1. She Monopolizes You

771 21 0
                                    

Sebelum kalian baca cerita ini?
Aku mau kasih tau kalau cerita ini hanya sampai 10 Chapter. Selebihnya akan di pindahkan ke versi PDF.

Dan untuk kalian yang mau baca PDF-nya secara langsung?

Kalian bisa pesan melalui :
- Instagram : gsnctarea_ (Dm Insta)
- Whastapp : 085777297491 (Only Chat)

Dengan Format Pembelian :

Judul PDF           :
Alamat Email    :
Bukti Transaksi :

Pembayaran melalui :

- BCA : 5750675559 An. Khairani Azzahra
- Cimb Niaga : 705278454300 An. Khairani Azzahra
- Nobu : 10511259415 An. Khairani Azzahra
- Shopee Pay : 081513926010
- Dana : 081513926010
- Ovo : 081513926010
- Gopay : 081513926010

⚠️ Khusus pembayaran melalui Shopee Pay, Dana, Ovo & Gopay +3.000 u/biaya admin

Warning! Pdf akan dikirim apabila Bukti Transfer sudah dikirim!

Harga PDF : Rp. 65.000
Halaman PDF : 162 halaman.
***

*drt drt* deringan di ponsel seorang pria, sukses membuat fokus sang pria teralihkan.

"Siapa?" Tanya sang wanita yang saat ini sedang ada di hadapan sang pria.

"Karina." Satu jawaban yang keluar dari mulut sang pria, sukses membuat sang wanita mendengus kasar.

"Jangan di jawab." Kalimat yang merupakan perintah serta larangan, yang keluar dari mulut sang wanita, kepada sang pria.

"Tapi Na, kali aja ini telepon penting dari dia. Orang tua dia kan lagi gak ada di Jakarta. Dia lagi sendirian di sini." Ujar sang pria, meminta pengertian dari wanita yang bernama Na Jaemin, atau yang sering di panggil Nana.

"Kamu pikir aku perduli? Tidak Lee Jeno! Mau dia sendirian di kota ini, di rumahnya atau di mana pun aku gak perduli! Toh di rumahnya juga ada bibi sama supirnya! Dia gak sendiri-sendiri amat Lee Jeno!" Ujar Jaemin kepada Lee Jeno atau yang sering di sapa Jeno. Pria yang saat ini ada di hadapan Jaemin.

Namun Jeno bukan-lah Jeno, kalau menuruti ucapan Jaemin. Apalagi Karina itu sahabatnya dari kecil. "Maafkan aku Na." Ujar Jeno, yang langsung beranjak dari kursi Jaemin, untuk menjawab telepon Karina.

"Anjing!" Satu kalimat makian yang keluar dari mulut Jaemin, begitu melihat Jeno lebih memilih mengangkat teleponnya.

Setelah beberapa menit mengangkat telepon dari Karina, Jeno pun kembali ke Jaemin lagi.

"Sahabat lo bilang apa? Kali ini dia nyuruh lo apa lagi?" Tanya Jaemin yang sudah mengganti panggilannya dari aku-kamu, menjadi Lo-gue kalau rasa kesalnya sudah tidak di bendung lagi.

"Dia minta aku untuk anterin dirinya chek up ke rumah sakit." Ujar Jeno.

"Dan sekarang lo pengen pamit pergi ke gue?" Terka Jaemin, yang langsung di balas anggukkan kepala oleh Jeno.

"Aku janji, habis aku anterin dia chek up? Aku bakalan balik lagi ke kamu, sesuai rencana kita." Ujar Jeno, yang meminta sedikit pengertian Jaemin.

Jaemin mendecak kesal begitu mendengar penuturan Jeno. "Sebenarnya yang jadi pacar lo ini siapa sih? Gue atau dia?!" Pertanyaan yang entah sudah berapa kali keluar dari mulut Jaemin.

"Tentu saja kamu yang. Kamu kan tau sendiri kalau Karina itu cuma sahabat aku dari kecil." Jawaban polos yang selalu keluar dari mulut Jeno, ketika Jaemin bertanya seperti itu.

"Tapi kenapa lo selalu menghabiskan waktu sama Karina di banding gue?" Tanya Jaemin lagi.

"Kok kamu ngomongnya kayak gitu sih? Aku kan cuma ingin nganterin Karina Chek up, yang." Ujar Jeno.

"Alah! Chek up kok setiap gue sama lo lagi ingin menghabiskan waktu bersama? Kayaknya sahabat lo gak suka sama hubungan kita deh. Kayaknya chek up-nya dia cuma peralihan agar gue sama lo gak jadi jalan sama-sama." Ujar Jaemin, yang terus berusaha menyadarkan Jeno.

