(35) Triánta Pénte; End of Game

152 35 13
                                    

Sesak. Ia sama sekali tidak bisa bernapas. Seluruh tubuhnya terasa sangat berat dan perlahan ia merasa jatuh semakin jauh ke dalam kegelapan. Jane berusaha keras membuka mata, tersadar bahwa saat ini dirinya telah tenggelam ke telaga. Samar-samar ia melihat cahaya yang berasal dari atas, serta siluet makhluk hijau yang berenang cepat.

Jane tidak bisa terus seperti ini. Ia bisa mati. Sekuat tenaga Jane mengerahkan sisa energinya untuk bergerak, mengayunkan tangan dan kakinya berenang ke permukaan. Sedikit demi sedikit melawan arus sambil menahan sesak karena tidak bisa bernapas.

Dadanya terasa sakit, Jane hampir mencapai batasnya. Namun ia tidak bisa berhenti, Jane terus memaksakan dirinya berenang hingga permukaan. Sedikit lagi, Jane. Bertahanlah! Batinnya menyemangati diri sendiri.

"Pwuah!"

Kelegaan langsung memenuhi seluruh perasaan Jane ketika dirinya mencapai permukaan telaga. Langsung saja ia meraup udara sebanyak-banyaknya, memenuhi paru-parunya yang nyaris menciut karena kekurangan oksigen.

Sayangnya semua itu tak bertahan lama karena selanjutnya Jane merasa ada sesuatu yang menariknya ke dalam telaga. Menahannya untuk tidak keluar dari air. Susah payah Jane mempertahankan dirinya tetap di permukaan. Tetapi semua itu sia-sia karena arus menariknya dengan sangat kuat. Ia tenggelam lagi, terombang-ambing oleh aliran air yang bergerak abstrak dan tidak wajar.

Karena terkejut Jane tak sengaja meneguk air telaga, dan hal itu nyaris membuatnya kehilangan kesadaran. Di saat seperti ini, Jane tiba-tiba merindukan saudara kembarnya. Sebersit rasa bersalah muncul karena ia sudah membentak June tadi.

Kalau saja tadi ia tidak marah dan membuat mereka lengah, mungkin mereka berdua tidak akan terkena serangan sihir nyasar itu. Dan mungkin mereka berdua bisa bekerjasama untuk menangkap yokai.

Sekarang Jane bahkan tidak tahu apakah June selamat atau tidak. Ia juga tidak tahu bisa selamat dari sana atau tidak. Ugh, rasanya dada Jane semakin sesak karena diliputi rasa bersalah. June, aku minta maaf. Aku... tidak, tidak, tidak. Aku tidak boleh menyerah di sini. June bisa saja terbawa arus, bisa gawat kalau dia terbawa hingga ke laut. Aku harus menemukannya.

Dengan tekad yang baru saja ia dapatkan, Jane berusaha mengingat mantra sihir yang bisa menyelamatkannya dari sana. Berada di aliran air yang deras dan tidak wajar seperti ini, sangat berbahaya kalau memaksa untuk berenang. Tetapi di tingkat Pre-Class tidak banyak mantra yang dapat digunakan untuk menyelamatkan diri dari air.

Pikirkan, Jane. Pikirkan! Pasti ada jalan keluar dari arus air sialan ini! batinnya.

Mantra demi mantra diingatan Jane kebanyakan tentang cara menyerang dan bertahan dari serangan sihir. Percuma, sebanyak apapun ia mengingat, tetap tidak ada cara untuk―

Pats!

Tiba-tiba Jane melihat sebuah adegan samar di dalam kepalanya. Sebuah adegan di mana seorang pemuda yang mirip dirinya di serang mahkluk kerdil seram. Lalu pemuda itu hilang ke dalam tanah dan mendadak muncul di belakang makhluk kerdil.

Seolah terpikirkan oleh sesuatu, mata Jane melebar. Itu pasti penglihatan yang ia dapatkan dari June. Dengan kata lain saudara kembarnya selamat. Sungguh berita bagus. Ditambah lagi Jane sudah tahu bagaimana caranya keluar dari aliran air yang membuatnya terus terombang-ambing ini.

Di tengah-tengah situasi itu, Jane membayangkan sebuah lubang di tanah. Sebuah lubang besar yang mirip seperti gua. Jane tidak tahu apa yang terjadi, tetapi saat membayangkan semua itu ia merasakan sebuah gelombang aneh di tubuhnya yang mengalir bersama aliran darah. Gelombang itu mengalir deras, berpusat dari perut dan bergerak cepat ke telapak tangan. Kedua tangan Jane menjadi gatal, dan saat ia merentangkan tangannya ke depan, sesuatu yang tak terduga terjadi.

Mystika NyctophiliaWhere stories live. Discover now