CH-9

27.6K 2.4K 33
                                    

-

Happy Reading

.
.
.

"Sakit di kepalanya itu wajar karena ingatan-ingatan nya mulai bermunculan."

.
.
.

Itulah yang di ucapkan Rico pada nya. Damien menghembuskan nafas, lalu menatap Zio yang sedang tertidur nyenyak.

Ia mengelus pucuk kepala Zio, mengernyit tidak suka kala rambut halus itu rontok di tangan nya.

"Mimpi indah anak Daddy," ujar nya, lalu mengecup kening Zio.

Damien berjalan keluar dari kamar Zio, ia akan menemui adik ipar nya sekarang untuk meminta kejelasan.

.
.
.

"Vano bisa liat Zio sekarang?"

Isabella tersenyum tipis saat mendengar pertanyaan yang sama dari anak tertuanya itu, pasal nya ia sudah mengulang pertanyaan itu dari 30 menit yang lalu.

"Hey, aku bosan mendengar pertanyaan itu."

Vano menatap tajam Cleora, kemudian ia menunduk untuk melihat kedua tangan nya yang saling memilin. Ia tak akan memperdulikan perkataan Cleora sekarang, karena yang ada dipikiran nya adalah adik nya Zio.

"Jangan mengganggunya Cleo."

Cleora tersenyum seraya menatap kakak nya. "Aku suka melihat ekspresi anak-anak mu jika begini kak, mereka lucu sekali," ucap nya seraya tertawa pelan.

Isabella hanya menggeleng pelan, adik nya sama sekali tidak berubah. Sifat nya yang jahil dan seenaknya sama sekali tidak hilang dari nya, yang berubah hanya wajahnya yang kini bertambah dewasa dan cantik.

"Dad, boleh aku melihat Zio?" Tanya Vano cepat kala ia melihat Damien berjalan ke arah mereka yang sedang duduk di sofa.

Damien mendudukkan diri nya di sofa, lalu melihat Vano. "Jangan berisik oke?"

Vano mengangguk cepat. "Oke."

Damien mengangguk seraya tersenyum tipis. Lalu ia melihat Asta dan Leon, yang kini ikut beranjak. "Kalian berdua tetap di sini," titah nya.

Asta dan Leon menghentikan langkah nya. Sedangkan Vano tidak perduli, ia terus saja berjalan tanpa melihat ke belakang.

"Tapi- "

"Zio harus istirahat sekarang, kalian bisa menemuinya nanti," Isabella memotong perkataan Leon.

Mereka berdua akhirnya mengangguk lesu, lalu kembali duduk di sofa.

Cleora terkikik geli melihat ekspresi kedua keponakannya itu.

"Jadi, kenapa kau datang kemari Cleo? Apa ada masalah?" Damien menatap Cleora, suasana kini mulai menegang.

Cleora itu bekerja sebagai mata-mata nya, gadis itu pintar dan licik jadi Damien memilih nya. Walaupun ia harus bekerja keras membujuk Isabella.

Cleora menghentikan tawa nya, lalu menatap Damien. "Aku ingin memberikan informasi penting."

"Apa itu?" Tanya Damien.

"Tentang Keluarga Savierro."

"Kenapa dengan keluarga sahabat ku?" Kali ini Isabella juga ikut bertanya, pasalnya ini menyangkut sahabat nya yang menikah dengan Pria Savierro.

Cleora menatap kakak nya. "Mereka berada dalam masalah, ia ingin aku menitipkan anak bungsu Savierro pada kalian."

"Kenapa bukan Bibi saja?" Tanya Asta dengan nada tak suka. Anak keluarga Savierro kan seumuran dengan Zio, ia tak mau Zio melupakan nya karena sibuk bermain dengan anak itu.

CrayBabyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora