36 | Emergency

638 51 1
                                    

Jennie sedang berada di ruangan mencuci darah dengan Irene sebagai dokter yang menanganinya sedangkan Ruby duduk cemas menunggu kakaknya di bangku depan ruangan.

Sudah hampir 3 jam lamanya, namun Irene belum keluar dari ruangan itu untuk memberitahu kondisi kakaknya.

Pintu kayu bercat putih itu terbuka menampakkan Irene yang keluar dengan beberapa perawat dibelakangnya.

"Dokter bagaimana apa semuanya lancar?" Irene mengangguk.

"saat ini keadaan Jennie sedang lemas dia mungkin akan mual, muntah dan sakit kepala akibat efek samping dari cuci darah yang ia lakukan dan untuk itu kau harus selalu menemaninya"

"Nde gomawo dokter" Ruby membungkuk lalu masuk ke ruangan Jennie.

Jennie duduk bersandar pada kepala ranjang dengan wajah yang pucat.
Ruby mengambil duduk disamping brankar Jennie.

"Kalau ada apa-apa kasih tau aku ya" ucap Ruby lembut.


.



.


Sudah 2-3 kali dalam seminggu Jennie bolak balik ke rumah sakit melakukan cuci darah. Jisoo, Rosè dan Lisa sudah mengetahuinya dan mereka juga lebih over protective terhadap kesehatan Jennie sekarang.

Bahkan gadis bermata kucing itu sudah kembali melanjutkan aktivitasnya lagi setelah seminggu dia istirahat di rumah.

"Unnie mau ke kantor?" Tanya Ruby yang melihat kakaknya itu sudah rapi dengan pakaian kerjanya.

"Iya, udah semingguan Unnie gak masuk dan ada banyak berkas juga yang harus Unnie tanda tangani" ucapnya sembari memakan sarapannya.

Ruby hanya mengangguk kecil dia tidak ingin memaksa kakaknya itu agar tetap berada di rumah selagi kondisinya baik-baik saja.

"Jangan lupakan makan siang mu Unnie" cerewet Ruby. Jennie menghela napas lalu mengangguk.

"Siap bos!" Hormatnya pada Ruby membuat ia terkekeh.

"Aku udah selesai aku pergi dulu ya" pamitnya pada saudaranya.

"Hmm"


.


.


"Ruby lo gapapa kan?" Tanya Ryujin cemas melihat wajah pucat Ruby.

"Nde" jawabnya lesu. sakit dikepalanya kembali menyerang bahkan dia sudah meminum obat sakit kepala di UKS tapi sakitnya masih belum hilang juga.

"Ryu ke mall nya lain kali aja sekarang kita pulang" ucap Yeji pada Ryujin.

"Iya lebih baik begitu" ujar Ryujin.

Ruby yang bingung menatap kedua sahabatnya itu bergantian karena tiba-tiba mereka berubah pikiran.

"Loh kenapa pulang bukannya lo mau beli kado ya buat Unnie lo Ryu" tanya Ruby menatap Ryujin.

"Besok masih ada waktu buat beli. gue khawatir sama lo by"

"Lebay banget sih lo gue cuman capek doang. ayoklah gue juga udah lama gak jalan jalan ke mall" Ruby menggandeng tangan kedua sahabatnya itu menuju parkiran mobil.

Mereka pasrah ngeliat tangannya yang ditarik-tarik Ruby. Sekitar satu jam-an mereka keliling di mall tapi belum satupun belanjaan yang mereka beli. Ryujin masih bingung mau ngasih kado apa buat kakaknya.

"Udah satu jam kita mutar-mutar disini gak jelas. Lo sebenernya mau beli apa sih Ryu" ujar Ruby lemas membungkuk memegang lututnya.

"Aish gue pun sebenarnya masih bingung. Mau dikasih apa ya dia bagusnya" mereka menghembuskan napas lelah ngeliat tingkah sahabatnya itu.

My Dear Sister ✓Where stories live. Discover now