Ch. 4

323 60 13
                                    

Kita masuk ke tahap masalah
una notte a Napoli
Semoga kalian masih dapat memahaminya walau cerita ini sudah cukup lama😔🫶

Rumah itu terasa asing, jelas saja berbeda dengan hotel murah di Italia. Ornamen yang cukup klasik untuk kota metropolis— Eric menggeret koper cukup besar untuk sementara waktu tinggal dan bekerja sebagai palayan.

Dirumah Kim Sunwoo yang menyuruhnya untuk pulang. Yeonwoo ikut, sudah tertidur dikamar depan setelah lelah menjalani hari yang panjang.

Tarik ulur tentang perasaan, Eric kembali mengalah membiarkan Sunwoo menang. Si Kim berkata kalau ini hanya sesaat saja bukan selamanya. Semoga bukan untuk kebohongan kali kedua.

Lemari yang tinggi, Eric berusaha sampai dengan berjinjit kecil.

"Dikit lagi..." keluh Eric, menaruh box berisi buku baca tulis Yeonwoo yang penuh terisi pada bagian paling tinggi. Sampai dapat tercapai karena bantuan Sunwoo yang menahan pinggang Eric agar lebih.

"Got it?"

Sunwoo bertanya, Eric mengangguk sudah dan turun segera dari gendongan tanpa sengaja.

"Got it."

Memutar badan, agar dapat berhadapan. Tangan Eric dipundak Sunwoo, tangan Sunwoo melingkar dipinggang Eric dengan jantung yang berpacu.

"is there anybody left?"

Eric harus jawab apa kalau yang tertinggal sekarang kepercayaan dirinya.

"Tidak ada."

Gelengan pelan Eric berikan, tapi Sunwoo enggan melepas pelukan. Si Kim yang tadi pagi menangis sesenggukan, kini terlihat seperti mendapatkan hidupnya kembali dalam genggaman.

Hitam dan cokelat, seperti pohon yang matang siap berguguran. Mata Sunwoo begitu memikat kalau ditatap dengan lekat. Oleh sebab itulah Eric kembali jatuh dalam perangkap.

Eric tau kalau Sunwoo akan melunjak, di situasi yang tak biasa ini ia akan menangkap sinyal tanda meminta izin untuk melakukan ciuman, sengaja sekali Sunwoo mengacak-acak harga diri Eric yang kini tinggal sepenggal.

Bibir keduanya bertumbukan. Sama sekali bukan dalam situasi romansa seperti ketika mereka di Italia. Ini hanya Sunwoo yang memaksa. Pergulatan batin yang bisu, meski esensinya tetap sama. Bibir lawan bibir. Mulut yang tau mengejar tanpa ada tanda akhir.

Bak aliran listrik dengan voltase kecil yang menyetrum, Eric masih mampu merasakan dirinya tersengat. Jantungnya tidak lagi teratur saat Sunwoo terus perlahan menghapus jarak.

Miring kiri dan kanan, tangan Eric kini mengalung bebas pada perpotongan leher Sunwoo, menjejakan tangan yang hangat disana untuk terus memperdalam ciuman.

Kenapa jadi Eric yang bersemangat?

Saat sama-sama mengikis jarak untuk mengais udara yang sempat tersendat. Eric mendapati Sunwoo tersenyum; seolah hidup si Kim bergantung.

"this isn't how it was supposed to be, Nu."

"It was supposed to be, Ric."

Eric bisa apa saat ceritanya dengan Sunwoo adalah tanpa awal yang jelas, tanpa akhir yang tuntas.

Eric bisa apa saat ceritanya dengan Sunwoo adalah tanpa awal yang jelas, tanpa akhir yang tuntas

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
Una Notte A NapoliOnde histórias criam vida. Descubra agora