14. Gara-gara Classmeeting

3.1K 348 14
                                    

sorry, ulang yaa hehe.



Di siang terik ini, Nath yang sedang nikmat menyantap siomay di kantin itu mendumel kesal ketika kegiatannya dihentikan paksa. Lebih kesal lagi karena anak-anak kelasnya memaksa agar ia mengikuti lomba tarik tambang di classmeeting kali ini.

Yap, hari ini diadakan classmeeting di sekolah yang memang seperti kegiatan rutin setiap beberapa hari selepas ujian semester. Classmeeting memang disukai hampir semua siswa, selain bisa seru-seruan dan berkompetisi dengan kelas lain, orang-orang malas gerak seperti Nath juga bisa menikmati berbagai jajanan dengan tenang di kantin.

Namun sayangnya, ketenangannya kali ini terpaksa diganggu oleh oknum-oknum menyebalkan ini.

"Ayolah Naaaath, lu doang kan yang belum ngapa-ngapain!"

"Eh, gue udah bikin puisi buat lombanya Vanya, ya! Gue buatnya begadang tau semalem,"

"Alah puisi seuprit doang paling juga nyontek google lo, mana bahasanya cringe abis lagi."

"EH!!!"

"Ayolaaah kelas kita kekurangan anak banget ini, soalnya anak kelas kan udah banyak yang jadi panitia, gabisa ikut lomba jadinya. Pokoknya semua harus berpartisipasi gaada yang boleh nganggur!"

Nath menghela napas lelah, ia sih oke-oke saja soal berpartisipasi dalam kegiatan classmeeting ini, tapi kenapa harus tarik tambang??? Nath kan kurus kerempeng begini bisa-bisa timnya langsung kalah!

"Hhhh gue ikut yang lain aja deh jangan tarik tambang, males banget lagian gue kerempeng gini, ntar langsung kalah lagi kita."

"Alaaaah menang kalah bodoamat lah Nath yang penting ikut biar ga didenda, tau ga lu dendanya berapa? 200 ribu per lomba! Mau lo bayar kas tiap minggunya jadi 50 ribu??" Balas si bendahara kelas yang perhitungan.

"Iya bener, terus kita kekurangannya di tarik tambang doang, lomba lain udah keisi. Lo sih, nggak dari tadi jadinya gabisa request," timpal yang lain.

Nath menghela napas lelah, "Yaudah yaudah deh, gue ikut. Tapi jangan diamuk ya, kalo kalah!"

"Yaelah santuuuuy, gas ayo lapangan belakang!"

Yah, setidaknya Nath nanti bisa hanya menunjukkan presensi tanpa harus bekerja. Rencananya dia akan mengambil posisi di tengah-tengah dan hanya pura-pura menarik talinya. Hehe, mager tsay. Kasian juga tangan mulus Nath nanti jadi kasar dan nggak enak kalau digenggam ayang Jere.

Hehe.

Namun sesampainya di lapangan belakang,

"Loh??? Ini yang mau ikut tarik tambang dari kelas kita???" Tanya Nath kaget.

"Iya. Betul."

Nath kaget sekaligus, lelah. Bagaimana tidak, semua yang di sini akan mengikuti lomba tarik tambang dari kelasnya adalah kumpulan anak-anak yang satu spesies dengan Nath.

Betul, berbadan kecil langsing kering kerontang.

Nath kira sudah disiapkan setidaknya satu atau dua anak lelaki kekar untuk tarik tambang ini, jadi dia bisa aman. Nyatanya,

"Gabisa, Farel sama Arjun emang badannya gede, tapi mereka lagi di lomba voli. Nih, mainnya barengan sama ini."

Nath pun menoleh takut-takut ke tim seberang, mulutnya lalu mengatup ketika melihat tim lawan memiliki pasukan dengan tubuh besar-besar dan tegap.

Habislah nasib kelasnya.

"Nath! Lo yang depan yaaa!"

"Hah? Enak aja! Nggak mau ah, orang gue kecil gini!" Tolak Nath.

Bon Bon Chocolate | NOMIN✅Where stories live. Discover now