10. Deep talk

346 16 0
                                    

Happy reading!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy reading!

Adam menyeret Hawa untuk memasuki mobilnya, lelaki itu sudah diliputi amarah yang tertahan "apa maksud kamu jalan berdua dengan lelaki lain?" Adam menahan nada bicaranya agar tak membentak gadisnya itu

"Jalan berdua? Pemikiran kamu aneh banget tau nggak! Udah jelas-jelas kita dari kampus kamu bilang jalan berdua" balas Hawa tak kalah sengitnya

"Kamu kan bisa berangkat sendiri, wa. What's wrong with you?"

Hawa tertawa hambar "what's wrong with me? Aku fikir itu pertanyaan yang harusnya kamu ajukan ke diri kamu sendiri deh mas"

"I think kamu nggak usah mikir macem-macem deh, hubunganku dan mas Bumi seperti hubungan kamu dan bu Aisyah" lanjutnya

"Saya dan Aisyah sebatas teman"

"Ya... Dan aku sama mas Bumi juga seperti itu, we just friend"

Adam frustasi sendiri mendengar jawaban Hawa, gadisnya terkesan dingin dan acuh kepadanya, apa yang salah dengan dirinya saat ini

"Okey, i'm sorry. Mungkin saya hanya terkejut, boleh saya memeluk kamu?"

"Sure"

Adam merengkuh Hawa ke pelukannya "saya lelah. Maaf sudah memarahi kamu, setelah sampai disini saya langsung menuju rumah kamu, dan mama bilang kalau kamu keluar sama lelaki sebayamu"

"Tanpa fikir panjang, saya langsung mencari informasi keberadaan kamu dadi Fika, katanya kamu dikampus"

"Emosi saya meluap saat melihat kamu tertawa bersama lelaki lain, saya hanya merasa cemburu, wa"

"Ini pertama kali dalam hidup ini saya merasa insecure dengan lelaki lain, dia tampan dan tentunya masih muda"

"Saya sudah mendengar berita kalian dari awal, awalnya saya menganggap itu hanya gosip semata, tapi melihat kamu dan lelaki itu, tak urung membuat saya merasa sakit"

Hawa terdiam mendengarkan curhatan dari Adam, ia merasa bersalah sekarang, hawa memang tak mengkonfirmasi berita itu kepada Adam, toh lelaki ini tidak sama sekali menanyakan, tapi ternyata diam-diam Adam menaruh cemburu yang besar, baru tadi ia meragukan cinta Adam.

Sejujurnya Hawa senang nggak?

Of course, gadis itu merasa senang, inilah saat yang ia tunggu, mendengar keluh kesah Adam karena cemburu dan insecure, tapi mendengar Adam berbicara seperti itu membuat hatinya sedikit tidak terima, hey kenapa Adam harus mengatakan jika Cakra lebih tampan? Selera Hawa tuh Adam banget loh, brewok dan berotot

Bahkan Hawa sengaja menyapu tidak bersih biar brewok Adam tetap look stunning

"Aku menyesal tidak menjelaskan dari awal mengenai berita itu, seperti apa yang sudah aku bilang, aku dan dia hanya sebatas teman, dan maaf, aku sama dia akan sering bertemu mungkin untuk sebulan ini, ada acara kampus yang mengharuskan aku berkerja sama dengan dia" jelas Hawa

"Saya akan tetap mengawasi kalian, kalau perlu saya akan mengajukan diri sebagai pengawas acara itu"

"Jangan, itu akan menambah pekerjaan mas Adam, aku tidak lupa sama masalah kantor kamu, dan aku udah janji akan membantu bukan? Itu artinya kita juga akan sering bertemu, akan aku usahakan membagi waktu dengannya dan denganmu" Hawa tertawa sambil mendekap erat Adam

"Kenapa saya merasa dimadu ya, wa" keluhan Adam membuat Hawa semakin tertawa

"Sometimes we need to talk like this, mas. buat menyelesaikan masalah kita, cemburu itu berat kan mas? Itu yang aku rasain juga selama ini"

"I regret it, wa. Saya merasa bodoh tidak bisa menjaga hati kamu, mungkin mulai sekarang saya akan berusaha lebih keras membangun benteng biar nggak ada satupun orang yang bisa masuk ke wilayah kamu dihati saya"

"Me too"

"Saya benar-benar mencintai kamu, Hawa"

"Aku juga mas"

"Kamu mencintai dirimu sendiri?"

"Eh bukan--maksud aku, I love you mas Adam"

***

Setelah mengantarkan Hawa pulang, Adam melajukan mobilnya menuju apartemen miliknya, ia melihat sepatu perempuan yang ia kenal tergeletak disamping sepatu-sepatu miliknya

"Dijah?"

Gadis yang awalnya santai menonton televisi sontak menoleh karena mendengar namanya dipanggil

"Mas"

Khadijah atau Dijah, adik dari Adam

Dijah berjalan cepat menuju tempat Adam berdiri, ia memeluk kakak semata wayangnya itu "mas kenapa nggak pulang ke rumah?"

"Abi marah ke umi semenjak kejadian itu, rasanya rumah menjadi lebih dingin"

Adam menghela nafasnya "maaf Dijah, tapi umi benar-benar keterlaluan"

"Dijah mohon mas, maafin umi, ayo kita pulang"

"Mas akan pulang saat umi menyadari kesalahannya, dek"

Khadijah melepaskan pelukannya dari Adam, gadis yang tingginya hanya sedada Adam itu mendongak, menatap kakaknya
"Mas benar-benar menolak perjodohan itu?"

"Kamu tentu tau jawabannya"

Khadijah menundukkan wajahnya, ia meremas jari-jarinya gugup "tapi mbak Aisyah wanita baik mas"

"Lalu apakah Hawa bukan wanita baik?"

"Baik, maksud Dijah-- mbak Aisyah itu tipe istri idaman, dia pintar dalam segala hal"

"Mending kamu pulang, mas tau kalau kamu kesini karena perintah umi"

Adam meninggalkan adiknya itu dan memilih berjalan ke kamar, ia tak mendengarkan panggilan adiknya

-to be continue-

Next part bakal flashback pertengkaran Adam dan uminya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Next part bakal flashback pertengkaran Adam dan uminya

S E R A S I ? [END]Where stories live. Discover now