Chapter 0.8 |Sebuah pertolongan

123 16 0
                                    

"Hanya sebuah pertolongan, membuat dirinya semakin risih. Semakin dekat, akan benci atau sebaliknya?"

💅💅💅

Kini, rencana Zalfa yaitu untuk melabrak Dezka dkk yang akan membully Raja.

Setelah jam pulang sekolah tiba, Zalfa segera berlari menuju gudang yang ada di dekat ruang musik. Perempuan itu bersembunyi di dekat tembok perbatasan dengan ruang lain untuk menunggu Dezka dkk yang akan membawa Raja.

Benar saja, tak berselang lama, Angga dan Jarda sudah membawa Raja menuju gudang diikuti oleh Dezka di belakangnya, Zalfa melihat, Raja tak melakukan perlawanan. Padahal, dari cerita yang dia dengar di kamar mandi laki-laki bahwa Raja memukul Dezka.

Setelah memastikan mereka memasuki gudang, menunggu beberapa saat dan Zalfa pun masuk ke gudang sambil menendang pintu sampai pintu tersebut jebol. Masalah ganti rugi, Zalfa tidak masalah dengan hal tersebut.

Brak!

Semua yang ada di dalam gudang terkejut akibat tendangan Zalfa yang begitu kuat. Jangan salahkan Zalfa yang begitu kuat, dia belajar bela diri dari Ava, sahabatnya yang pintar bela diri.

"Za-zalfa ...." Dezka terlihat terkejut dengan kedatangan Zalfa yang sangat tiba-tiba.

"Mau lo apain si Raja? Mau lo bully, iya?" tanya Zalfa kehadapan Dezka.

"Iya, kenapa? Lo mau nyelamatin si buta? Gak usah deh, denger ya ... gue gak suka lo deket-deket sama si buta ini! Lo itu lebih pantes sama gue, manusia yang tidak memiliki kekurangan sama sekali. Bukan sama dia, manusia buta yang sok ganteng," ujar Dezka.

Wajah Zalfa seektika memerah menahan emosi, tangannya mulai mengepal. Bersiap-siap untuk melakukan tinjuan kapan saja.

"Kenapa diem? Terpesona?" Dezka berkata dengan percaya dirinya.

Bug!

Pukulan mau mendarat di pipi Dezka, membuat laki-laki tersebut mundur beberapa langkah. Angga dan Jarda yang melihatnya terkejut, lalu membantu Dezka yang kesakitan.

"Bangsat! Berani-beraninya lo mukul gue. Lo berdua tahan tuh cewek, akan gue kasi pelajaran karena berani mukul gue. Tapi sebelum itu, kita bermain dulu sama si buta dulu."

Bug!

Baru saja berbalik badan, sebuah pukulan kembali mendarat di pipi Dezka, membuat laki-laki ambrug ke lantai. Sebuah pukulan yang diberikan oleh seorang Raja tanpa ragu. Merasa kesal Dezka yang terus mendapat pukulan, Angga pun membalas pukul Raja.

Dug!

Belum melayangkan pukulan, kaki bagian belakang Angga di tending, membuat Angga bersimpuh di hadapan Raja. "Rasain!" ejek Zalfa sambil mengeluarkan lidahnya.

"Lebih baik kita pergi," ujar Jarda, lebih baik mereka pergi daripada memperkeruh keadaan. Sudah pasti mereka akan kalah, Jrda membantu kedua sahabatnya untuk berdiri dan keluar dari gudang dengan tertatih-tatih.

"Kalau gitu, ayo kita pergi." Zalfa yang memegang tangan Raja, ditepis oleh laki-laki tersebut. "Gue gak perlu pertolongan lo." setelah mengatakan hal tersebut, Raja pergi tanpa menghiraukan Zalfa.

Raja Brawijaya Where stories live. Discover now