5. Unmood

228 17 1
                                    

"Yang, bangun." Ujar Jeno, membangunkan Jaemin yang tengah tertidur, begitu mereka tiba di penginapan yang mereka tuju.

"Hoam...." nguapan mengalun indah, di sertai perenggangan tubuh, yang Jaemin lakukan saat ini.

*cup* satu kecupan manis singgah di bibir Jaemin, membuat Jaemin memutarkan kedua bola matanya jengan. Jeno selalu mengambil kesempatan dalam kesempitan.

"Ayo turun sayang, kita udah sampe." Ujar Jeno, mengusak surai rambut Jaemin dengan gemas, lalu keluar dari mobilnya lebih dulu.

Sedangkan Jaemin masih mengumpulkan nyawanya dulu, sebelum akhirnya dia keluar menyusul Jeno yang sudah lebih dulu keluar.

Barang bawaan yang tidak banyak, membuat mereka tidak perlu repot untuk mengemasi barang mereka begitu tiba. Cukup membawa barang belanjaan yang di beli oleh Jeno tadi.

"Lama banget sih yang." Ujar Jeno yang ada di depan pintu Villa mereka, kepada Jaemin yang baru saja tiba, tapi sudah bergelayut manja di lengan tangan Jeno.

"Bawel ish! Lagi kenapa gak masuk duluan?" Ujar Jaemin, diiringi decakan kasar.

"Ya kan biar bisa masuk bersama." Ujar  Jeno, yang mulai masuk membawa Jaemin.

"Ya ilah, udah kayak--" Ucapan Jaemin terhenti, karena seseorang memanggil dirinya. Ah, bukan cuma dirinya saja! Tapi juga memanggil Jeno.

"Jeno, Jaemin! Kalian baru saja tiba?!" Seru seseorang dengan senyumannya yang merekah, begitu melihat Jeno dan Jaemin tiba di dalam rumah.

Jaemin speechless, begitu melihat Karina yang saat ini ada di hadapannya. "Loh, Karina?" Seru Jaemin yang ketelepasan, karena terkejut melihat Karina.

"Loh, Jaemin kenapa terkejut kayak gitu? Emangnya Jeno gak kasih tau kalau ide ini berasal dari aku? Aku ingin berlibur bersama Jeno dan juga dirimu." Ujar Karina menjelaskan.

'Ya kalau gue tau ada lo di sini, gue ogah ikut! Masalahnya ini anak bangsat gak ngasih tau kalau lo ikut!' Batin Jaemin, memaki Karina dan juga Jeno.

"Ah, Jeno gak kasih tau tuh. Gue kira cuma kita berdua doang. Gue risih sebenarnya kalau harus jalan sama orang lain, sementara gue cuma mau berdua sama pacar gue." Tekan Jaemin, supaya perempuan di hadapannya ini paham.

Tapi ya gitu... namanya juga muka tembok, pasti akan pura-pura gak paham apa yang dia maksud. Sementara kekasihnya malah memperingati dia. "Yang jangan kayak gitu ah. Niat Karina kan baik." Peringat Jeno, yang sukses membuat mood-nya langsung turun seketika.

"Kamar gue di mana?" Tanya Jaemin sarkas, menatap Karina.

"Oh itu di sana." Seru Karina seraya menunjukkan letak kamar Jaemin.

Tanpa tunggu lama, Jaemin langsung melepaskan gandengan tangan di lengan Jeno, dan langsung berjalan menuju kamarnya sendiri.

Dia udah unmood parah. Katanya tadi berangkat cuma berdua. Tapi pas udah sampe di sini ternyata gak cuma berdua.

*brak* suara bantingan pintu yang cukup keras, yang Jaemin lakukan sebagai tanda kalau dia marah.

Jeno yang melihat itu, langsung menghela nafasnya kasar. "Kayaknya Jaemin gak suka lihat aku di sini. Apa aku pergi aja ya dari sini?" Pertanyaan polos penuh keluguan, yang keluar dari mulut Karina.

"Jaemin emang kayak gitu kok. Nanti juga balik sendiri. Kamu gak usah mikirin ya. Lagi red flag kayaknya dia." Jelas Jeno yang tidak enak kepada Karina.

"Kalau gitu aku ke Jaemin dulu ya. Aku bujuk dia biar gak unmood." Pamit Jeno, yang langsung pergi ke kamar Jaemin.

