prolog

1.3K 87 5
                                    

Haii selamat datang di cerita ke tiga aku hehe....

Gimana gimana? Seneng gak nih aku bikin cerita tentang Al dan Andin lagi?

Ya mungkin di sini ada beberapa perubahan aja ya, tapi nama tokoh akan aku samain kok.

Oke oke, siap??

Mari kita mual.

Eh mulai.

Hehe maafin

°°°

Andin berlari tergesa-gesa menuju kampusnya. Tadi malam, dirinya lupa mengatur alarm yang membuat dirinya terlambat bangun.

Biasa, begadang nonton Drakor.

Tok...tok...tok...

"Maaf saya telat." Teriak Andin dari arah luar. Mata Andin membulat saat melihat pemilik kampus ini berdiri di depan sana, kini semua mata menatap dirinya yang hanya bisa nyengir pasrah.

Mampus ndin mampus, dahlah di keluarin gue. Batin Andin.

"Cepat duduk di tempat mu!" Perintah hartawan. Pemilik kampus sekaligus rektor, atau bisa di sebut juga kepala kampus.

Andin mengangguk cepat lalu segera duduk di tempat seharusnya.

"Lo kok bisa telat ndin?" Tanya Elsa. Teman dari masa unyu unyu nya.

Andin menggeleng, "begadang."

"Hm, pantes. liat tuh mata Lo udah item kek gitu jadi kek panda tau gak?"

"Tapi masih cantik kan?" Goda Andin.

"Serah Lo lah."

Atensi mereka berdua teralihkan saat hartawan mulai membuka suaranya.

"Baik, niat saya ke sini ingin memperkenalkan dosen baru di kelas kalian. Kebetulan dosen yang lama mengundurkan diri akibat ada beberapa masalah yang membuat pihak kampus harus mengeluarkan dosen lama tersebut."

"Baik, perkenalkan orang di samping saya ini adalah anak saya sendiri, dosen baru yang akan mengajar di jurusan ini."

Lelaki tersebut berdehem, berusaha menormalkan suaranya. "Perkenalkan nama saya Aldebaran putra alfahri. Mulai sekarang saya akan mulai mengajar di sini dan seterusnya."

Andin mendekatkan mejanya pada meja Elsa. "Eh liat deh, tu muka dosen baru datar banget gak sih kek triplek. Gantengan dosen yang lama."

Elsa menoyor kepala Andin pelan, "heleh Lo, gitu gitu dia anak pemilik kampus ini." Geram Elsa kesal sendiri.

Andin memegang kepalanya yang baru saja di toyor oleh Elsa. "Ya habisnya tu orang kek kehabisan ekspresi. Kan bisa gitu dia senyum atau apalah. Ganteng sih cuma kek nya judes and galak."

"Udah lah co jangan gibah, ketauan mampus." Ucap seseorang di belakang kursi Andin. Panggil saja Nino.

"Heh Lo Nino, gue ini ngomong sesuai dengan kenyataan ya."

"Iya iya serah Lo aja lah ndin."

Mereka lalu lanjut pokus pada dosen baru tersebut. Rada bosen sih karna Aldebaran hanya diam saja.

"Baik saya pamit pergi terlebih dahulu." Ucap hartawan lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Ekhem, baik. Karena hari ini hari pertama saya ngajar jadi kalian bisa bebas untuk menanyai sesuatu tentang saya."

"Eum pak, boleh minta no nya gak?" Tanya seorang siswi perempuan yang tidak tahu malu.

"Iya boleh, nanti saya pajang no saya di tengah jalan biar kamu bisa liat dengan jelas."

Siswi tersebut mencebik. Lantas semua siswa siswi tertawa melihat itu.

Andin berdehem, "eum pak, kenapa bapa mukanya datar banget kaya triplek. Maksud saya gaada ekspresi lain gitu selain wajah datar kan saya lama kelamaan bosen liat wajah bapa." Sahut Andin tanpa memfilter ucapannya terlebih dahulu.

Sontak atensi semua orang termasuk Aldebaran jatuh kepada Andin. Aldebaran menatap Andin datar tanpa minat sebelum akhirnya menjawab perkataan Andin.

"Ekspresi dan muka saya memang kaya gini. Dan jika kamu bosan melihat wajah saya, yaudah tidak usah di liat. Kalau perlu kamu bisa keluar dari kelas saya."

Mampus ndin, salah ngomong kan lu. Batin Andin dengan wajah piasnya.

°°°

Hello helloo helooo

Gimana nih sama prolog nya?

Suka gak?

Vote coment ya hehe.

Follow juga

Lanjut?

AKU DAN KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang