02.Abi Adam

7.9K 1K 49
                                    

Saat ini Adam dan Friska sedang bersiap sholat subuh bersama, soal semalam Friska benar-benar tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. Malam itu Adam benar-benar terlihat berbeda.

"Udah siap belom?" Adam sudah rapi dengan peci hitam dengan wajah yang sedikit basah.

'Gila ganteng banget, kenapa gue baru sadar sekarang?' Di mata Friska Adam terlihat begitu tampan.

"Heh, malah bengong." Adam melambaikan tangannya di depan wajah Friska.

"Eh iya ini, tinggal ngiket doang." Friska segera mengikat tali atasan mukenah nya.

Adam tersenyum lebar. "Saya ganteng ya?"

Friska memalingkan wajahnya. "Pede gila, muka lo pas-pasan. Udah cepet mulai, gue udah siap nih."

"Iya Umi, nggak sabaran banget," ujar Adam.

"Cepetan Abi." Detik berikutnya Friska bergidik ngeri. "Jijik banget sumpah. Abi Adam ... Pengen nangis gue habis ngomong kayak gitu."

Adam tertawa karena tingkah konyol Friska, tidak lama kemudian raut wajah Adam terlihat serius. Adam berbalik badan dan mulai menjadi imam shalat untuk Friska.

Selang beberapa menit mereka selesai shalat subuh, Adam duduk sedikit miring agar bisa melihat Friska. Hal yang membuat Adam terkejut adalah Friska mengambil tangannya dan mencium punggung tangannya.

"Udah mulai sholehah ya kamu." Adam terkekeh pelan.

Friska mengerjap. "Betul kan ya cium tangan? Apa gue harus cium kaki?"

Tawa Adam pecah. "Ya kalik, emang kamu mau cium kaki?"

"Ogah lah, gila aja lo! Habis, gue nggak pernah di imamin soalnya," ucap Friska.

"Iya lah, kan baru sekarang nikahnya. Mau di imamin siapa? Satpam komplek?" Lagi-lagi Adam tertawa.

"Nglawak lo, satpam komplek dah punya bini. Masa iya gue mau jadi selingkuhannya, kalau di jadiin film judulnya satpam komplek mengimami selingkuhannya," ucap Friska.

"Terus istrinya tiba-tiba dateng, bukannya ngelabrak malah ikutan jadi makmum," sahut Adam.

"Garing, pengen nangis sumpah. Judulnya ganti jadi aku menjadi imam istri dan selingkuhan ku," balas Friska.

Kedua orang itu sama-sama tertawa, Friska dan Adam jika di satukan pasti tidak pernah serius. Friska terbilang barbar, sementara Adam kalemnya langsung hilang saat di dekat Friska.

"Udah jangan bercanda, kamu nggak mau doa?" Adam akhirnya berhenti tertawa.

Friska menghentikan tawanya dan mengangguk pelan. "Lo yang doa, gue yang aminin."

Adam mulai berdoa, bibir lelaki itu tampak bergerak namun tidak mengeluarkan suara. Jujur saja Friska penasaran dengan doa Adam.

"Doa apa?" tanya Friska setelah Adam selesai berdoa.

Adam terdiam sejenak. "Mau tahu?"

"Mau! Emang doa apa?" Friska tampak sangat penasaran.

"Sini deketan." Adam mengayunkan tangannya memberi instruksi agar Friska mendekat.

Friska mencondongkan wajahnya. "Apa?"

"Kepooo kamu." Adam tertawa dan menarik salah satu pipi Friska.

"Adam ih, sakit!" Friska meninju pelan bahu Adam.

"Ya udah maaf." Adam mengusap pelan pipi Friska. "Tahu nggak? Kamu cantik."

Kata yang begitu sederhana, namun mampu membuat jantung Friska menggila.

***

Setelah sarapan Adam dan Friska duduk di kursi kayu yang ada di teras, rumah Adam begitu besar. Halaman Adam saja sangat luas seperti lapangan sekolah.

Adam & Friska { Pasangan Halal }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang