ten

32 4 0
                                    


"Bentar, itu kan—" Kevin menghentikan motornya saat melihat kerumunan orang di depan toko roti. Bukan. Bukan toko roti yang menarik perhatian Kevin. Tapi dua orang yang berjalan di sekitar kerumunan sambil membawa kotak itu seperti pernah Kevin lihat.

Dua orang itu, teman-teman yang bersama Yuli saat pertama kalinya Kevin bertemu dengan Yuli. Kerumunan itu, mungkinkan Yuli ada di tengah kerumunan itu? Pikir Kevin.

Kevin memarkirkan motornya lalu bergegas mendekati kerumunan itu. Ia mencoba melihat disela-sela orang yang berkerumun dan benar saja, Yuli menjadi pusat perhatian orang-orang disana. Gadis itu sibuk bernyanyi sambil memetik gitarnya.

We may not have all the answers
Oh I know that we can change some of the things that are beyond our control
And the vision of us may be blurry
But use your heart to see
Just follow the beat, the rhythm will lead you right back to me

Sometimes it's a game of give and take
It's easy to break
But hold on and wait
Have a little faith

I will go down to the last round
I'll be your strength to find you when you get lost in the crowd
So I'll stand up tall, if by chance I fall
Then I'll go down as a casualty of love

Yuli mengedarkan pandangannya hingga bertemu dengan mata yang menatapnya sedih. Mata Kevin. Raut wajah Yuli berubah karena ia sedikit kaget lalu kembali mengedarkan pandangannya ke penonton lain.

Hati Kevin merasa lega namun juga sedikit sakit saat melihat Yuli. Sebenarnya Kevin bingung apa yang ia lakukan sekarang dan apa yang akan ia lakukan nanti. Tapi, kakinya enggan beranjak dari tempat itu dan matanya merindukan wajah itu. Wajah manis milik Yuli.

Setelah penampilan Yuli selesai, tepuk tangan terdengar meriah dan perlahan kerumunan itu menghilang tersisa satu orang yang tidak beranjak dari tempatnya berdiri sambil memandang lurus pada satu orang yang sedang merapikan gitarnya. Setelah sedikit mengobrol dengan Ruri dan Bumi, Yuli berjalan menghampiri Kevin tanpa ragu disertai senyum manisnya.

Sedangkan Kevin, rautnya tidak berubah sejak tadi. Raut datar dengan kesedihan yang terpancar dari matanya.

"Halo, Kevin." Ucap Yuli memecah keheningan. Kevin masih terdiam.

Kevin menatap dalam mata Yuli dalam keheningan, Yuli yang bingung harus berkata apa juga ikut terdiam.

Kevin akhirnya bersuara, "Gue kangen sama lo."

Perkataan Kevin membuat Yuli sedikit kaget dan senang, ia tersenyum lalu menjawab, "Gue juga."

"Gue boleh gak, meluk lo?" Pertanyaan kedua dari Kevin membuat Yuli mengerjapkan matanya karena kaget tidak menyangka akan diberi pertanyaan seperti itu. Yuli mengangguk sebagai jawaban.

Detik itu juga Kevin menarik Yuli ke dalam pelukannya. Erat dan hangat. Yuli pun membalas pelukan Kevin. Yuli membenamkan wajahnya di dada Kevin. Sedangkan Kevin mengelus lembut kepala Yuli.

"Jangan ngilang lagi, Yul. Jangan pergi lagi." Ucap Kevin lirih.

Yuli tersenyum lalu mengangguk, "Iya. Maafin gue, ya."

Kevin menggeleng, "Gak ada yang perlu dimaafin. Yang penting lo gak boleh pergi lagi dari gue."

Yuli mengangguk sambil tersenyum sedangkan Kevin mengeratkan pelukannya pada Yuli seakan tidak akan membiarkan Yuli melepaskan pelukannya.

🦁🦁🦁

"Mi, liat siapa yang dateng." Kevin menghampiri Sonya di taman belakang.

Sonya menoleh ke belakang, terlihat Yuli muncul setelah Kevin. Sonya tersenyum lalu menghampiri gadis itu dan memeluknya.

"Cantik, Tante kangen sama kamu."

Yuli tersenyum lalu membalas pelukan Sonya, "Yuli juga, tante."

Sonya melepas pelukannya lalu menatap lembut Yuli. Ia mengelus puncak kepala Yuli, "Kamu jangan ngilang lagi, ya. Kasian Kevin pusing nyariin kamu."

Kevin tersenyum lalu menggaruk tengkuknya malu. "Mi, suka banget deh bikin Kevin malu di depan Yuli. Kevin ke atas dulu ya, Mi, Yul."

Sonya dan Yuli mengangguk. Kevin berjalan meninggalkan taman belakang menuju kamarnya di lantai atas. Baru sampai setengah jalan di tangga, Kevin teringat sesuatu ingin ia tanyakan pada Sonya jadi dia berniat kembali ke taman belakang tapi langkahnya terhenti di balik tembok saat mendengar obrolan Yuli dan Sonya.

"Tante, maafin Yuli karena udah bikin Kevin sedih."

Sonya menggeleng, "Tante ngerti. Kamu gak bermaksud bikin Kevin sedih. Tapi, itu cara kamu buat menghindari ngasih harapan ke Kevin sedangkan kamu masih belum yakin sama perasaan kamu. Ya, kan?"

Yuli tersenyum lalu mengangguk, "Iya, Tante. Tante kan bilang waktu itu kalo Yuli gak punya perasaan lebih sama Kevin, Yuli harus nolak Kevin dengan tegas. Jadi, Yuli berusaha ngejauhin Kevin. Tapi, selama Yuli jauh dari Kevin, Yuli ngerasa kehilangan, Tante. Dari situ, Yuli mulai yakin sama perasaan Yuli."

Sonya tersenyum sambil menggenggam tangan Yuli, "Tante paham. Tante kan juga pernah muda. Sekarang yang perlu kamu lakuin cuma ngikutin perasaan kamu. Soal Kevin, Tante bisa jamin dia gak akan nyakitin kamu. Kalo Kevin sampe nyakitin kamu, Tante yang hukum."

Yuli terkekeh mendengar ucapan Sonya lalu mengangguk, "Iya, Tante."

Kevin ikut tersenyum lalu kembali menuju kamarnya.

- see you later -

maaf banget buat kalian yang udah nunggu huhuuu aku lagi sibuk skripsian jadi rada susah mau update tapi semoga kalian masih setia baca cerita ini makasih yang udah mau nungguin see you next chapter 🥰

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 23, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ilymore | jaehyukWhere stories live. Discover now