BAB 4. KENANGAN

57.2K 2K 4
                                    

Part 4 - Kenangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 4 - Kenangan

________________________________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua tahun kemudian ....

Sudah sangat lama sejak Lana terakhir kali mendatangi makam ayahnya. Kematian ayahnya menyisakan luka dan penyesalan yang terus menggerogoti hati Lana setiap harinya. Semua ini salah Lana. Kematian ayahnya terjadi karena Lana.

Dada Lana terasa sesak. Ia merenggangkan kepedihan dari paru-parunya saat menyaring udara.

Hembusan napasnya terasa mencekik leher Lana. Ingatan tentang kematian ayahnya kembali berkelebat di dalam otaknya.

Air mata Lana tak mampu dibendung lagi. Tubuhnya jatuh terduduk di depan makam ayahnya yang sudah mengihijau.

"Maafkan Lana, ayah. Maafkan aku," isaknya sambil menyentuh batu nisan ayahnya. "Seharusnya aku tidak melakukannya. Seharusnya aku mencari jalan keluar lain untuk menyelamatkanmu. Ini semua salahku, ayah. Tolong maafkan aku."

#FLASHBACK ON#

Pagi itu, setelah melewatkan satu malam bersama pria bernama Darren. Lana terbangun dalam keadaan kacau, bertelanjang di bawah selimut tebal milik Darren tanpa satupun busana. Lana melirik Darren yang tertidur pulas di sampingnya. Tampak tak merespon gerakan ragu-ragu Lana saat mencoba beranjak dari tempat tidur. Ia segera mengambil semua pakaian yang tergeletak di atas lantai berikut tas miliknya. Sesegera mungkin Lana kembali berpakaian dan pergi dari rumah Darren.

Sesampainya di depan pintu gerbang, Lana menghela napas panjang lega. Ia segera merogoh ponselnya untuk mengecek panggilan yang sempat masuka. Betapa terkejutnya Lana saat melihat notifikasi panggilan tak terjawab dan pesan masuk yang begitu banyak. Tangan Lana mulai gemetaran saat membuka pesan yang masuk dan sukses membuat tubuhnya lemas.

Lana limbung ke belakang, tubuhnya membentur pagar gerbang saat menerima kabar kematian ayahnya. Getaran di tubuhnya semakin parah bersamaan dengan air mata kesedihan yang mulai mengalir.

"Ini tidak mungkin," isaknya tak percaya, "tidak mungkin. Ini tidak ...." Lana tak bisa melanjutkan kata-katanya karena terlaluk syok dan sedih.

Ia meremas tali tas berikut ponselnya dengan tangan gemetaran. Tangisnya pecah dan dadanya terasa sesak. Seperti ada batu besar yang menghantam dan meremukkan seluruh hatinya.

SLEEP WITH THE BILLIONAIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang