Rasi terduduk pasrah ketika keputusan ayahnya untuk pindah rumah telah bulat.tangan dia mengepal karena begitu kesal dengan keputusan orangtuanya.dari kemarin orang orang rumah sudah mempersiapkan barang-barang untuk pindah."Yang...kamu beneran mau pindah?"
Seseorang dalam sambungan telpon seolah menahan tangis.Rasi diam mengulum bibir,bingung berkata apa apa karena takut hal yang diucapkan malah membuat pacarnya semakin sedih.diluar sana mamah sudah memanggil Rasi berkali kali untuk diajak makan bersama."emm..iya."
"TAPI— aku usahin kita bisa ketemu seminggu sekali,okay?"
"Please jangan sedih yah...."Rasi paling tidak bisa melihat jika Aca sedih karena dirinya.dari alasan lainnya,Rasi lebih suka Aca bersedih karena tidak bisa mengerjakan tugas matematika dibanding melihat sang pujaan hati harus bersedih apalagi besok mereka sungguh akan pindah ke suatu daerah yang sama sekali tidak ingin diketahui Rasi.
"Kenapa harus secepat ini sih Rasi?"
"Maaf."
"Kamu bahkan harus pindah sekolah juga."
"...."
"Nanti kalau aku enggak bisa ngerjain tugas matematika siapa yang bakal bantuin aku?"
Rasi makin kalut ketika Aca mulai mengeluarkan suara parau."aku bisa! Kamu tinggal kirim soalnya atau kalau mau minta jelasin kan bisa vc."
perbincangan lewat telpon itu terhenti ketika jam sudah menunjukkan waktu 12 malam.mau Rasi sih sampai jam 3 subuh tapi kasihan Aca tidak kuat begadang.Rasi melewatkan makan malamnya hanya untuk Aca seorang.walau sulit untuk terlelap karena sibuk memikirkan kira kira hal baru apa yang terjadi pada dia di tempat tinggal barunya nanti,Rasi tetap memaksakan matanya tertidur agar besok bisa bangun lebih pagi.
Pukul 06.00 keadaan rumah sudah berisik sebab kedua orang tua Rasi telah mengemasi segala barang mereka. Dia masih mengerjap mata untuk mengumpulkan nyawanya,tangannya bergerak mengambil handphone masih berharap Aca akan mengirimkannya pesan.
"Rasi ayo turun!! Sarapan dulu!"
Ngomong ngomong Rasi ini adalah anak tunggal.dia hidup bersama kedua orangtuanya dan memang ini bukan pertama kalinya mereka pindah tempat tinggal karena pekerjaan Ayah. Dulu saat Rasi masih SD,mereka juga sempat tinggal di suatu daerah tetapi sekitar beberapa bulan kemudian mereka memutuskan untuk kembali lagi.
"Rasi... Makannya kenapa cuma diliatin?" Ayah mulai berani mengangkat bicara lagi ketika dia lihat Rasi tampak tidak bersemangat pagi ini.tentu ayah tahu alasannya.
"Rasi..."
"Yah."Rasi memandang ayah setelah meletakkan garpu dan sendoknya,"apa aku engga bisa tinggal sama om aja?"walau Rasi tau betul ayahnya tidak akan mengizinkan dia untuk melakukan itu tapi setidaknya Rasi sudah berusaha.
"Rasi,ayah bakal bawa kamu kesini setiap hari minggu,ayah juga engga bakal ngelarang kalau kamu mau pergi sendirian."
Rasi melanjutkan makannya,masih memikirkan tentang Aca dan apa yang dia lakukan kedepannya.kedua orangtuanya sudah tahu kalau Rasi memiliki pacar yang tinggal tidak jauh dari rumah ini.saat mereka berangkat dan melewati rumah Aca,ayah sempat bertanya apakah Rasi ingin melihat Aca sebentar tapi Rasi menolak.mereka sebaiknya tidak usah bertemu ketika sudah ingin berpisah.
Diperjalanan Rasi memutuskan untuk tidur.tidak lagi mendengar pembicaraan kedua orangtuanya.
"Pah...gang ini bukan?"
"Coba tanya dulu deh....sama anak anak itu."
Ayah membawa mobil agak menepi lantas langsung memanggil beberapa anak laki laki yang sedang duduk santai di sebuah pos ronda.
YOU ARE READING
Warung Pak Cahyadi || NCT DREAM ✓
Fanfiction" gue rasa warung pak Cahyadi bukan warung mie ayam biasa." - Hekan " Lo bilang gitu karena kemarin Lo habis ketemu cewek yang Lo suka disana kan?" - Cazi "Engga......" "Warna di kehidupan kita semuanya berasal dari sana...." 10/07/2022