5. || Summer

7K 1.2K 159
                                    


H A P P Y  R E A D I N G

    Setelah berurusan dengan sang kakek yang tiba-tiba memanggil, Anta bergegas pergi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

    Setelah berurusan dengan sang kakek yang tiba-tiba memanggil, Anta bergegas pergi. Ia melewatkan janjinya kepada Summer. Bukannya ia lupa, tapi ada sesuatu yang menghambat dirinya untuk datang ke sana.

Bumi terlihat membiarkan putranya keluar lebih dulu. Ia tahu jelas, tujuan ke mana putranya akan pergi. Tapi ini Anta, ia tidak bisa lagi mencegah. Putranya tak suka dibantah.

Sebelum sampai di kediaman Summer, Anta menyempatkan lebih dulu berhenti di salah satu kedai pedagang bebek panggang. Salah satu makanan kesukaan Summer. Meskipun ia tahu, dengan makanan ini tidak akan bisa membayar kesalahannya yang tidak hanya sekali.

Sampai di kediaman gadis itu, ia melihat Asean keluar dari rumah. Pria itu menenteng kresek besar.

"Habis darimana lo orang sibuk?" sindir Asean menyadari kehadiran Anta.

"Lo mau ikut? Ini gue mau buang sampah, sekalian lo gabung aja sama mereka di tempat yang seharusnya." Asean lagi dan lagi menyindir.

"Sorry," ujar Anta masih dengan ekspresi tenang. Sesekali matanya melirik ke arah jendela di lantai atas yang lampunya sudah dimatikan.

Asean mendengus, menepuk bahu Anta pelan. "Santai aja kali, udah sana masuk. Summer belum tidur, itu kamarnya dimatiin sengaja biar lo gak masuk. Tapi gue kasihan, dia kayak masih nunggu dan berharap lo dateng."

Anta mengangguk dan lanjut berjalan. Sedangkan Asean pria itu kembali pada tujuan utamanya membuang sampah.

"Iya, Kak. Rere gak bakalan main sama Gara lagi, dia nakal!"

Begitu ia membuka pintu, suara Rere adik Summer terdengar nyaring. Terlihat anak kecil itu sedang duduk di sofa dengan sebuah ponsel di dekatkan ke telinga. Sepertinya sedang menelpon seseorang.

"Eh, Kak es ganteng! Halo!" Rere tersenyum sumringah. Reflek turun dari sofa menghampiri Anta.

"Mau ketemu Kak Summer, ya?" tanyanya dibalas anggukan Anta. Ponsel itu masih setia anak kecil itu tempelkan di telinga.

"Siapa?" tanya Anta menunjuk pada ponsel. Padahal sebenarnya ia sudah bisa menebak siapa penelpon tersebut.

"Kak es patung, daritadi dia marahin Rere terus. Padahal Rere cuma main sama Gara."

Anta membiarkan Rere yang kembali duduk di sofa. Dan dirinya berjalan menaiki tangga. Menghampiri seorang gadis perempuan yang semoga saja masih dalam keadaan terjaga.

Pintu ia ketuk, meminta izin  penghuni di dalam.

"Apa lagi sih? Aku udah bilang, kalo Kak Anta dateng bilangin aku udah tidur!"

Anta tersenyum tipis mendengar teriakan penuh kekesalan di dalam sana. Tanpa menunggu lebih lama lagi, ia membuka pintu kamar tersebut.

Ruang gelap menyapa kedatangannya. Ada cahaya remang di sudut ruangan sebagai penerang pembantu. Sosok perempuan tengah berbaring dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya.

ANTARTIKA (Pindah ke Fizzo)Where stories live. Discover now