─ Let's meet once again (2)

2K 233 75
                                    

A jaemsung content

You can vote and following me, if you like this book. If don't like better you go right now!

Tolong dikoreksi apabila ada kesalahan penulisan🙏

Siders? Ketahuan!

🐰🐹

Jisung rasa semuanya akan berakhir, ia tidak akan pernah bangun.

kalaupun iya, sepertinya sih dineraka.

Tapi, sialnya Jisung masih bisa merasakan kaki, tangan, leher dan bagian tubuhnya yang terasa sakit serta suara pelayan pribadinya yang setia memanggil-manggil namanya sejak tadi.

"Tuan jika ingin mati ajak-ajak dong, saya tidak mau tinggal dirumah neraka ini sendirian!" gadis belia itu menyeka lelehan air matanya menggunakan kain bajunya yang sudah amat begitu basah.

Dokter masih memeriksa, dengan handal menutup luka-luka yang Jisung dapatkan menggunakan perban hingga darah yang semula mengalir deras tadi dapat dihentikan. Posisi jatuh yang tidak menguntungkan dapat membuat pria itu mati, namun ajaibnya tidak terjadi. Dokter bername tag Jung Jaehyun itu mengemasi peralatannya kedalam tas.

"Tuan ini masih beruntung, kaki, punggung, dan tangan hanya mengalami cidera saja tetapi tidak sampai patah." jelas dokter Jaehyun, menutup tasnya lalu menatap Celin. "Apa akhir-akhir ini beliau memiliki masalah?

Celin sejenak bergeming, menimang kesalahan apa yang ia telah lakukan hingga membuat Jisung menjadi nekat hampir melayangkan nyawanya sendiri. "Saya kurang begitu tahu, tuan orangnya tertutup dan tidak suka jika privasinya diganggu." ucapnya seadanya.

Dr. Jaehyun mengerti, mengangguk pelan "Saya sarankan, sebaiknya undanglah psikiater untuk membantu tuan anda dalam menjalani permasalahan."

Celin meringis, "Tuan pasti akan marah!" pekiknya tentu dalam hati, mana mungkin ia meneriaki orang yang sudah membantu tuannya dari keadaan sekarat. "A-ah iya, saya pasti akan memanggilnya nanti. Terimakasih banyak Dr. Jaehyun"

"Ya, saya sendiri juga harus pamit." ujar Dr. Jaehyun lalu bergegas pergi.

Setelah dokter pergi, Celin menutup kembali pintu kamar. Duduk diatas lantai marmer dan setia menunggu Jisung tersadar setelah dibius semalaman untuk menjahit luka-luka pria itu. Celin tak membawa Jisung kerumah sakit, sebab pria itu tidak menyukainya.

"Padahal kesehatan tuan terancam." Celin meraih jari-jemari tangan Jisung dan menggenggamnya secara hati-hati. "Maafkan kesalahan saya tuan!" gadis itu sadar, bahwa ini adalah kesalahannya. Tak seharusnya ia meninggalkan Jisung sendirian saat itu.

"Bukan salahmu dasar, Celin bodoh." balasnya dalam hati, sebenarnya ia sudah sadar sedari tadi. Ia ingin bangun tetapi terlalu enggan dan malas untuk sekedar membuka matanya, semua tubuhnya terasa nyeri. Teringat bagaimana Celin adalah satu-satunya yang tetap membelanya, Jisung meremat tangan Celin.

"Tuan sudah bangun!?" wajah muram itu seketika berubah cerah. "Tuan mau apa? Tuan ingin saya ambilkan air hangat untuk membasuh wajah, atau saya ambilkan makanan?" tanyanya bertubi-tubi.

"Aku tidak butuh semua itu, bodoh!" Jisung menjawab dalam hati, bibirnya terasa kelu. Mungkin karena luka dilehernya, sehingga untuk sekedar menggerakkannya saja akan terasa sangat sakit. "Tapi, terimakasih karena telah setia menemaniku hingga akhir."

Ia tahu jika sang tuan tidak bisa menjawab, maka ia segera mengalihkan topik "Kuku tuan sudah mulai panjang," manik Celin berkaca-kaca, sebahagia itu mendapati sang majikan sudah tersadar. "Tunggu sebentar, saya akan ambilkan gunting kuku!" Lagipula ini juga hari kamis, jadwal untuk tuannya itu dipotong kukunya.

BABY DON'T STOP | JaemSungWhere stories live. Discover now