Sudah berapa lembar tissue yang aku habiskan sejak beberapa menit yang lalu. Hingga teman-temanku berkata; bagaimana kamu bisa menangis sesenggukan seperti itu hanya karena membaca sebuah tulisan seperti itu? Bagaimana ya jika dikatakan, aku juga tidak bisa menjelaskan. Tetapi tulisan itu sudah membuatku jatuh cinta berulang kali dengan tokoh utamanya, tulisan yang tidak memiliki tokoh siapapun selain mereka berdua, dunia yang hanya ada mereka dan rindu. 
Ah, mungkin hanya aku saja yang jatuh cinta, bukan hanya melalui kata-katanya yang begitu menarik perhatianku, tetapi semua hal di dalamnya sudah membawaku untuk jatuh cinta dengan tokoh utamanya. Aku berhenti menangis dan tersenyum sambil memejamkan mataku, sedikit mengikuti alur dalam pikiranku, apa aku juga bisa bertemu dengan sosok itu. 
Aku kembali pada kesadaranku, temanku memanggil jika mereka mengajakku untuk ke kantin karena tidak membawa bekal untuk makan siang, aku berkata untuk menunggunya sebentar selagi aku membersihkan wajahku yang terlihat bengkak sekali. 
Setelah itu aku segera menyusul mereka yang menungguku di depan kelas dan tawanya yang mengisi lorong karena menertawaiku. "Ayo!"
Selama perjalanan menuju kantin aku hanya diam mendengarkan betapa antusiasnya mereka bercerita tentang hal yang sedikit tidak aku mengerti, karena aku hanyalah maniak buku. Sesekali aku ikut tertawa ketika mereka tertawa, meski aku sendiri juga tidak mengerti lelucon apa yang membuat mereka tertawa sekencang itu. 
Salah satu temanku dengan rambut hitam yang panjang itu merangkul pundakku, berjalan di baris belakang yang sama denganku, berhenti mengobrol dengan mereka. "Apa rencanamu pulang sekolah nanti?" Aku sedikit gugup berada di sisinya, bagaimana bisa aku berteman dengan murid yang popular di kelas dan bahkan di sekolah, dan sekarang gadis itu sedang merangkulku dan menanyai apa yang aku lakukan sepulang sekolah nanti?
"Ah, a-aku akan ke toko buku," ucapku dengan kepala yang menunduk. 
Aku baru saja pindah ke sekolah ini beberapa minggu lalu, dan benar sekali aku memang sudah mempunyai teman yang banyak sekali, mereka selalu mengajakku untuk bermain bersama, namun terkadang aku masih merasa kesepian, dan masih sedikit canggung berada di dekat mereka, tetapi, mereka itu baik sekali.
Sudah, alur ini bukan menceritakan seberapa baik temanku.
"Haha, memang kamu sekali ya."
Aku hanya tersenyum membalasnya. Aku mendengar banyak sekali hal tentangnya, dia banyak disukai oleh senior sejak masuk sekolah ini, hampir setiap hari banyak yang mengajaknya bertemu sepulang sekolah untuk menyatakan cinta, dan terkadang juga ada yang memberinya cokelat di loker sepatunya, dan cokelatnya pasti selalu diberikan kepada teman sekelasnya. Bagiku, dia memang sudah seperti tuan puteri yang sesungguhnya, mana bisa aku berkhayal menjadi tuan puteri sementara aku saja hanya maniak buku dan cukup aneh. 
Setelah sampai di kantin aku segera membeli sushi dan susu kotak rasa pisang, namun sayangnya aku lupa membawa dompetku, itu pasti tertinggal di kelas. Aku merasa begitu panas dingin, keringat di dahiku mulai mengucur karena gugup, di belakang dan sampingku penuh dengan siswa dan aku juga tidak memiliki niat untuk kabur tanpa membayar ini, namun aku terlalu lapar untuk menahannya sampai sepulang sekolah. 
"Bayar sekalian sama yang dia ambil," ucap seseorang siswa tidak jauh dariku, kepalaku yang mendunduk sedikit melirik ke arah jemari yang aku tau itu adalah seorang laki-laki sedang menunjuk ke arahku. Namun, saat aku mengangkat kepalaku aku hanya melihatnya berjalan menjauh dari kerumunan. Aku hanya melihatnya dari belakang, laki-laki dengan rambut berwarna violet dengan tindik di telinga kirinya dan juga memakai sweater berwarna cokelat muda. 
"A-anu—" suaraku terpotong oleh keramaian hingga aku mengurungkan niatku dan segera pergi dari kerumunan. Aku kemudian berlarian ke sekitar kantin barangkali laki-laki itu masih ada di sini. 
                                      
                                  
                                              ВЫ ЧИТАЕТЕ
Parallel Universe
ФанфикTulisan ini bukan cerita. Ini adalah dunia dimana hanya ada aku dan Takashi. Dunia kita berdua bersama yang aku buat, bukan tentang nyatanya, tapi tentang bahagia dan rasa sakitnya. Cerita ini dibuat oleh seseorang yang begitu mencintai Takashi dan...
