37. HAL YANG SAMA

354 31 11
                                    

Ditengah teriknya matahari tidak membuat Refan berhenti menangkap bola. Teriakan-teriakan dan sahutan dari teman satu timnya membuat Refan makin lihai memainkan bolanya.

Fokus Refan terganggu ketika seorang perempuan mengawasinya dari jauh. Hingga akhirnya Refan menyerah untuk melanjutkan dan lebih memilih menghampiri gadisnya.

Refan melambaikan tangannya diikuti Fio yang juga melambaikan tangannya.

"Hai Pisang.." sapa Refan sembari mencubit pipi Fio.

"Pisang?"

Refan terkekeh, "Pio Sayang."

"Nama gue pake F bukan P."

"Ya udah gak apa-apa. Yang penting cantik!" Kata Refan bersikeras tidak mau mengubahnya karena menurutnya itu unik dan sangat langka digunakan oleh orang yang berpacaran. "Haus nih, kesini gak bawa minum buat aku?"

"Dih, sejak kapan jadi aku kamu?"

"Barusan," ujarnya mengerucutkan bibirnya merajuk. "Kamu bener-bener gak peka ya, Pi. Jelas-jelas kamu liat aku tadi main basket kepanasan. Aku kira tadi kamu kesini bawa minum atau makanan buat aku. Ternyata enggak dua-duanya."

"Nih!" Fio langsung memberikan sebuah Aqua botol pada Refan yang ia sembunyikan di balik punggungnya.

Refan tersenyum melihat itu. Ia hendak ingin memeluk Fio saking senangnya merasa diperhatikan.

Belum sempat Refan melingkarkan tangannya pada kepala gadis itu, Fio malah menahannya membuat Refan mengernyit.

"Kenapa? Gak mau di peluk?" ucap Refan kecewa.

"Bau keringet," jawab Fio saat melihat Jersey yang Refan pakai sudah basah karena keringatnya yang bercucuran.

Refan cengengesan. Laki-laki itu malah makin jahil dan berusaha mendekapnya. Tidak peduli jika keringatnya bau, ia hanya ingin memeluk Fio. Toh, Refan sudah biasa seperti ini pada Fio. Untuk apa ia harus jaga imej di depan kekasihnya jika Fio sudah terbiasa dengan hal seperti ini?

"Ih Refaaannn sana jauhaaannn. Bauuuu.." kesal Fio berusaha melepaskan tangan Refan melingkar di lehernya.

Refan tertawa. Ia malah makin mempereratnya. "Haha coba cium, Fi. Keringet gue wangi tau!"

"Wangi bangkai iya," ledek Fio.

"Sembarangan!"

Refan tertawa dengan ledekan Fio. Makin hari Fio makin lucu dimatanya. Meskipun Refan sudah mengenalnya lama, tapi untuk lebih merasa dekat dengan Fio seperti ini baru bisa Refan rasakan sekarang. Refan menjadi lebih leluasa atas diri Fio.

Tawa mereka tiba-tiba terhenti kala mereka tak sengaja berpapasan dengan Aldo.

Aldo menatap kedua pasangan itu sekilas, lalu hendak kembali berjalan pura-pura tidak melihatnya.

"Aldo.." panggil Fio membuat Aldo menghentikan langkahnya.

Fio kembali bergantian menatap Refan. "Sana, Fan. Lo harus minta maaf sama Aldo," kata Fio sembari mendorong pelan tubuh Refan.

"Kok gue?"

"Fan. Gue tau lo belum baikan sama Aldo. Dan gue mau liat kalian temenan lagi. Gue salah, karna gue yang udah ngebuat kalian jadi musuhan kayak gini. Maaf," lirih Fio menyesal.

"Bukan salah lo Fi," ucap Refan dan Aldo bersamaan.

Sontak mereka saling melempar pandang karena tidak menduga dengan ucapan mereka.

"Fi, ini bukan salah lo. Ini salah Refan, kalo aja waktu itu dia gak mukul gue di lapangan. Gue gak akan benci dia, Fi." Aldo memulai membuka suaranya.

Boyfriend Material(END)Where stories live. Discover now