─ Virginity game (4)

2.5K 223 49
                                    

A jaemsung content

You can vote and following me, if you like this book. If don't like better you go right now!

Tolong dikoreksi apabila ada kesalahan penulisan🙏

Siders? Ketahuan!

a little bit nc

🐰🐹

Jisung menurunkan kain yang menutupi seluruh bagian tubuhnya itu, berjalan keluar dari rooftop sembari celingukan guna mengecek situasi apakah sudah aman atau belum.

Matahari telah tergantikan oleh bulan, tandanya bahwa hari sudah berganti malam, tak terhitung sudah berapa lama Jisung berada dirooftop sejak tadi. Ia mendesah lelah, orang tuanya pasti sudah mencari-cari dirinya. Jisung berjalan mengendap-endap melewati lorong demi lorong kelas, dan juga membuang seluruh rasa takut yang bercokol dipikirannya.

Ia harus pulang, tubuhnya sudah lelah dan pegal mungkin karena efek terlalu lama berlari dan memeluk lutut tadi saat bersembunyi. Bahkan Jisung harus berjalan tertatih-tatih saking efek sakit dan nyerinya, lorong demi lorong Ia lewati, bulu kuduknya meremang merasa ada yang memperhatikannya sedari tadi.

Jisung berusaha mengabaikannya dan terus melanjutkan jalannya, sampai diujung lorong senyumnya mengembang, setelah merasa berpuluh-puluh kilometer melewati lorong kelas tadi akhirnya gerbang sekolah pun sudah nampak didepan matanya.

Jisung meraih gagang pintu gerbang sekolah, hendak menariknya. Untungnya tidak dikunci gembok, jika iya mungkin Ia akan terjebak disini semalaman, mungkin ini adalah perbuatan baik Jeno, jadi Jisung harus berterimakasih padanya esok.

Belum sempat keluar dari sana, tiba-tiba sebuah kain terasa membekap mulutnya. Bau parfum bius(?) yang kuat menyengat hidungnya, ditambah Ia juga menjadi sulit bernafas. Tak lama akhirnya pun tubuh Jisung pun melemas dan seketika limbung.

Tiga orang dibelakang Jisung pun saling bertukar pandangan, tersenyum simpul dan membawa tubuh Jisung ke sesuatu tempat dengan perasaan bangga.

••

Jisung membuka matanya perlahan, pening menderanya. Pandangannya buram, Ia pun mengerjabkan matanya lambat sembari mengingat apa yang terjadi padanya sebelum Ia pingsan. Kini ternyata Ia sedang berada digudang sekolah.

Tangannya terikat, posisinya duduk diatas lantai yang dingin tanpa beralaskan apapun. Jisung menatap tajam kearah tiga pemuda didepannya, terutama yang berada ditengah dan saat ini sedang menghisap rokoknya nikmat.

"Lepaskan aku! Aku ingin pulang!!" bentak Jisung dengan suara naik 2 oktaf, namun ketiganya nampak tidak takut maupun gentar sama sekali dengan gertakan tersebut. Malahan mereka menertawai tingkah Jisung yang terlihat konyol.

"Kau tidak akan bisa pulang sebelum keadaanmu hancur berkeping-keping, Kak Jisung?" celetuk si botak dengan sebelah lengan yang dipenuhi tatto, Kim Sang Joon namanya. Kemudian pemuda berambut merah disampingnya menimpali. "Salah siapa berurusan dengan tuan Jaemin. Ya kan, Boss? Hahahaha" Park Min Gi.

Pria berambut panjang dengan kacamata yang bertengger dipangkal hidungnya itu menghembuskan nafasnya, membuat kepulan asap dari benda nikotin yang dihisapnya tadi menghampiri wajah Jisung. Membuat pemuda manis itu terbatuk-batuk karena tersedak asapnya dan juga tak menyukai baunya.

Ahn Jin Yoo menyisir surai berantakannya kebelakang, menjatuhkan rokoknya yang tersisa sedikit kemudian menginjak putung apinya hingga mati. "Kau bisa, melarikan diri sejauh mungkin dari tuan Jaemin. Namun.. dimanapun kau berada maupun bersembunyi, Ia akan selalu dengan mudah menemukan keberadaanmu." ujarnya lalu kemudian Ia menggerakkan lehernya untuk memberikan isyarat pada kedua anak buahnya untuk membawa Jisung.

BABY DON'T STOP | JaemSungWhere stories live. Discover now