Tapi tetap saja! Yang namanya Lee Jeno, tetap Lee Jeno! Jeno gak akan percaya ucapan yang keluar dari mulut Jaemin, apabila itu semua menyangkut sahabatnya.

"Jaemin, jangan ngomong kayak gitu. Karina gak mungkin kayak gitu. Orang dia orang pertama yang setuju dan yang ngucapin selamat atas hubungan kita." Ujar Jeno, memperingati ucapan Jaemin.

Sedangkan Jaemin mendecih begitu mendengar ucapan Jeno. "Setuju? Kalau dia setuju atas hubungan kota, dia gak mungkin ganggu hubungan kita. Lo tau gak kalau selama ini waktu lo sama dia lebih banyak daripada waktu lo sama gue?" Ujar Jaemin yang masih berusaha menyadarkan Jeno.

Jeno terdiam, lalu menghembuskan nafasnya kasar. Tangannya terulur untuk mengambil kedua tangan Jaemin. Di usapnya secara perlahan punggung tangan Jaemin. "Sayang, aku tau kalau saat ini kamu sedang cemburu sama Karina. Tapi aku berani sumpah, kalau dia itu cuma sahabat aku. Aku gak ada perasaan lebih dari sahabat sama dia. Perasaan cinta dan sayangnya aku itu cuma buat kamu." Ujar Jeno, yang berusaha menenangkan Jaemin yang sepertinya sedang cemburu dan emosi.

"Gue tau lo nganggep dia cuma sahabat! Tapi dia nganggep lo itu bukan sahabat Jeno! Dia nganggep lo itu sebagai pria, pria yang di cintai. Bukan sahabat pria!" Ujar Jaemin.

"Sayang~~~ Karina gak mungkin menganggap seperti itu. Dia bilang sendiri sama aku, kalau dia gak ada perasaan apapun ke aku." Ujar Jeno sekali lagi, agar Jaemin tidak cemburu berlebihan kepada sahabatnya.

"Kalau gue gak izinin lo buat anterin dia chek up, lo bakalan tetap jalan?" Tanya Jaemin, yang lagi-lagi langsung di jawab anggukkan kepala oleh Jeno.

"Kasihan dia yang. Dia sendirian di sini. Gak ada yang nganterin di chek up selain aku." Ujar Jeno.

"Emangnya dia gak punya temen selain lo apa?" Tanya Jaemin yang masih tidak percaya, kalau Karina tidak mempunyai teman selain Jeno.

"Gak ada sayang. Cuma aku doang temannya dia." Jawan Jeno.

"Tapi gue tetap gak akan izinin lo buat anterin dia. Dia bisa pergi sama bibi dan supirnya Jeno!" Ujar Jaemin sekali lagi, yang tetap kekeh tidak mau Jeno pergi.

"Maafin aku sayang. Aku gak bisa nurutin ucapan kamu kali ini. Orang tuanya udah nitipin dia ke aku, selama mereka pergi. Jadi, aku harus mengantarkan dia chek up." Ujar Jeno, yang langsung pergi dari hadapan Jaemin.

"Anjing! Anak anjing! Karina anjing!" Kalimat makian yang terus keluar dari mulut Jaemin, yang sudah sangat kesal akan wanita yang bernama Karina.

Jaemin itu tau, sangat tau kalau chek up itu hanya alasan belaka Karina. Karina slelau mempunyai cara agar Jeno sama Jaemin tidak bisa berdekatan lama-lama.

Ada saja caranya Karina, ketika Jaemin sedang jalan bersama Jeno, atau sedang ingin menghabiskan waktu berdua bersama Jeno.

Chek up lah, perutnya sakit lah, mobilnya mogok, orang tuanya yang suka bertengkar, dan masih banyak lagi alasan yang di pakai Karina, agar Karina bisa menghabiskan waktu bersama dengan Jeno; kekasihnya.

Sedangkan Jeno sendiri tuh gak sadar kalau dirinya lagi di monopoli Karina! Padahal Jaemin udah sering kali ngasih tau Jeno. Tapi ya kalian tau sendiri Jeno tuh bodoh banget kalau soal ginian.

"Pacaran tapi berasa kayak gak pacaran anjing!" Rutuk Jaemin yang masih kesal akan Karina dan juga Jeno.

Bukan cuma alasan saja yang Karina gunakan untuk menghancurkan kebersamaan Jeno dengan Jaemin. Tapi Karina juga sering ikut ketika mereka tengah pergi bersama dengan berbagai macam alasan.

Padahal Jaemin udah ngelarang dan nolak mentah-mentah Karina buat gabung kalau mereka sedang pergi bersama.

Tapi ya kalian tau sendiri bodohnya Jeno, di tambah muka tembok Karina yang gak ada risih-risihnya gabung ke orang yang lagi pacaran.

STAY WITH YOU - NOMINWhere stories live. Discover now