Tanpa mengetuk pintu, Jeno malah langsung masuk ke kamar yang Jaemin tempati.

Sampai di dalam, ia langsung di hadapkan pemandangan Jaemin yang tengah berdiri di balkon kamar yang sedang ia tempati.

Tanpa menunggu lama, Jeno langsung menghampiri Jaemin, dan memeluk Jaemin dari belakang. "Jangan marah." Ujar Jeno, yang saat ini sudah menaruh dagunya di pundak Jaemin, dengan Posisi yang sedang memeluk Jaemin dari belakang.

"Kita di sini tujuannya buat liburan, bukan buat marahan kayak gini." Jelas Jeno sekali lagi, tanpa adanya rasa malu.

Udah tau dia yang buat Jaemin marah kayak gini. Udah tau dia paling gak suka melihat Karina ada di sekitar mereka berdua. Udah gitu di satu sisi sebelumnya Jaemin lagi marah kepada Jeno. Seharusnya Jeno memperbaiki amarahnya lebih dulu, dengan menjauhkan Karina dari hubungan mereka. Tapi eh tapi... dia malah membawa Karina ke hadapan-nya, yang membuat moodnya hancur seketika.

"Yang..." panggil Jeno, dengan kepala yang sibuk menciumi leher jenjang Jaemin. Sementara Jaemin hanya diam tak bergeming. Saat ini dirinya benar-benar sangat marah dan ia lebih memilih untuk diam, guna meredahkan amarahnya.

Pasalnya kalau Jaemin tidak menahan rasa amarahnya? Ia yakin kalau mulutnya akan membuat orang lain sakit hati, begitu dia membuka mulut. Jadi, daripada hal itu terjadi? Lebih baik ia diam sejenak, sampai gejolak kesal di hatinya redah.

Sementara dengan bodohnya Jeno malah masih meneruskan aksinya. Mencium perpotongan leher Jaemin. Tidak hanya mencium, ia juga mulai menjilati, dan menghisap leher Jaemin. Membuat tanda ungu kebiruan di leher Jaemin. Sementara tangannya tak diam untuk meraba perut mulut Jaemin dari dalam.

Jaemin yang terlanjur kesal pun langsung menyetakkan tangan Jeno dari tubuhnya, dan membalikkan tubuhnya jadi menatap Jeno.

Manik mata mereka bertemu dan saling bertukar pandang selama beberapa menit. Sampai akhirnya Jaemin memberanikan diri untuk mencium Jeno lebih dulu.

Jeno yang mendapatkan perlakuan itu, hanya bisa mengikuti permainan Jaemin yang sangat terburu dan terkesan berantakan. Saling melumat satu sama lain, membelit lidah satu sama lain, serta membagi salivah satu sama lain.

Ciuman mereka akhirnya terlepas, karena Jaemin sudah tidak bisa menahan nafasnya lebih lama, ia benar-benar kehabisan nafas karena ulah Jeno. Tapi tak selang lama, ia langsung menjelajahi area perpotongan leher Jeno.

Mencium, menjilati, dan menghisap leher Jeno dengan sangat dalam, dan menimbulkan bercak ungu kemerahan di perpotongan leher Jeno. Sama seperti apa yang Jeno lakukan tadi. Dan ya! Jaemin yakin kalau orang lain langsung menyadari karya yang Jaemin buat pada perpotongan leher Jeno.

Sementara Jeno diam saja. Membiarkan Jaemin melakukan apapun yang ia mau pada tubuhnya. Sampai akhirnya Jaemin menghentikan kegiatannya, dan langsung keluar dari kamarnya.

Jeno menghela nafasnya kasar, begitu melihat Jaemin yang langsung melenggang keluar, sementara kegiatan mereka benar-benar tanggung. Jeno sudah trun on, dan bagian bawahnya sudah sangat sesak.

"Terpaksa solo." Gumam Jeno dengan wajah melasnya, dan langsung berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar Jaemin.

Sementara Jaemin tidak perduli. Memang itu tujuan utamanya, untuk memberikan Jeno hukuman, atas tindakannya yang benar-benar bodoh.

Sampai di luar, Jaemin langsung di hadapkan oleh Karina yang sedang menata makanan yang ada di dalam meja makan. "Jeno mana?" Tanya Karina, begitu melihat Jaemin.

"Lagi solo di kamar mandi."

STAY WITH YOU - NOMINWhere stories live. Discover now