggung jawabnya.

"Pak?" panggil Savanna saat lelaki itu masuk ke kamar dan mengamati pekerjaan Savanna yang sedang berbenah koper.

"Hm?"

"Nanti, jika bapak sudah bertunangan, apa boleh saya resign?"

[***]

Thank you for all readers. Sudah 900 viewers [cryinpalungmariana]. 

Istri Untuk Pak Bos ✔Where stories live. Discover now