[✨Note 9✨]

1K 113 23
                                    

[ Solar ]

Sejak hari itu aku mengajari Thorn agar bisa mengendalikan kekuatannya yang cukup besar. Memang sulit tapi mau gimana lagi bukan?..

Semuanya diawali dengan kesusahan dan diakhiri dengan kemudahan.

"Kak fokus! " ujar Solar sambil memberi intruksi kepada Thorn yang akan mengeluarkan kekuatannya. Thorn pun hanya bisa memandang Solar dengan cemas dan juga gugup tersirat di mata Thorn khawatir dia takut akan membuat kesalahan, kesusahan, atau melukai orang yang tidak bersalah.

"Jangan berfikir yang lain!" ujar Solar lagi membuat Thorn cukup terkejut. Thorn pun menghela nafas pelan dan mulai memfokuskan pikirannya.

Tidak lama dia sudah bisa mengeluarkan akar yang cukup panjang. Solar pun mendekat dan akan memegang akar yang cukup panjang tersebut karena Thorn terkejut takut jika dia mengeluarkan akar berduri atau beracun.

"Solar!! Jangan dekat-dekat! Nanti kamu akan keracunan atau terluka!" ujar Thorn dengan suara gugup dan gemetar.

Solar pun tidak membalas dan malah semakin fokus kepada akar tersebut mencermati. Thorn pun menelan salivanya.

Solar pun memegang akar tersebut. Thorn pun terkejut dan hanya diam saja. Sebenarnya Thorn khawatir adik bungsunya akar terluka makannya dia diam saja karena pastinya adik bungsunya akan cuek kepadanya.

"Hm.. Sudah mantap kak!" ujar Solar mengacungkan jari jempolnya. Thorn pun memiringkan kepalanya bingung. Solar pun menyadari dan berkata. "Ah maksudku sudah bagus kak!"

"Ah! Begitu, baiklah! Aku akan berlatih lebih keras dari yang ini! " ujar Thorn tersenyum bangga. Solar pun terkekeh pelan.

"Tetapi, jangan memaksakan jika tidak bisa ya" ujar Solar tersenyum tipis. Tidak lama dia pun melihat bahwa Thorn menatapnya dengan mata kagum.

"A-ada apa?" tanya Solar menatap kakaknya dengan cepat Thorn pun menjawab dengan senyuman manisnya.

"Akhir-akhir ini! Solar lebih sering tersenyum dari biasanya!" ujar Thorn menatap Cahaya dengan kagum. Solar pun hanya tersenyum ragu.

"Iyalah aku aja bukan Cahaya yang asli" batin Solar tersenyum tipis. "Mungkin karena sesuatu?" ujar Solar lagi dan membuat Thorn bertanya-tanya.

"Udah sana latihan lagi, aku mau pergi sebentar" ujar Solar kembali datar dan berjalan ke arah pintu. Thorn pun mengangguk dan berfokus latihannya.

Ketika berjalan Solar bertemu dengan salah satu kakaknya yaitu Blaze Firefox Leandro Damiao kakak ke empat Solar. Solar pun hanya melirik dan berjalan fokus kedepan dan dengan tidak sopannya dia atau Blaze menarik lengan Solar dan memojokkan diriku ke dinding.

"Ini manusia ngapain dah" batin Solar tersenyum kesal. Solar melihat bahwa setengah muka Blaze ditutupi dengan rambut dan dengan terpaksa bahwa dia cukup tamvan ketika seperti ini meskipun masih tampan dirinya sih. Blaze pun menatap dengan tajam Solar dan Solar? Natap balik dengan pandangan remeh.

"Kenapa.. Apa yang kau lakukan dengan Thorn? " tanya Blaze sedikit ngegas jika bukan karena dirinya adalah seorang pangeran Blaze sudah berteriak dari tadi.
Solar pun memandang Blaze dengan tatapan aneh kayak..

'Hah?.. Madsudmu opo? '

"Saya tidak mengerti madsudnya anda pangeran Blaze" ujar Solar setenang mungkin karena terkejut dipojokan juga ni anak didepannya ngegas.

"Jangan berpura-pura tidak tau! " ujar Blaze lagi dengan tatapan marah. Solar pun menghela nafas bingung. "Akhir-akhir ini Thorn jarang bikin onar! Pasti karena dirimu! " seru Blaze dengan pandangan kesal juga marah. Solar pun terdiam karena tidak menyangka bahwa hanya karena alasan tersebut?.. Jika bukan karena pangeran udah di tampol Solar dari tadi.

✨Menjadi Tokoh Antagonis!?✨Donde viven las historias. Descúbrelo ahora