1. Meet You

42 5 1
                                    

Tadinya, Indonesia berpikir jika dirinya akan segera mati, kematian telah begitu dekat padanya tadi...

Indonesia telah mengumpulkan semua keberanian dan tekadnya untuk bunuh diri, semua tekanan hidup dan rasa putus asa yang telah dia rasakan sekarang ini adalah alasan mengapa dirinya ingin hidup yang tidak dia inginkan ini berakhir.

Dosa? Indonesia tidak peduli, dia tidak percaya lagi pada Tuhan, setelah Tuhan mengambil orang tuanya yang sangat dia sayangi, kekasih dan sahabatnya dalam sebuah tragedi, membuatnya kehilangan segalanya.

Tapi... Tuhan selalu ingin membuat dirinya menderita, hingga seseorang menyelamatkan dirinya, mencegah dirinya untuk mengakhiri hidup.

YOUR SIDE
CHAPTER 01 : MEET YOU

Indonesia meringkuk di atas ranjang, luka berdarah di lengannya telah diobati, kemeja basah yang tadinya dia kenakan kini telah menjadi sebuah kaus yang agak kebesaran, ruangan yang dia tempati sangat asing, pemuda itu merasa takut.

"Merasa lebih baik sekarang?"

Seorang pria, dengan jas dokternya muncul dari balik sebuah pintu, dia menghampiri dengan senyuman manis nan tulus, di tangan pria itu ada sebuah nampan berisi semangkuk bubur yang hangat.

Indonesia mendengus kecil, rasa marah dan sedih bercampur menjadi satu, dia marah karena pria yang bahkan tidak dia ketahui siapa ini telah menyelamatkan dirinya, dan merasa sedih entah karena apa.

"Kenapa kau menyelamatkanku?"

Indonesia berucap dengan lemah, nyaris seperti berbisik, pemuda itu memberanikan diri untuk menatap pria yang sudah menyelamatkan nyawanya itu, dia tinggi, berpostur tegap, usianya sekitar 25 tahun, dan dia mengenakan kaki robot.

Tampan tapi cacat, tanpa disadari olehnya sendiri, Indonesia merasa sedikit bersyukur karena dia tidak kehilangan satupun bagian tubuhnya setelah insiden mengerikan itu.

"Namaku European Union, kau bisa memanggilku EU atau Europe, aku adalah seorang psikolog, aku melihatmu sedang putus asa, dan instingku untuk menyelamatkan dirimu bangkit tanpa kuminta..."

Seorang psikolog, yang kini diketahui olehnya bernama EU itu kini duduk di sampingnya, dia mengarahkan sendok berisi bubur itu tepat di mulut Indonesia, masih menunggu pemuda itu untuk membuka mulutnya.

"Aku tidak mau..."

"Tapi kau akan sakit jika menolaknya, kelihatannya kau juga sudah berhari hari tidak memakan apapun juga..."

"Kubilang aku tidak mau!"

"Cepat buka mulutmu!!"

EU pun marah, pria itu tidak lagi tersenyum, aura gelap terlihat menyelimuti pria itu dan menyebar hingga ke dirinya, Indonesia kembali merasakan ketakutan, secara refleks dia membuka mulutnya dan EU mendorong paksa sendok berisi bubur itu ke dalam mulutnya.

Dengan takut, dia langsung menelan bubur itu tanpa mengunyahnya lagi, hal itu terus dia lakukan hingga bubur di dalam mangkuk itu habis.

EU kembali tersenyum, namun aura gelap itu masih belum meninggalkan tubuhnya, tangannya yang lebih besar dari Indonesia pun mengusap kepala pemuda itu dengan lembut, membuat Indonesia nyaris terpana karena sudah lama sejak kematian orang tua dan kekasihnya, dia tak lagi mendapat sentuhan yang mampu membuatnya merasa tenang dan nyaman.

"Kau masih muda, kau seharusnya tidak perlu memikirkan kematian..."

EU tersenyum penuh ironi, menatap remaja di hadapannya ini, dia tidak menyangkal, jika perang dunia ketiga yang terjadi beberapa tahun lalu telah membawa banyak memori buruk berkepanjangan kepada banyak orang, termasuk Indonesia.

Perang singkat itu telah membawa banyak memori buruk dan trauma yang panjang pada banyak orang, banyaknya orang yang depresi dan memutuskan untuk mengakhiri hidup karena kehilangan orang yang dicintai oleh mereka, sungguh suatu akhir yang sangat tragis baginya.

"Aku sebenarnya tak ingin mati, tapi aku hanya tidak ingin menjalani kehidupanku yang sekarang ini..."

Indonesia tanpa sadar berterus terang tentang apa yang dia rasakan, EU yang mendengarnya hanya tersenyum kecil, mengingat dulunya dia pernah mengalami hal yang sama dengan yang dihadapi oleh Indonesia.

"Aku akan menyelamatkanmu..."

Indonesia menatap EU, pria itu mengeluarkan sebuah rantai dari dalam laci dan dia gunakan untuk mengekang salah satu pergelangan tangan Indonesia di tiang ranjang, membuat pemuda di hadapannya hanya bisa mengerutkan dahi.

"Kau mencoba menyanderaku?"

"Aku tahu kau merencanakan kabur dariku dan mencoba bunuh diri lagi, jadi aku merantaimu, terapi akan terus berlanjut sampai kau tidak ingin memikirkan bunuh diri lagi..."

"Kau bahkan tidak punya hak untuk mengekang diriku!"

Indonesia menggerutu kesal, oh ayolah! dia hanya ingin mati dengan tenang lalu bertemu orangtua dan kekasihnya di surga! kenapa pria ini bersikeras untuk membuatnya tetap hidup ketika dia bahkan tidak menginginkan kehidupannya ini?

EU tidak menjawab apapun lagi, dia hanya tersenyum dan keluar dari ruangan itu, meninggalkan Indonesia yang kini telah tenggelam didalam rasa frustrasinya yang tidak mampu lagi melarikan diri dari psikolog aneh yang telah menyanderanya ini.

BERSAMBUNG...

//tersenyum tertekan

Saya kangen sama ship ini, terserah mau kalian bilang peod lah apa lah, cuma mau bilang dua duanya udah berusia dewasa.y

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 20 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Your SideWhere stories live. Discover now