EPILOG

3.9K 356 64
                                    

“Maafkan aku.” Sasuke menunduk, menatap tanah dan melihat kedua tangannya yang menapak pada tanah perlahan-lahan menjadi begitu pucat. Sasuke mendongak dan terkejut mendapati Naruto yang berdiri di depannya adalah Naruto yang berusia 13 tahun yang menatapnya sendu. Tampilan Naruto pada hari kejadian.

Tangan pria 33 tahun itu mengepal erat.

“Kepalaku sakit.” Sasuke mendengar suara yang masih kekanak-kanakan itu lirih dan sedih.

“Maaf...” Sasuke menundukkan dalam kepalanya, hingga hampir menyentuh tanah. Memegang dadanya yang sesak.

Dan ada penyesalan yang tidak sempat ditebus.

Suara sirene polisi terdengar dari jauh.

“Maafkan aku, maafkan aku!” Sasuke tergugu. “Seharusnya aku mengatakan yang sebenarnya.” Sasuke mendaratkan dahinya di punggung tangannya yang menapak pada tanah. Berlutut di depan Naruto yang berusia 13 tahun.

“Seharusnya aku tidak ada di dalam hidupmu.” Sasuke menyesali setiap pertemuan pertama mereka karena telah menghancurkan hidup Naruto. Naruto akan memiliki hidup yang bahagia bersama orang tuanya jika ia tidak melanjutkan pertemuan mereka, jika ia tidak menempeli Naruto ke mana pun.

“Maaf, maaf, maaf, maaf. Maaf, tolong ampuni aku, tolong, maafkan aku...”

Sirene terdengar semakin dekat.

Sasuke menaikkan kepalanya dan menemukan Naruto yang sekarang tampilannya sama seperti usianya. Sasuke segera maju ke depan, tangannya terulur menyentuh sepatu depan Naruto.

Naruto berlutut menahan bahu Sasuke yang akan menunduk. Naruto memegang kedua bahu Sasuke, menatap wajah sembab dan basah Sasuke.

Kedua tangan Sasuke terulur ke wajah Naruto. Menangkup wajah yang tidak pernah disentuhnya sejak lama.

“Aku merindukanmu selama 20 tahun.” Lirih Sasuke, mengusap air mata yang mulai membasahi wajah yang sangat dirindukannya itu.

Sasuke mengambil kedua tangan Naruto yang bertengger di bahunya. Menarik tangan itu mendekat dan memeluk Naruto seerat yang tidak pernah ia lakukan pada siapa pun.

“Tolong maafkan aku, Naru. Tolong ampuni aku.” Bisiknya. Air mata mengalir cepat di pipi pucat Sasuke.

“Aku menyukaimu, aku mencintaimu, sangat lama...” Sasuke tersedak tangisannya. “Sangat lama, Naru.”

Pelukan Sasuke mengerat merasakan anggukan kecil dari Naruto. “Aku sangat mencintaimu, aku ingin bersamamu. Sejak lama, aku hanya ingin bersamamu.”

Sirene itu berhenti. Beberapa mobil polisi sampai di tempat kejadian melalui jalan lain agar bisa sampai di sana. Para polisi keluar dari mobil, mulai melakukan pencarian dan penyidikan. Suara-suara mulai sahut-menyahut, mengusir satu-satunya suara yang tenang.

Sasuke membuka matanya dan tatapannya melihat secara tepat mobil merah yang tidak berbentuk seharusnya, ia bisa melihat tubuh Naruto di bagian kepala berwarna merah pekat. Beberapa polisi berjalan ke arah mobil merah itu.

Sasuke mengalihkan tatapannya pada surai pirang yang memeluknya. Mengelus pirang itu dengan gemetar.

“Aku belum memberitahumu betapa berharganya kau untukku.” Sasuke bergumam di samping telinga Naruto. “Aku belum sempat mengatakan aku selalu membutuhkanmu.”

Kedua tangan Naruto melingkarinya. Menepuk-nepuk punggungnya. Sasuke menangis seperti anak kecil. Sesenggukan dan tergugu. “Aku belum memberitahumu bahwa aku ingin kau hidup bahagia sepanjang hidupmu.”

Naruto melihat beberapa polisi dan beberapa pria berseragam lain pergi ke arah laut.

Dua mobil hitam sampai. Ketiga orang yang ada di dalam dua mobil itu keluar.

20 YEARS AND MORE [ SasuNaru ] ✓Where stories live. Discover now