Botanical Garden

61 10 0
                                    

Flashback
A few months ago.

Rinnian sedang mengelilingi area sekolah. Karena baru beberapa bulan menjadi murid, ia masih belum begitu hapal dengan semua lokasi di Night Raven College. Jadi ia memutuskan untuk berkeliling sekolah.

Ya, mumpung ini hari libur. Semua tugasnya di asrama pun sudah selesai ia kerjakan. Jadi, kenapa tidak?

Tadinya ia hendak pergi bersama Emily. Namun sayangnya, gadis bersurai biru itu ... kembali terlibat dalam kejenakaan Ace, membuatnya ikut terkena hukuman dari Riddle-ryouchou dan kini sedang menjalani hukuman berupa surat permintaan maaf.

Kasihan sekali ia.

Ia bisa saja meminta bantuan orang yang ia kenal. Seperti kakaknya, atau Vil-senpai. Atau bahkan anggota klub musik? Rinnian sudah cukup dekat dengan mereka. Namun semuanya juga tengah sibuk dengan urusannya masing-masing.

Mau tidak mau ia harus pergi sendirian.

Rinnian sudah melangkah cukup jauh, kini ia sedang berada di hutan di belakang gedung sekolah. Matanya menangkap satu bangunan besar yang berdiri megah diantara pepohonan. Kalau tidak salah Vil-senpai pernah menceritakan soal tempat itu kepadanya.

Tempat yang katanya akan menjadi favorit sang gadis, kebun sekolah.

Penasaran dengan isinya, ia pikir tidak ada salahnya masuk dan berkeliling sebentar.

=====LIED=====

Suara langkah sepatu terdengar konstan, seiring langkah kakinya mengelilingi kebun sekolah.

Senyum sumringah merekah di wajah wanondya ketika ia temukan berbagai bunga lain yang tidak ada di asramanya. Benar kata Vil-senpai, ia mulai menyukai tempat ini.

Bersenandung senang, ia memutuskan untuk pergi ke jembatan kecil. Berdiri di tengah-tengah, jarak pandangnya akan seisi kebun semakin luas. Ia melihat hamparan bunga dan tanaman lainnya. Membuatnya bertekad untuk membantu mengurus tanaman disini.

Tempat ini cukup besar, ya? Kalau tidak ingat jalan bisa-bisa ia kesasar.

Sang gadis tertawa kecil.

"Hei, menyingkir dari sana. Jangan menghalangi cahaya matahariku."

Sayang, kebahagiaan itu harus binasa seketika ketika ia mendengar suara itu berbicara kepadanya.

Rinnian kenal betul suara itu.

Perlahan, sang puan menoleh ke arah datangnya suara. Disana ia melihat seorang pemuda, dengan telinga dan ekor hewannya, sosok itu tengah berbaring, menatap tajam ke arahnya.

Tatapan mengancam itu membuat nyali sang putri Adipati ciut seketika.

Ya, ia kenal Leona Kingscholar. Tidak hanya karena ia kakak kelasnya, Rinnian juga pernah bertemu dengannya beberapa kali sebelum ia menjadi murid disini.

Tentu saja, karena keduanya merupakan keturunan bangsawan.

"Mau apa kesini?" tanya Leona.

"S-saya, hanya sedang berjalan-jalan, maaf mengganggu anda."

"Hentikan bahasamu yang begitu, menggelikan. Kita ini sedang di sekolah."

"M-maaf, senpai. Aku hanya mau berkeliling, mengenal lebih dekat tempat yang ada di sini," jawab Rinnian kaku.

Sedari dulu Rinnian memang tidak pernah bisa dekat dengan Leona. Tidak hanya karena ia tak mengerti apa yang orang itu pikirkan, aura yang terpancar darinya juga cukup menakutkan bagi sang gadis.

"Cih," sang singa mendecik.

"Lakukan sesukamu, asal jangan mengangguku."

=====LIED=====

Setelahnya, selama behari-hari, sebisa mungkin Rinnian datang ke kebun. Karena janjinya untuk merawat tanaman.

Jika beruntung, atau tidak? Ia akan menemukan Leona di tempat biasa, tengah tertidur atau hanya menatap kosong ke jumantara. Jika ia rasa suasana hati kakak kelasnya sedang bagus, Rinnian akan mengajaknya berbincang sebentar. Jika buruk, Rinnian akan membiarkannya sendirian.

Keseharian itu terus keduanya jalani selama berbulan-bulan. Dan tanpa sadar, bertemu dengannya, adalah kesenangan kecil yang ia butuhkan dalam hidupnya yang hampa.

Lied ✣ Leona Kingscholar x OCWhere stories live. Discover now